Pulau Tiga, Menui Kepulauan, Morowali
Pulau tiga adalah desa di kecamatan Menui Kepulauan, Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Letak Pulau Tiga berdekatan dengan Pulau Tengah dan Pulau Masadian.
Pulau tiga | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Tengah |
Kabupaten | Morowali |
Kecamatan | Menui Kepulauan |
Kode pos | 94975 |
Kode Kemendagri | 72.06.07.2012 |
Luas | 4,985255 HA |
Jumlah penduduk | - |
Kepadatan | - |
Geografis
suntingBerlokasi di Sulawesi Tengah, Pulau ini memiliki luas 4,985255 hektar. Pulau Tiga ini berada dalam zona WITA (Waktu Indonesia Bagian Tengah).
Penduduk
suntingPulau Tiga dihuni oleh tiga suku utama, yaitu suku Bajo, suku Bugis, dan Suku Buton. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bajo walaupun mayoritas penduduk sebenarnya adalah suku Bugis. Seluruh penduduk di Pulau Tiga menganut agama Islam yang taat.
Mata Pencaharian
suntingMata pencaharian utama penduduk Pulau Tiga adalah nelayan. Memiliki kapal ('bodi' dalam bahasa Bajo) merupakan sebuah keharusan bagi seorang nelayan. Beberapa pemuda bekerja di pertambangan di daerah Bungku atau memiliki pekerjaan di tempat lain.
Sosial dan Ekonomi
suntingKehidupan sebagai keluarga nelayan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Bapak-bapak terbiasa memancing pada siang atau malam hari, sementara ibu-ibu memasak atau melakukan arisan sembari menunggu para suami pulang membawa tangkapan. Hasil tangkapan berupa ikan dan makhluk laut lainnya biasa dijual di Kendari, Tinobu, dan daerah lainnya. Namun ada juga jenis ikan yang dijual dengan harga tinggi ke luar negeri (Hongkong, China, dll), seperti ikan Sunu.
Beberapa perempuan yang tergabung dalam organisasi PKK memiliki usaha berupa kerupuk rumput laut dan abon ikan yang kemudian dipasarkan di Kendari dengan turut dibantu oleh Dinas Perdagangan Morowali.
Pendidikan
suntingDi desa Pulau Tiga hanya terdapat satu bangunan sekolah yang digunakan untuk pendidikan Sekolah Dasar dari kelas 1 hingga kelas 6. Ruang kelas yang berjumlah terbatas menyebabkan murid kelas 1 harus bergantian dengan murid kelas 2 dalam menggunakan ruangan. Kurangnya tenaga pengajar mengakibatkan banyak murid yang belum mampu membaca dan menulis walaupun sudah berada di tingkat kelas yang lebih tinggi. Murid-murid pun tidak mendapatkan buku mata pelajaran individu sehingga mereka hanya mengandalkan buku catatan.
Setelah lulus dari sekolah dasar, mereka akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di pulau lain. Hanya sebagian kecil yang melanjutkan hingga Sekolah Menengah Atas, bahkan perguruan tinggi. Mayoritas dari pemuda di Pulau Tiga lebih memilih untuk menjadi nelayan, dibandingkan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Budaya dan Kesenian
suntingBudaya dan adat di Pulau Tiga terbilang masih sangat kuat. Hal tersebut tampak ketika berlangsungnya pernikahan, aqiqah, sunatan, lebaran, dan acara-acara lainnya. Adat yang dilangsungkan merupakan budaya akulturasi suku bajo dan suku bugis. Di pulau ini juga masih terdapat pemimpin adat yang memiliki ilmu dalam menyembuhkan penyakit atau yang biasa memimpin ketika akan dilangsungkan ritual adat
Infrastruktur
sunting