Prasasti Wutit terletak di pinggir sawah dekat tebing Kali Kitiran, di dukuh Tumbrep, (desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Situs temuan disebut Kandangan oleh penduduk setempat, karena di tempat itu terdapat sebuah arca Nandi (rusak) dikelilingi 4 buah tiang batu (stone pillars) berbentuk persegi panjang. Bagian atas dipahat berbentuk kembang teratai, (lotus) dengan 12 kelopak daun bunga.

Tiang batu berukuran tinggi: 48 cm, lebar bagian bawah: 24 cm, lebar bagian atas: 20 cm, dan tebal: 24 cm. Tulisan dipahat di ke empat sisi tiang batu. Sayang sekali ke tiga buah sisi prasasti batu itu tulisannya sangat rusak (90%), sehingga tulisan yang kelihatan hanyalah huruf-huruf lepas yang tidak diketahui maknanya. Tetapi sebuah sisi di antaranya samar-samar masih dapat dibaca (sisi A).

Isi Prasasti

sunting

lsi pokok prasasti tiang (pillar-inscription) itu antara lain sebagai berikut :

1 . Menyebut nama desa Wutit (wanua i wutit i ka. . . ). Menarik perhatian bahwa toponim Wutit dapat dtperkirakan Buntit sekarang. Dukuh Buntit tertetak sekitar 250 m. dari situs temuan (Dukuh Buntit, Desa Tumbrep. Kec. Bandar, Kab. Batang).

2. Baris ke enam menyebut perkataan manima (menetapkan sima). Jelas bahwa prasasti Wutit berkaitan dengan masalah pembebasan desa (sawah) untuk keperluan tertentu. Pada baris ke sepuluh rupa-rupanya juga tertulis (s)inima (dijadikan sima).

3. Pada baris ke tujuh ganta(?)gna mani sang(h)yang wiha . . . Mungkin di belakang wiha berbunyi ra (huruf terakhir sisi A). Apabila benar demikian berkaitan dengan bangunan agama Budha, sedangkan di situs Kandangan terdapat area Nandi. Tetapi harus diingat bahwa area Nandi dan ke empat tiang batu tersebut merupakan pindahan dari tempat lain.

4. Nama orang yang samar-samar masih terbaca yaitu si sita (sata) rama ni gana (si Sita (Sata) bapaknya Gana). Mungkin bertindak sebagai saksi pada upacara manima (manusuk sima). Dari segi paleografi (terutama aksara ma) prasasti berasal dari sekitar abad IX dan X Masehi. Jadi lebih muda apabila dibanding dengan batu Sojomerto (Melayu Kuna). Tetapi prasasti Wutit menggunakan huruf dan bahasa Jawa Kuno.

Alih Aksara

sunting

Transkripsi sementara (sisi A) sebagai berikut :

1. tidak terbaca (sangat aus)

2. tidak terbaca,

3 . .. . sag yyan

4 . ... saota ...

5. (wa)nua i wutit i ka

6. . _. si wata(?) ni manima mi (ji)

7. (ganta?) gna nu mani san (h)yan wiha (wida?)

8. tidak terbaca

9. . . . si sa(si)ta rama ni gana

10 . . . . sa(ta?) (s)iim


Referensi

sunting