Prasasti Wurandungan

Prasasti Wurandungan merupakan prasasti yang dipahatkan di 7 buah lempeng tembaga dan dikeluarkan pada hari Rabu Wage, tanggal 10 Suklapakşa, bulan Phalguna, tahun 865 Śaka atau tanggal 7 November 944 M. Adapun isinya Śrī Mahāraja Rake Halu Pu Siṇḍok Śrī Iśānawikrama Dharmottunggadewa (Mpu Sindok) memberi anugerah kepada Dang Puryyat berupa tanah yang meliputi seluruh wilayah Kanuruhan. Seluruh tanah itu dijadikan sima, terutama tempat bangunan suci sang hyang dharma kahyangan i wurandungan berada. Begitu pula agar semua penduduk yang pekerjaannya memelihara bangunan-bangunan suci itu dibebaskan dari kewajiban membayar pajak kepada raja.

Di dalam Prasasti Wurandungan disebutkan adanya ‘gugusan kahyangan’ (bangunan-bangunan suci) yang ada di wilayah Kanuruhan. Yang pertama dan utama dari segala bangunan suci tersebut adalah Sang Hyang Wurandungan, dan setelah itu berikutnya adalah Sang Hyang Mahulun, Sang Hyang Panghawan, Sang Hyang Kaswaban (dalam prasasti lain disebut Kaswangga), dan Sang Hyang Kagotran. Wurandungan dapat dikenali kembali sebagai Pelandungan (atau disebut juga Kelandungan), sebuah pedukuhan di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Di tempat tersebut hingga sekarang masih dapat dijumpai situs bekas bangunan candi, di seberang barat Sungai Metro.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ nGalamediaLABS. "Prasasti Wurandungan". ngalam.id. Diakses tanggal 2021-12-30.