Ranula adalah bentuk kista akibat obstruksi glandula saliva mayor yang terdapat pada dasar mulut. Dan akan berakibat pembengkakan di bawah lidah yang berwarna kebiru-biruan (drg. Sugito, MH). Ranula merupakan fenomena retensi duktus pada glandula sublingualis (yang kadang-kadang menunjukkan adanya lapisan epitel), dengan gambaran khas pada dasar mulut. Mukosa di atasnya terlihat tipis, meregang, dan hampir transparan. Pembesaran yang disebabkan oleh cairan ini kadang menyebabkan terangkatnya lidah khususnya pada anak-anak (Gordon W. Pedersen). Ranula berasal dari kata latin: Rana, yang berarti katak. Dinamakan Ranula, karena Ranula tersebut menonjol mirip perut katak. Bila kista tersebut menjadi sangat besar pada dasar mulut, suara penderita dapat menjadi “croacking” seperti suara katak (Aswin Rahardja). Istilah Ranula digunakan untuk menggambarkan mucocele yang timbul pada dasar mulut. Biasanya unilateral dan menyebabkan pembengkakan biru translusens yang mirip dengan perut katak (Mervyn Shear).

Ranula

Klasifikasi ranula

sunting

Ranula diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu:

1. Ranula superficial atau simple ranula Merupakan kista retensi yang sesungguhnya. Besarnya terbatas pada dataran oral musculus mylohyoideus (Aswin Rahardja). Tampak sebagai suatu pembengkakan lunak, dapat ditekan, timbul dari dasar mulut. Kista ini dindingnya dilapisi epitel dan terjadi karena obstruksi ductus glandula saliva (Robert P. Langlais & Craig S. Miller).

2. Ranula dissecting atau plunging ranula atau ranula profunda merupakan pseudokista, terjadinya karena ekstravasasi (kebocoran) saliva pada jaringan, pada sepanjang otot dan lapisan fasia dasar mulut dan leher. Ekstravasasi (kebocoran) tersebut disebabkan karena trauma yang kecil, dimana tidak pernah diingat oleh penderita (Aswin Rahardja). Kista ini menerobos di bawah musculus mylohyoideus dan menimbulkan pembengkakan submental . Kista jenis ini dindingnya tidak dilapisi epitel (Robert P. Langlais & Craig S. Miller).

Prevalensi

Ranula dapat terjadi pada semua umur dan lebih sering terjadi pada wanita daripada pria (drg. Iskandar Atmadja). Ranula jarang sekali terjadi. Dalam salah satu penelitian terhadap 1303 kista pada glandula saliva, hanya ada 42 ranula yang terjadi. Perbandingan laki-laki dan perempuan dalam hal terjadinya ranula adalah 1:1,3. Umumnya yang sering terkena pada dekade kedua dan ketiga kehidupan, dengan rentang usia 3-61 tahun (Ryan L Van De Graaff).

Etiologi dan patofisiologi ranula

sunting

Ranula telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Banyak teori yang diajukan untuk mengetahui asalnya. Hippocrates dan Celcius mengatakan bahwa kista berasal dari proses inflamasi yang sederhana. Pare mensugestikan berasal dari glandula pituitary yang menurun dari otak ke lidah. Ada juga yang mensugestikan bahwa kista tersebut berasal dari degenerasi myxomatous glandula saliva. Teori yang terakhir mengatakan bahwa kista terjadi karena Obstruksi ductus saliva dengan pembentukan kista atau ekstravasasi (kebocoran) saliva pada jaringan yang disebabkan karena trauma. Obstruksi ductus tersebut dapat disebabkan karena calculus atau infeksi (Aswin Rahardja).

Pada tahun 1973 Roediger dan rekannya dapat membuktikan bahwa terjadinya ranula oleh adanya penyumbatan ductus glandula saliva sehingga terjadi penekanan sepanjang dinding saluran. Bila ada daerah yang lemah akan pecah dan terjadi lagunar (bulatan-bulatan kecil), yang merupakan retensi saliva yang lambat laun menjadi kista ekstravasasi (kebocoran) pada ductus glandula sublingualis atau submandibularis, yang kadang-kadang dapat ramifikasi (percabangan) secara difus ke leher (Mervyn shear). Menurut Robert P. Langlais & Craig S. Miller, Ranula terbentuk sebagai akibat terhalangnya ductus saliva yang normal melalui ductus ekskretorius mayor yang membesar atau terputus dari glandula sublingualis (ductus Bartholin) atau glandula submandibularis(ductus Wharton), sehingga melalui rupture ini saliva keluar menempati jarigan disekitar ductus tersebut. Walau terjadinya ranula yang ditulis dalam literature hingga saat ini masih simpang siur, namun diperkirakan karena:

1. Adanya penyumbatan sebagian atau total sehingga terjadi retensi saliva sublingualis atau submandibularis

2. Karena suatu trauma

3. Adanya peradangan atau myxomatous degenerasi ductus glandula sublingualis (drg. Iskandar Atmadja).

Gambaran klinis ranula

sunting

Tanda dan Gambaran Klinis ranula adalah sebagai berikut:

• Adanya benjolan simple pada dasar mulut, mendorong lidah ke atas.

• Umumnya unilateral, jarang bilateral.

•Benjolan berdinding tipis transparan, berwarna biru kemerah-merahan.

•Benjolan tumbuh lambat, gambaran seperti perut katak.

•Pembengkakan selain intra oral dapat juga extra oral.

•Tidak ada rasa sakit kecuali meradang atau infeksi.

•Bila benjolan membesar dapat mengganggu bicara, makan maupun menelan.

•Benjolan oleh karena suatu sebab dapat pecah sendiri, cairan keluar, mengempes kemudian timbul atau kambuh kembali.

•Pada simple ranula benjolan terletak superficial sedangkan plunging ranula benjolan terletak lebih dalam, bisa menyebar ke dasar otot mylohyoid, daerah submandibular, ke leher bahkan ke mediastinum(drg. Iskandar Atmadja).

Diagnosis ranula

sunting

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis ranula:

1.Melakukan anamnesa lengkap dan cermat

•Secara visual

• Bimanual palpasi intra dan extra oral

•Punksi dan aspirasi

2.Melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan radiologis dengan kontras media, tanpa kontras media tidak berguna •Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan biopsi (drg. Iskandar Atmadja)

Simple Ranula gambaran kliniknya relatif lebih khas sehingga diagnosa mudah ditegakkan. Tampak sebagai suatu tonjolan berdinding tipis, licin, kebiruan dan transparan. Pada palpasi terasa lunak dan fluktuasi . Kista ini terletak dibawah lidah, pada bagian depan mulut (Aswin Rahardja).

Plunging ranula lebih sulit menegakkan diagnosanya, karena gambarannya mirip dengan banyak struktur kistik atau pembengkakan glandula yang lain pada leher. Tidak ada tes diagnostik khusus untuk membedakan lesi-lesi tersebut. Maka diagnosa plunging ranula hanya tergantung pada adanya hubungan anatomi kista dengan glandula saliva dan gambaran histopatologis dinding kista sesudah eksisi (Quick & Lowell, 1977).

Gambaran histopatologis simple ranula yaitu dinding kista dilapisi epitel, sedangkan plunging ranula dinding kista tanpa dilapisi epitel.