Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa

Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa adalah judul buku yang berisi tentang tulisan-tulisan sejarawan Tionghoa-Indonesia, Ong Hok Ham.[1]

Menurut editor buku JJ Rizal, buku ini berisi 15 artikel pilihan karya Ong Hok Ham yang pernah disumbangkannya untuk Star Weekly, antara lain artikel yang membahas tentang masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Filipina. Sebenarnya buku ini hanya memuat 14 artikel saja. Kata pengantar buku ditulis oleh sejarawan David Reeve.[1]

Informasi buku

sunting

Isi buku

sunting
  1. Perkawinan Indonesia-Tionghoa sebelum abad ke-19 di Pulau Jawa.
  2. Masyarakat "Peranakan" di Madura: Keyakinan Islam dan asimilasi.
  3. Terjadinya suatu minoritas.
  4. Tiga macam kebudayaan yang mempengaruhi cara hidup Tionghoa Peranakan.
  5. Han, Tjoa dan The di Surabaya: Tiga famili elite peranakan pada abad ke-19.
  6. Sejarah pengajaran minoritas Tionghoa peranakan.
  7. Sejarah dan kedudukan hukum masyarakat Tionghoa dari abad ke abad.
  8. Chung Hwa Hui, P.T.I. dan Indonesia Merdeka.
  9. Kelenteng dengan gaya bangunan Barat.
  10. Warga negara Filipina yang mempunyai darah Tionghoa.
  11. Proses asimilasi Tionghoa peranakan di Filipina.
  12. Tentang nama-nama Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa.
  13. Asimilasi golongan peranakan.
  14. Asimilasi dan Manifesto Politik.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa, Ong Hok Ham. Komunitas Bambu (2005).
  2. ^ Optocht tijdens het Tjap Go Meh feest, Nationaal Museum van Wereldculturen. Akses: 23 September 2023.