Revolusi Tulip 2005

(Dialihkan dari Revolusi Kirgizstan 2005)

Revolusi Kirgizstan 2005 (juga dikenal sebagai Revolusi Merah Jambu, Lemon, atau Sutra -- sejumlah nama berbeda telah diberikan oleh para pendukung dan pers) berkenaan dengan penggulingan kepemerintahan (kudeta) dari sebuah Republik di Asia Tengah, Kyrgyzstan/Kirgizstan setelah pemilu parlemen pada Maret 2005. Para aktivisnya mendesak pengakhiran kekuasaan Presiden Askar Akayev beserta keluarga dan mitranya, yang mana banyak warga negaranya menganggap ia telah melakukan usaha berbahaya atas tujuan pemerkayaan-diri sementara meningkatkan pengekangan HAM di negaranya. Istilah "Revolusi Tulip" dan "Revolusi Lemon" dimaksudkan untuk menimbulkan keserupaan dengan revolusi (sebagian besar) non-kekerasan, Revolusi Mawar di Georgia dan Revolusi Jingga dari Ukraina tahun 2004, tetapi dalam aktualisasinya kekurangan pengendalian, penjarahan massal, dan kekerasan telah mengantar sebagian orang untuk membandingkannya dengan Revolusi Haiti tahun 2004.

Revolusi Tulip
Bagian dari Revolusi Warna
Tanggal22 Maret 2005 - 11 April 2005
LokasiKirgizstan
Sebab
Tujuan
Hasil
Pihak terlibat
Oposisi Kirgiz
Tokoh utama

Per 23 Maret pergerakan telah tersebar luas, terutama di mayoritas Uzbek bagian selatan negara tersebut, ditambah lagi dengan kemarahan mereka yang telah mengalami momentum yang dipenuhi dengan kemunculan alegasi (dugaan) pemalsuan massal dan manipulasi selama pemilu parlemen yang diadakan dalam dua-ronde pada 27 Februari dan 13 Maret 2005. Oposisi Akayev, yang sebelumnya terpecah-pecah, tampak bersatu, meskipun masih ada dua pemimpin oposisi utama, mantan Perdana Menteri Kurmanbek Bakiyev dan mantan Menteri Luar Negeri Roza Otunbayeva.

Pada 23 Maret protes menyebar ke ibu kota Kirgizstan, Bishkek, dan keesokan harinya markas besar pemerintah dan bangunan televisi negara dihujani badai para demonstran. Akayev kemudian terbang meninggalkan ibu kota dengan helikopter dan undur diri. Ia dipercaya telah meninggalkan negara. Terpidana politik, kebanyakan pimpinan oposisi, dibebaskan dan Mahkamah Agung Kirgizstan mengumumkan hasil Pemilu Parlemen tak sah.

Parlemen yang baru kemudian melantik Ishinbai Kadyrbekov sebagai ketua Parlemen baru dan Kurmanbek Bakiyev sebagai Presiden sementara.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting