Rifabutin
Rifabutin (disingkat Rfb) adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis dan mencegah serta mengobati Mycobacterium avium complex. Rifabutin biasanya hanya digunakan pada mereka yang tidak dapat mentoleransi rifampin seperti penderita HIV/AIDS yang mengonsumsi antiretroviral. Untuk tuberkulosis aktif, obat ini digunakan bersama obat antimikobakteri lainnya. Untuk tuberkulosis laten, obat ini dapat digunakan sendiri jika paparannya adalah dengan TB yang resistan terhadap obat.[1]
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
(9S,12E,14S,15R,16S,17R,18R,19R,20S, 21S,22E,24Z)-6,16,18,20-tetrahidroksi-1'- isobutil-14-metoksi-7,9,15,17,19,21,25- hepta-metil-spiro[9,4-(epoksipentadeka [1,11,13]trienimino)-2H-furo-[2',3':7,8]-naft [1,2-d]imidazol-2,4'-piperidin]-5,10,26-(3H,9H)- triona-16-asetat | |
Data klinis | |
Nama dagang | Mycobutin[1] |
AHFS/Drugs.com | monograph |
MedlinePlus | a693009 |
Kat. kehamilan | C(AU) |
Status hukum | ℞-only (CA) POM (UK) ℞-only (US) |
Rute | Oral |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | 85% |
Ikatan protein | 85% |
Metabolisme | Hati |
Waktu paruh | 28 - 62 jam (rata-rata) |
Ekskresi | Ginjal dan feses |
Pengenal | |
Nomor CAS | 72559-06-9 |
Kode ATC | J04AB04 J04AM11 |
PubChem | CID 6323490 |
DrugBank | DB00615 |
ChemSpider | 10482168 |
UNII | 1W306TDA6S |
KEGG | D00424 |
ChEBI | CHEBI:45367 |
ChEMBL | CHEMBL444633 |
Data kimia | |
Rumus | C46H62N4O11 |
|
Rifabutin disetujui untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada tahun 1992.[1] Obat ini tercantum dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[2]
Kegunaan medis
suntingRifabutin kini direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk tuberkulosis (TB),[3] tetapi rifampisin digunakan lebih luas karena harganya lebih murah. Namun karena patennya telah habis, harga keduanya kini sama.
Efek samping
suntingEfek samping yang umum termasuk mulas, mual, ruam, sakit kepala, dan kadar neutrofil darah rendah. Efek samping lainnya termasuk nyeri otot dan uveitis, terutama ketika mengenai koloni Bartonella dan Babesia di kapiler badan siliaris pada ruang anterior mata. Meskipun tidak ditemukan bahaya selama kehamilan, namun belum diteliti dengan baik pada populasi tersebut. Rifabutin termasuk dalam keluarga obat rifamisin.[1] Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi RNA pada bakteri.[4]
Referensi
sunting- ^ a b c d "Rifabutin". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2016. Diakses tanggal 8 December 2016.
- ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771 . WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
- ^ Guidelines for the programmatic management of drug-resistant tuberculosis: emergency update 2008 (WHO/HTM/TB/2008.402). Geneva, Switzerland: World Health Organization. 2008. hlm. ix. ISBN 978-92-4-154758-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-18.
- ^ Rockwood N, Cerrone M, Barber M, Hill AM, Pozniak AL (July 2019). "Global access of rifabutin for the treatment of tuberculosis - why should we prioritize this?". Journal of the International AIDS Society. 22 (7): e25333. doi:10.1002/jia2.25333. PMC 6637439 . PMID 31318176.
Rifabutin is a rifamycin, which like rifampicin, works via inhibition of DNA‐dependent RNA synthesis in prokaryotes.