Royal Ambarrukmo Yogyakarta
Royal Ambarrukmo Yogyakarta adalah hotel berbintang 5 yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hotel yang dibuka pada tahun 1966 ini berada di kompleks Pesanggrahan Ambarrukmo milik Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, bersama dengan mal Plaza Ambarrukmo. Hotel ini dikelola oleh PT Mataram Indah Wisata, salah satu anak perusahaan Ambarrukmo Group yang juga mengelola Plaza Ambarrukmo, Plaza Malioboro, dan beberapa hotel lain di Yogyakarta seperti GRAMM Hotel dan Porta Hotel.[3]
Royal Ambarrukmo Yogyakarta | |
---|---|
Informasi umum | |
Lokasi | Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia |
Alamat | Jalan Laksda Adisucipto No. 81 |
Koordinat | 7°46′56″S 110°24′11″E / 7.78236°S 110.4030°E |
Pembukaan | 30 Maret 1966[1] |
Pemilik | Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat[2] |
Manajemen | PT Mataram Indah Wisata |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 7 |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | Hatmadi Yozo Shibata & Associates (interior) Muhammad Danisworo (1974) |
Pengembang | PP Construction & Investment Waskita Karya (1974) |
Informasi lain | |
Jumlah kamar | 247 |
Jumlah rumah makan | 5 |
Situs web | |
www |
Sejarah
suntingIde pembangunan hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta didasari atas keinginan Sultan Hamengkubuwana IX untuk mendirikan sebuah akomodasi mewah di Yogyakarta layaknya Hotel Indonesia. Sang Sultan melobi Presiden Soekarno untuk menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu lokasi pembangunan hotel yang didanai oleh pampasan perang dari Jepang. Letak hotel berdampingan dengan Pesanggrahan Ambarrukmo, sebuah pesanggrahan yang dibangun pada zaman pemerintahan Hamengkubuwana VI dan juga sempat dijadikan tempat tinggal untuk Hamengkubuwana VII setelah beliau lengser keprabon (turun takhta). Saat proyek hotel direncanakan, Pesanggrahan Ambarrukmo difungsikan sebagai Kantor Kabupaten Sleman, yang selanjutnya dipindahkan ke wilayah Tridadi pada tahun 1964.[4][5]
Setelah Soekarno menyetujui pembangunan hotel pada tahun 1961, proses pembangunan dimulai pada tahun 1963, dengan Pembangunan Perumahan sebagai pemborong sesuai dengan rancangan arsitek Ir. Hatmadi. Hotel ini selesai dibangun pada tahun 1965, dengan rencana peresmian pada tanggal 15 Maret 1966, namun gejolak politik akibat Gerakan 30 September menyebabkan penundanaan peresmian selama dua minggu. Pada tanggal 30 Maret 1966, Paku Alam VIII meresmikan hotel dengan nama Ambarrukmo Palace Hotel.[6]
Hotel ini awalnya dikelola oleh PT Hotel Indonesia International (HII), sebuah badan usaha milik negara Indonesia, yang menekan kontrak bangun-guna-serah dengan Kesultanan selama 30 tahun. HII menggandeng Okura Hotels untuk membantu pengelolaan, sebuah kerja sama yang berakhir pada tahun 1971. Hotel selanjutnya dikelola oleh Sheraton Hotels sebelum kontrak ini putus pula pada akhir tahun 1970-an. Pada tahun 1974, HII menambahkan sayap gedung baru yang menambahkan jumlah kamar dari 105 menjadi 265. Perluasan ini melibatkan Waskita Karya sebagai pemborong. Ambarrukmo Palace Hotel mengalami renovasi pertama kali pada tahun 1990 untuk menyegarkan interior kamar, sarana, dan prasarana yang tidak pernah berubah sejak dibuka 24 tahun silam. Renovasi ini selesai dua tahun kemudian dan memakan biaya sebesar Rp4 miliar.[1]
