Ray Rizal
Ray Rizal (lahir di Singkarak, Solok, Sumatera Barat 7 Februari 1955 - meninggal 1996 pada umur 41) adalah seorang wartawan, sastrawan dan penulis Indonesia.
Ray Rizal | |
---|---|
Lahir | 7 Februari 1955 Singkarak, Solok, Sumatera Barat |
Meninggal | 1996 (umur 41) Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Penulis, sastrawan, wartawan |
Suami/istri | Nina Pane |
Riwayat
suntingKehidupan
suntingRay Rizal yang lahir di Singkarak, Solok, ini menikah dengan seorang perempuan bernama Nina Pane yang juga seorang penulis. Istri pertamanya bernama Yulidasmi yang seorang guru SMU di Jakarta Timur dan mempunyai 3 orang putra yang bernama Ivan Reza Maulana, Ryan Riskan Maulana dan Ferdi Rizky Maulana. Ray meninggal dunia pada saat menulis buku Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapenduma, yang berkisah tentang drama penyanderaan dan operasi pembebasan pada tahun 1995 terhadap 11 orang peneliti dari Tim Ekspedisi Lorentz '95 yang telah disandera selama 130 hari di Mapenduma, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya (Papua).
Karya
sunting- Matahari di atas Timbunan Sampah (fiksi anak-anak, Inpres 1984)
- Desaku Ermera di Timor Timur (fiksi anak-anak, Inpres 1985)
- Lukisan Terakhir (kumpulan cerpen, 1990)
- Dalang (kumpulan cerpen, 1991)
- Tanah Perbatasan (novel, 1991)
- Lonceng Kematian (novel, 1992)
- Hari Sudah Tinggi (biografi Affandi, 1990)
- Wirausaha Mengabdi Pembangunan (biografi Sukamdani S. Gitosardjono, bersama Ramadhan K.H., 1993)
- Sejarah Badan Tenaga Atom Nasional (menyunting bersama Subekti dan Sumantri, 1995)
Penghargaan
sunting- Penghargaan Adinegoro bidang Metropolitan (1982)
- Penghargaan dari Pusat Bahasa sebagai pemenang esai yang dimuat di Suara Pembaruan (1992)
Referensi
sunting- Kemal Idris; Bertarung dalam Revolusi, Hal. 297, Pustaka Sinar Harapan, 1997.
Pranala luar
sunting- Nasional; Diluncurkan Buku "Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapnduma"[pranala nonaktif permanen] Antara, 10 Agustus 1997. Diakses 7 September 2013.