Rumah Gadang Sangkak Karojan
Rumah Gadang Sangkak Karojan adalah sebuah rumah gadang yang berada di Nagari Aie Amo, Kecamatan Kamang Baru, Sumatera Barat. Rumah Gadang ini termasuk kedalam benda cagar budaya.[1]Bangunan Rumah Gadang ini berbentuk rumah panggung yang ditopang 20 tiang berdiameter rata-rata 16 cm. Tiang terbuat dari kayu Jua/Juar (nama Latin Senna siamea) dan tegak di atas batu sandi. Secara umum bangunan memiliki ukuran 5,5, m x 8,6 m dan luas 47,3 m². Tinggi bangunan hingga puncak gonjong mencapai 8 m.Terdapat dua jendela pada sisi depan bangunan dan dua pintu pada sisi depan dan kiri bangunan atau arah Utara bangunan. Untuk akses menuju bangunan menggunakan pintu samping yang dilengkapi dengan tangga kayu. Secara umum konstruksi pembentuk struktur rumah gadang mirip dengan sistem konstruksi rumah gadang umumnya.[2][3]
Rumah Gadang Sangkak Karojan | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
Cagar budaya Indonesia | |
Peringkat | Kabupaten |
Kategori | Bangunan |
Lokasi keberadaan | Nagari Aia Amo, Kabupaten Sijunjung |
No. SK | SK Bupati 188.45/533/KPTS-BPT-2020 |
Tanggal SK | 30 Desember 2020 |
Pemilik | Pemerintah Kabupaten Sijunjung dab BPCB Sumbar Indonesia |
Pengelola | Pemerintah Kabupaten Sijunjung dab BPCB Sumbar |
Koordinat | 0°44′03″S 101°15′48″E / 0.7342388°S 101.2633152°E |
Keunikan
suntingBangunan Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan beratap gonjong khas rumah gadang Minangkabau dengan dua gonjong. Material atap menggunakan bahan seng dan dinding papan dipasang tegak hingga lambai-lambai (lambak/les) jendela, kemudian dinding dipasang rebah. Sedangkan pada sisi kanan bangunan atau sisi Barat, dinding papan dipasang merebah keseluruhan. Dinding tegak dipasang pada bagian singok/segitiga loteng dan sayok singok. Pada bagian pereng dibentuk dari kayu berbentuk jumbai yang meruncing ke bawah. Pada bangian belakang terdapat bangunan yang berhubungan dengan bangunan inti, bangunan tersebut difungsikan sebagai dapur.[2]
Kerajaan Sangkak Karojan
suntingKerajaan Sangkak Karojan Sumua nan Janiah 14 Koto berada di Nagari Aie Amo Kecamatan Kamang Baru. Konon, nenek moyang Nagari Aie Amo berasal dari Tanah Suci yang berlayar melalui Laut Merah, Laut Siguntang-guntang sampai ke Palembang lalu ke Batang Hari, Jambi dan terus ke Batang Kuantan dan Batang Binuang. Ninik yang di atas itu adalah Dt. Andiko Rajo, Dt. Rajo Lelo Katik (Kotik Bandaro) dan rombongan.6 Pertama kali mereka menetap di suatu daerah ketinggian yang bernama Rumah Tinggi, dengan bertambahnya anggota keluarga maka menyebarlah mereka sampai ke 14 koto yaitu: limo koto di mudiak, ampek koto di tangah dan limo koto di hilie. Inilah kemudian yang menjadi wilayah Kerajaan Sangkak Karojan Sumua nan Janiah 14 koto. Sumua nan janiah berarti setiap perselisihan yang tidak bisa diselesaikan di koto masing-masing maka diselesaikan/dijernihkan, istilah setempat menyebutnya sebagai kegiatan barapek kauah atau bakauah bermusyawarah di Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan ini. Rumah Gadang ini sudah tidak dihuni lagi dan terakhir dipakai Tahun 2012.[3][2]
Rujukan
sunting- ^ "Pelestarian Benda Cagar Budaya Untuk Peningkatan Ekonomi". Website Resmi Pemerintah Kabupaten Sijunjung. Diakses tanggal 2022-11-24.
- ^ a b c Yuandha, Ade (2021-11-30). "Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan di Kabupaten Sijunjung". Halonusa.com. Diakses tanggal 2022-11-24.
- ^ a b "Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan Sijunjung - Informasi Situs Budaya Indonesia Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan Sijunjung". Informasi Situs Budaya Indonesia. 2018-10-18. Diakses tanggal 2022-11-24.