Mayor Jenderal TNI (Purn.) Pranowo (lahir 2 September 1940) merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi angkatan darat dan birokrat dari Indonesia. Pranowo menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengawal Presiden dari tahun 1985 hingga 1993, Sekretaris Militer Presiden dari tahun 1993 hingga 1995, dan Direktur Jenderal Imigrasi dari tahun 1995 hingga 1999.

Pranowo
Direktur Jenderal Imigrasi
Masa jabatan
16 Maret 1995 – 4 Februari 1999
Sekretaris Militer Presiden
Masa jabatan
1993–1995
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir2 September 1940 (umur 84)
Blora, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1963—1995
Pangkat Mayor Jenderal TNI
NRP19840[1]
SatuanKorps Polisi Militer (CPM)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan karier militer

sunting

Pranowo lahir di Wonosobo pada tanggal 2 September 1940.[2] Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atasnya, Pranowo mendaftarkan diri ke Akademi Militer Nasional dan lulus pada tahun 1963.[3] Ia meniti karier dalam dunia kemiliteran hingga mencapai pangkat kolonel dan menjabat sebagai Kepala Polisi Daerah Militer Jayakarta.[4]

Pada tanggal 30 Januari 1985, Pranowo dipromosikan menjadi Komandan Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres, sekarang berubah menjadi Paspampres).[3] Ia kemudian memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal pada tanggal 3 Oktober 1987.[5] Menurut pakar Indonesia Ben Anderson, penunjukan Pranowo sebagai komandan Paswalpres mengindikasikan kedekatannya dengan mantan ajudan Soeharto Try Sutrisno dan mantan komandan pengawal Soeharto Eddie Marzuki Nalapraya.[4] Pranowo mengakhiri masa jabatannya sebagai komandan Paswalpres pada tanggal 13 November 1993[3] dan merupakan pemegang jabatan komandan Paswalpres terlama hingga saat ini.[6]

Pranowo kembali memperoleh promosi jabatan ketika ia diangkat menjadi Sekretaris Militer Presiden pada tanggal 3 Agustus 1993.[7] Setelah dua tahun memegang pos tersebut, Pranowo diberhentikan dengan hormat pada tahun 1995. Ia secara resmi pensiun dari militer pada tanggal 11 November 1995.[8]

Direktur Jenderal Imigrasi dan masa pensiun

sunting

Pranowo diangkat menjadi Direktur Jenderal Imigrasi pada tanggal 16 Maret 1995, menggantikan Roni Sikap Sinuraya.[2] Pranowo memasuki masa pensiun menjelang tahun 1999 dan penggantinya, Jasril Jakub, sudah ditetapkan akan dilantik pada tanggal 8 Januari 1999. Namun, sejumlah demonstrasi yang menolak pengangkatan Jasril mendorong pemerintah untuk mencari penggantinya. Muhammad Mudakir kemudian disetujui sebagai direktur jenderal pengganti Pranowo.[9] Mudakir akhirnya dilantik menjadi direktur jenderal baru pada tanggal 4 Februari 1999.[10]

Setelah pensiun, Pranowo ditahbiskan menjadi pendeta.[11] Ia memimpin sejumlah organisasi Forum Bakti Kasih Kristiani dan memprakarsai sebuah gerakan sumbangan bagi daerah di Indonesia yang mengalami permasalahan kemanusiaan.[12]

Penghargaan

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003" (PDF). Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-05. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  2. ^ a b "Pranowo Menggantikan Roni Sikap Sinuraya". Kompas. 17 Maret 1995. hlm. 6. Diakses tanggal 4 Februari 2023. 
  3. ^ a b c The Editors (Oktober 1995). "Current Data on the Indonesian Military Elite: September 1, 1993 -- September 30, 1995". Indonesia. 60: 125. 
  4. ^ a b The Editors (Oktober 1985). "Current Data on the Indonesian Military Elite". Indonesia. 40: 144. 
  5. ^ "46 Pati Naik Pangkat". Mimbar Kekaryaan (202). Oktober 1987. hlm. 71. Diakses tanggal 25 May 2022. 
  6. ^ Saelan, Maulwi (2008). Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa. VisiMedia. ISBN 978-979-1043-99-1. 
  7. ^ The Editors (April 1993). "Current Data on the Indonesian Military Elite: January 1, 1992 - April 3, 1993". Indonesia. 56: 139. 
  8. ^ "Wismoyo dan 55 Jenderal Diwisuda Purnawira" . Kompas. 12 November 1995. hlm. 1. Diakses tanggal 7 Oktober 2021. 
  9. ^ "Kejutan di Imigrasi". Panji Masyarakat. 1999. hlm. 73. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  10. ^ "Mengapa Arifin Masuk, Mengapa Bambang Lolos?". Tempo. 8 Februari 1999. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  11. ^ "Persekutuan Doa Prime & First". Reformata (112). Agustus 2009. Diakses tanggal 4 Februari 2023. 
  12. ^ "Mayjen TNI (Purn) Pranowo: Gerakan 1000 Rupiah". Reformata. September 2003. Diakses tanggal 4 Februari 2023.