Ketika kontrak Kesultanan dengan PT Hotel Indonesia Natour (HIN), penerus dari HII, selesai pada tanggal 1 Maret 2004, hotel ditutup dan diserahkan kembali ke Kesultanan selaku tuan tanah. Pemutusan kerja sama tersebut dikabarkan karena Kesultanan merasa dirugikan atas kompensasi yang dibayar oleh HIN yang dianggap tidak cukup.[1]
Pasca penutupan, gedung hotel selanjutnya dibiarkan terbengkalai selama enam tahun, hingga Kesultanan menekan kontrak bangun-guna-serah dengan Ambarrukmo Group, perusahaan swasta yang dipercaya untuk mengelola Plaza Ambarrukmo, sebuah mal yang didirikan pada tahun 2006 dan terletak di sebelah barat Pesanggrahan Ambarrukmo, tidak jauh dari hotel.[7] Hotel kemudian mengalami renovasi dan dibuka kembali pada tanggal 27 Oktober 2011 dengan nama Royal Ambarrukmo Yogyakarta, awalnya melalui kerja sama dengan Santika Indonesia Hotels & Resorts.[8] Pada tanggal 1 Februari 2014, hotel ini lepas kerja sama dari Santika dan berdiri sendiri.
Fasilitas
suntingRoyal Ambarrukmo Yogyakarta menempati gedung berlantai 7. Hotel ini memiliki kapasitas kamar sebanyak 247 yang tersebar di 7 tipe, mulai dari Deluxe Room hingga Ambarrukmo Suite. Fasilitas pendukung lainnya berupa beberapa 5 rumah makan (Lobby Lounge & Bar, Poolside Lounge & Decks, Punika Deli, Royal Club Lounge, dan Samazana Restaurant), kolam renang, spa, pusat kebugaran, dan gedung pertemuan, termasuk dua balai riung bernama Kasultanan dan Karaton yang dapat digunakan untuk upacara pernikahan. Hotel ini juga menyediakan dua rangkaian aktivitas khas Keraton, yakni Patehan dan Ladosan Dhahar, yang dilaksanakan di Pesanggrahan Ambarrukmo. Patehan adalah upacara minum teh,[9] sementara Ladosan Dhahar merupakan jamuan makan siang atau malam di mana tamu akan dilayani layaknya seorang Sultan Yogyakarta.[10]
Rujukan
sunting- ^ a b c "Royal Ambarrukmo Hotel". Setiap Gedung Punya Cerita. 25 Januari 2023. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Siapa Pemilik Royal Ambarrukmo yang Jadi Lokasi Pernikahan Kaesang?". Kompas. 7 Desember 2022. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Dikelola Ambarrukmo Group, Bangunan Lama Malioboro Mall Kini Berganti Nama Menjadi Plaza Malioboro". Beranda Jogja. 4 Oktober 2022. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Sejarah Pesanggrahan Ambarrukmo, Kedaton Tempat Sultan Hamengkubuwono VII Menikmati Masa Tua". Kompas. 10 Desember 2022. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Sejarah Hotel Royal Ambarrukmo, Hotel yang Berjaya di Era Kepemimpinan Soekarno". Cari Tahu. 17 Oktober 2022. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Ambarrukmo Palace Hotel Pertahankan Struktur Bangunan Lama". Tribun Jateng. 26 Oktober 2011. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Ambarukmo & Sumpah Sultan Jogja". Kompas. 12 Desember 2010. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Hotel Ambarrukmo, Legenda yang Kembali Hidup". Kompas. 7 Februari 2012. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Sehari Jadi Bangsawan dengan Patehan dan Jemparingan ala Kesultanan Yogyakarta". Have Halal Will Travel. 27 Agustus 2020. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.
- ^ "Mengenal Ladosan, Penyajian Makan ala Keraton di Pernikahan Kaesang Erina". Kompas. 10 Desember 2022. Diakses tanggal 1 Agustus 2024.