Sambandar (Tamil: சம்பந்தர், romanisasi: Campantar), juga dikenal sebagai Tirujnana Sambandar (Tamil: திருஞானசம்பந்தர், romanisasi: Tiruñāṉacampantar), adalah seorang penyair-sainta Shaiva dari Tamil Nadu yang hidup sekitar abad ke-7 Masehi[1].Informasi tentang kehidupannya sebagian besar bersumber dari karya-karya seperti Tevaram volume III, Periya Puranam, dan Tiruttondartokai karya Sundarar. Selain itu, beberapa inskripsi di kuil-kuil Siwa Tamil juga memberikan catatan mengenai perannya sebagai penyair dan tokoh spiritual.[2]

Sambandar

Dalam Periya Puranam, Sambandar digambarkan sebagai anak berbakat luar biasa. Disebutkan bahwa ia mulai menciptakan himne sejak usia dini dan bahkan telah menguasai Weda pada usia tiga tahun.[3] Keistimewaannya sering kali dianggap sebagai anugerah ilahi, di mana Dewi Shakti, Umadevi, memberinya ASI yang diyakini memberinya kebijaksanaan.[4] Sebagai penyair cilik yang menginspirasi, Sambandar menarik banyak pengikut, bepergian ke berbagai kuil Shiva di wilayah Tamil Nadu, dan menciptakan himne-himne indah bersama musisi pendampingnya, Tirunilakantayalppanar.[5]

Sejarah peristiwa

sunting

Salah satu peristiwa paling terkenal dalam hidupnya terjadi di Madurai, di mana ia terlibat dalam perdebatan filosofis melawan kelompok biksu Jain. Dengan dukungan Ratu Mangayarkkarasiyar, Sambandar mengalahkan para biksu Jain. Setelah kemenangan tersebut, Raja Pandya dan beberapa penganut Jain beralih ke Shaivisme, sementara biksu lainnya memilih kematian dengan cara tragis[6]. Sambandar meninggal pada usia muda, sekitar 16 tahun, pada hari pernikahannya. Diyakini bahwa pada saat itu, Dewa Shiva sendiri menjemputnya beserta keluarga menuju kediaman surgawi[7].

Karya Sambandar

sunting
 
Tevaram

Sambandar dikenal karena gaya bahasanya yang memadukan kesederhanaan dengan kedalaman spiritual. Himnenya menggambarkan keindahan alam, kasih sayang ilahi, dan perjalanan spiritual dengan irama yang kompleks[8]. Di bisa menjelaskan bagaimana ia menggunakan bahasa Tamil untuk menjangkau masyarakat luas, bukan hanya kaum elit berpendidikan. Karya-karya Sambandar yang tersimpan dalam tiga volume pertama Tirumurai mencakup 383 puisi atau total 4.181 bait. Himne-himne ini sering kali dinyanyikan dengan iringan alat musik tradisional yal, dimainkan oleh rekan setianya, Tiru Nilakanta Yazhpanar. Hingga kini, karya-karya Sambandar tetap dihormati sebagai warisan sastra dan spiritual Tamil Shaiva.[9]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Zvelebil, Kamil (1974). Tamil Literature (dalam bahasa Inggris). Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 978-3-447-01582-0. 
  2. ^ Cutler, Norman (1987-05-22). Songs of Experience: The Poetics of Tamil Devotion (dalam bahasa Inggris). Indiana University Press. ISBN 978-0-253-11419-8. 
  3. ^ Callewaert, Winand M.; Snell, Rupert (1994). According to Tradition: Hagiographical Writing in India (dalam bahasa Inggris). Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 978-3-447-03524-8. 
  4. ^ Khanna, Meenakshi (2007). Cultural History of Medieval India (dalam bahasa Inggris). Berghahn Books. ISBN 978-81-87358-30-5. 
  5. ^ Peterson, Indira Viswanathan, ed. (1989). Poems to Śiva: the hymns of the Tamil saints. Princeton library of Asian translations. Princeton, N.J: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-06767-4. 
  6. ^ Cort, John E. (1998-01-01). Open Boundaries: Jain Communities and Cultures in Indian History (dalam bahasa Inggris). SUNY Press. ISBN 978-0-7914-3785-8. 
  7. ^ Hopkins, Steven Paul (2002-04-18). Singing the Body of God: The Hymns of Vedantadesika in Their South Indian Tradition (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-802930-4. 
  8. ^ Cēkkil̲ār (1998). Periya Puranam: A Tamil Classic on the Great Saiva Saints of South India (dalam bahasa Inggris). Sri Ramakrishna Math. ISBN 978-81-7823-148-8. 
  9. ^ Peterson, Indira Viswanathan, ed. (1989). Poems to Śiva: the hymns of the Tamil saints. Princeton library of Asian translations. Princeton, N.J: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-06767-4.