Retinopati hipertensi

Retinopati hipertensi adalah bentuk retinopati yang terjadi pada penderita tekanan darah tinggi yang menyebabkan rusaknya retina dan peredaran darah di sekitar retina.[1] Gejalanya sering tidak disadari, selain pandangan buram dan sakit kepala.

Retinopati hipertensi
Retinopati hipertensi saat pemeriksaan dengan Oftalmoskop
Informasi umum
Nama lainLatin: Fundus hypertonicus
SpesialisasiOftalmologi Sunting ini di Wikidata

Penderita tekanan darah tinggi secara umum akan mengalami gangguan pembuluh darah, lebih spesifik lagi pada area pre-kapiler. Patofisiologi yang terjadi adalah nonperfusi pembuluh darah pre-kapiler yang berujung pada merembesnya isi pre-kapiler ke sekelilingnya, transudat ini mengisi ruang interstitial sehingga berdasarkan lokasinya yang lebih dalam maka terlihat gambaran bercak putih yang tidak seputih bercak katun-wol. Transudasi ini menimbulkan kerusakan fokal saraf retina dan menimbulkan gejala skotoma.

Komplikasi retinopati hipertensi dapat mencapai tahap lanjut berupa terbentuknya vena yang menyerupai tasbih dan pembuluh darah retina baru yang tidak stabil. Komplikasi ini diperparah dengan adanya ketidakseimbangan autoregulasi tubuh terhadap pembuluh darah, usia lanjut, dislipidemia, dan kebiasaan merokok.

Penebalan atau penyempitan pembuluh darah juga terjadi dalam bentuk sklerosis, tetapi kadang tidak beriringan antara temuan pembuluh darah yang menebal/menyempit dengan retinopati hipertensi, karena itu dibuat derajad retinopati menurut Scheie yang dimodifikasi:

  • Derajat 0: tidak ada perubahan.
  • Derajat 1: hampir tidak terdeteksi penyempitan pembuluh darah arteri.
  • Derajat 2: jelas terdapat penyempitan pembuluh darah arteri dengan ketidakteraturan fokal.
  • Derajat 3: jelas terdapat penyempitan pembuluh darah arteri dengan ketidakteraturan fokal ditambah adanya perdarahan retina dan/atau eksudat.
  • Derajat 4: jelas terdapat penyempitan pembuluh darah arteri dengan ketidakteraturan fokal ditambah adanya perdarahan retina dan/atau eksudat, serta edema diskus.[2]

Gejala

sunting

Orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun sampai retinopati hipertensi berkembang ke tahap selanjutnya. Gejala potensial meliputi:[3]

  • Masalah penglihatan
  • Sakit kepala yang disertai penglihatan ganda
  • Mata bengkak
  • Pecahnya pembuluh darah di mata

Penyebab

sunting

Penyebab utama retinopati hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi adalah masalah kronis di mana darah dipompa keluar dari jantung dan masuk ke arteri, kekuatan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.[4]

Ketika darah mengalir ke seluruh tubuh pada tekanan yang lebih tinggi, jaringan yang membentuk arteri akan mulai meregang dan akhirnya menjadi rusak. Hal ini menyebabkan banyak masalah kesehatan dari waktu ke waktu.

Hipertensi umumnya terjadi setelah tekanan darah Anda secara konsisten tinggi dalam waktu lama. Selain itu, tingkat tekanan darah dapat dipengaruhi oleh:[4]

  • Kurangnya aktivitas fisik,
  • Kelebihan berat badan,
  • Perlalu banyak makan garam, dan
  • Gaya hidup yang penuh tekanan.

Tidak hanya itu, tekanan darah tinggi juga diturunkan dalam keluarga.

Penanganan

sunting

Tujuan utama dari penanganan retinopati adalah mencegah, membatasi atau membalikkan kerusakan dengan menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskuler serta kematian. Obat-obatan anti hipertensi bisa diperlukan untuk menangani tekanan darah tinggi.

Selain mengonsumsi obat, Anda juga bisa memulai gaya hidup yang lebih sehat. Diet buah dan sayuran dapat membantu menurunkan tekanan darah.[5] Selain itu, aktivitas fisik secara teratur, mengurangi asupan garam, dan membatasi jumlah kafein dan minuman beralkohol juga dapat berkontribusi pada tekanan darah yang sehat.

Referensi

sunting
  1. ^ Hanna, Adila; Hendriati, Hendriati; Sayuti, Kemala (2018). "Gambaran Karakteristik Penderita Retinopati Hipertensi Yang Datang Berobat Ke Poliklinik Mata RSUP DR. M. Djamil Padang". Jurnal Kesehatan Andalas. 7 (2): 258–266. doi:10.25077/jka.v7i2.811. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-10. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  2. ^ Skuta, L.G. Cantor, L.B. Weiss, J.S. Basic and Clinical Science Course Section 12 Retina and Vitreous. San Fransisco: LEO; 2011.. Hal.107-8
  3. ^ "Hypertensive Retinopathy". Healthline (dalam bahasa Inggris). 2021-02-11. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  4. ^ a b "Hypertensive retinopathy: Stages, causes, treatment, and more". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  5. ^ Ada’s Medical Knowledge Team (2022-04-08). "Hypertensive Retinopathy". Diakses tanggal 2022-08-31.