Pria Tua dan Putra-putranya

Pria Tua dan Putra-putranya, terkadang disebut Seikat ranting, adalah salah satu Fabel Aesop dan diberi nomor 53 dalam Perry Index. Tindakan yang dideskripsikan di dalam cerita tersebut diatributkan kepada beberapa penguasa pada masa berikutnya dan moral politiknya soal kekuatan persatuan telah secara konsisten disinggung sepanjang berabad-abad.

Sebuah ilustrasi abad ke-17 dari fabel tersebut karya Jacob Gole dari Sinryke Fabulen karya Pieter de la Court

Seorang pria tua memiliki sejumlah putra yang berselisih satu sama lain. Saat ia sekarat, ia memanggil mereka dan memberikan pelajaran kepada mereka soal kebutuhan untuk persatuan. Memberikan seikat ranting (atau dalam catatan lain, tombak atau panah), ia meminta para putranya untuk mematahkannya. Saat mereka gagal, ia melepaskan ikatan ranting tersebut dan mematahkan setiap ranting satu per satu atau menyuruh para putranya untuk melakukannya. Dalam cara yang sama, ia mengajarkan mereka bahwa meskipun setiap orang dapat terpecah belah, mereka dapat menjadi tak terkalahkan jika bersatu.

Fabel tersebut dicantumkan oleh Babrius dalam kumpulan cerpennya. Kemudian, Pseudo-Plutarch mengisahkan cerita Raja Scilurus dari Scythia dan 80 putranya[1] dan raja barbar lain oleh penulis lain. Cerita tersebut juga muncul di dunia Timur. Cerita tersebut muncul dalam fragmen-fragmen manuskrip Turkic abad pertengahan dan mural Sogdia.[2] Dalam cerita rakyat Asia Tengah, cerita tersebut juga mengisahkan soal para kepala suku lokal dan diasosiasikan dengan Genghis Khan.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Sayings of kings and commanders p.174
  2. ^ "Vitterhetsakad.se" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-07-16. Diakses tanggal 2019-05-07. 
  3. ^ Timothy May, “Alan Goa and the arrow parable”, The Mongol Empire: A Historical Encyclopedia, ABC-CLIO 2016, vol.2, pp.4-6

Pranala luar

sunting