Rahmat Yasin

(Dialihkan dari Rachmat Yasin)

Drs. H. Rahmat Yasin, M.M. (lahir 4 November 1963) adalah Bupati Bogor selama dua periode pada 2008–2013 dan kembali terpilih untuk periode 2013–2014. Pada 2014, Rahmat Yasin terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK dengan barang bukti uang Rp1,5 miliar terkait suap tukar menukar Kawasan Hutan seluas lebih kurang 2.754 hektar yang berada di Kecamatan Jonggol untuk dijadikan pemukiman berupa Kota Satelit Jonggol City. Pada 2019, Rahmat kembali berurusan dengan KPK dalam kasus gratifikasi total senilai Rp8,9 miliar terkait lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor [1].

Rahmat Yasin
Bupati Bogor ke-10
Masa jabatan
30 Desember 2008 – 25 November 2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
GubernurAhmad Heryawan
WakilKaryawan Faturahman (2008–2013)
Nurhayanti (2013–2014)
Informasi pribadi
Lahir4 November 1963 (umur 61)
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Partai politikPPP
Suami/istriElly Halimah
HubunganAde Yasin (adik)
Anak3
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi

sunting

Rahmat Yasin adalah seorang politikus dengan bekal akademis karena ia adalah Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Nasional Jakarta tahun 1983. Lanjutan studinya berlangsung di Universitas Satyagama Jakarta dan berhasil meraih gelar Magister Manajemen tahun 2001. Rahmat adalah putra kedua dari Sembilan bersaudara pasangan (alm), HM. Yasin – HJ. Nuryati.

Bakat politik Rahmat menurun dari ayahandanya (alm), HM Yasin seorang perintis. Pendiri dan tokoh Kharismatis PPP di Bogor dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor dan anggota DPRD Kota Bogor. Rahmat tumbuh dan hidup dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Tak heran jika Ia banyak berkecimpung di organisasi di bawah naungan NU. Kiprahnya di Kabupaten Bogor dimulai ketika ia diberi amanat sebagai Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bogor tahun 1984-1991.

Jalannya di dunia organisasi kepemudaan makin terangsang saat ia di percaya sebagai pengurus DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor tahun 1982-1991. Terakhir di KNPI ia menjabat sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pemuda (MPP) DPD KNPI Kabupaten Bogor.[2]

Di luar organisasi kepemudaan, Rahmat dikenal sebagai aktivis di kampus pada masa orde baru. Pergaulannya yang luas membuat ia banyak berhubungan dengan para aktivis-aktivis yang berseberangan dengan pemerintahan yang berkuasa waktu itu. Tak heran, jika langkah politiknya sempat terganjal ketika ia dicalonkan menjadi anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Partai Persatuan Pembangunan karena penguasa kala itu tak berkenan Rahmat Yasin duduk sebagai wakil rakyat.

Pendidikan

sunting

Pekerjaan

sunting
  • Legal Officer PT. ADEM AYEM PERMAI (1987-1996)
  • Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor (1997-1999)
  • Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor (1999-2004)
  • Ketua DPRD Kabupaten Bogor (2004-2009)
  • Bupati Bogor (2009-2013)
  • Bupati Bogor (2013-2014)[3]

Karier

sunting

Sebelum menjadi Bupati Bogor, Rahmat Yasin pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bogor pada tahun 1997. Kemudian menjadi anggota DPRD Kabupaten Bogor periode 1999-2004, Rahmat dipercaya sebagai ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor yang membidangi keuangan daerah. ia juga di beri amanat sebagai Ketua Panitia Anggaran. Selanjutnya Rahmat Yasin terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kabupaten Bogor pada periode 2004-2009 dan dipercaya duduk sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor yang dipilih secara langsung oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor.[4]

Selain menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor, ia adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bogor periode 2006-2011 untuk masa bakti yang kedua. Di luar aktivitas politiknya, ia dipercaya masyarakat sepak bola Kabupaten Bogor sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak bola Indonesia Kabupaten Bogor (Persikabo) untuk periode kedua.[5]

Referensi

sunting
Jabatan politik
Didahului oleh:
Agus Utara Effendi
Bupati Bogor
2008–2014
Diteruskan oleh:
Nurhayanti