Dalam filsafat, ressentiment (/rəˌsɒ̃.tiˈmɒ̃/; pengucapan bahasa Prancis: [ʁə.sɑ̃.ti.mɑ̃] ( simak); terjemahan: kebencian atau iri hati) merupakan salah satu bentuk kebencian atau permusuhan. Konsep ini menarik perhatian beberapa pemikir abad ke-19, terutama Friedrich Nietzsche. Menurut penggunaannya, ressentiment adalah rasa permusuhan yang diarahkan pada suatu objek yang dianggap sebagai penyebab frustasi seseorang.[1] Nietzsche menggambarkan perasaan kebencian dan iri hati yang muncul sebagai respons terhadap pengalaman ketidakberdayaan atau kelemahan seseorang. Menurutnya, ressentiment berfungsi sebagai mekanisme pertahanan yang mencegah individu untuk mengatasi kekurangan dan kelemahannya dengan menciptakan musuh untuk melindungi diri dari perasaan kesal dan tidak nyaman. Dalam interpretasi Guy Elgat, ressentiment Nietzsche adalah "reaksi instingtif" seseorang terhadap penderitaan (dari jenis tertentu). Secara lebih singkat, ini adalah "keinginan untuk balas dendam yang sarat dengan emosi dengan menganggap bahwa seseorang atau sekelompok orang bertanggung jawab atas penderitaan yang dialaminya."[2]

Referensi

sunting
  1. ^ TenHouten W., From Ressentiment to Resentment as a Tertiary Emotion, Rev. Eur. Stud. 10 (2018) p.49-64
  2. ^ Migotti, Mark (2018-03-14). "Review of Nietzsche's Psychology of Ressentiment: Revenge and Justice in On the Geneaology of Morals" (dalam bahasa Inggris). ISSN 1538-1617.