Rok mini adalah jenis rok dengan batas jauh di atas lutut, umumnya 15 cm atau lebih di atas lutut. Cara lain untuk menentukan apakah rok tersebut termasuk rok mini adalah dengan mengecek apakah pengguna dapat menjangkaunya dengan jari manis dan kelingkingnya ke ujung rok sewaktu berdiri tegak; jika tidak bisa, maka rok tersebut bukan termasuk rok mini.

Wanita yang mengenakan rok mini merah

Rok mini mulai populer digunakan pada dasawarsa 1960-an.

Sejarah

sunting

Pertama kali dikenalkan luas oleh Mary Quant, wanita kelahiran Kent, Inggris. Dia adalah seorang fashion desainer. Pada Tahun 1955, dia bersama suaminya Alexander Plunkett Grene membuka toko khusus pakaian bernama Bazaar. Dulu rok berbentuk besar dan panjang. Dan adapun rok mini sebenarnya adalah modifikasi fashion murni dari rok biasa, yang pada tahun 1958 makin memendek. Alasan utamanya, katanya "..biar bisa lari kalo ngejar bis." Pada tahun 1960, trend ini makin menggema. Dan tidak sedikit gaya ini menjadi rebutan hak paten para desainer Inggris.

Kontroversi

sunting

Rok mini dalam Bulu tangkis

sunting

Federasi Bulu tangkis Dunia, BWF, pada tahun 2011, mewajibkan pebulu tangkis putri untuk mengenakan rok mini meski akhirnya sempat ditunda karena berbagai penolakan. Penggunaan rok mini diharapkan bisa meningkatkan daya tarik bulu tangkis agar bisa mendatangkan penonton lebih banyak, seperti yang sudah diterapkan pada petenis putri.

Penolakan banyak berasal dari pemain Cina, Indonesia dan India. Bahkan kelompok oposisi Partai Islam Se-Malaysia menyerukan boikot terhadap bulu tangkis jika regulasi itu benar-benar diterapkan. Meski begitu, beberapa pemain putri Indonesia yang tidak merasa keberatan seperti Adriyanti Firdasari, terlihat menggunakan rok mini dan celana pendek secara bergantian ketika bertanding.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-31. Diakses tanggal 2012-03-09. 

Pranala luar

sunting