Prakarsa Sabuk dan Jalan

Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Inisiatif Sabuk dan Jalan adalah strategi pembangunan global yang diadopsi oleh pemerintah Tiongkok yang melibatkan pembangunan infrastruktur dan investasi di 152 negara dan organisasi internasional di Asia, Eropa, Afrika, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika.[2][3]

Prakarsa Sabuk dan Jalan
Tanggal pendirian2013; 11 tahun lalu (2013)
2017 (2017) (Forum)
Tujuanuntuk membangun sebuah pasar besar yang bersatu dan memanfaatkan sepenuhnya pasar internasional dan domestik, melalui pertukaran dan integrasi budaya, untuk meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan negara-negara anggota, berakhir dengan sebuah pola inovatif dengan aliran modal masuk, kumpulan bakat, dan basis data teknologi
Lokasi
Wilayah layanan
Asia
Afrika
Eropa
Timur Tengah
Amerika
Leader
Tiongkok Xi Jinping (2019)
Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim abad ke-21
Hanzi tradisional: 絲綢之路經濟帶和21世紀海上絲綢之路
Hanzi sederhana: 丝绸之路经济带和21世纪海上丝绸之路
Satu Sabuk, Satu Jalan
Hanzi tradisional: 一帶一路
Hanzi sederhana: 一带一路
Peta Asia, menunjukkan inisiatif OBOR
Tiongkok dengan warna merah, para anggota AIIB dengan warna oranye, enam koridor[1] dalam warna hitam, dan Jalur Sutra Maritim yang melewati Indonesia dan Asia Tenggara dalam warna biru.

Pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, pada awalnya mengumumkan strategi tersebut selama kunjungan resmi ke Indonesia dan Kazakhstan pada 2013. "Sabuk" mengacu kepada rute darat untuk transporasi jalan dan rel, disebut "Sabuk Ekonomi Jalur Sutra"; sedangkan "jalan" mengacu kepada rute laut, atau Jalur Sutra Maritim Abad ke-21.[4]

Prakarsa ini dikenal sebagai Satu Sabuk Satu Jalan atau One Belt One Road (OBOR)) (Hanzi: 一带一路}, kependekan dari Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim abad ke-21 (Hanzi: 丝绸之路经济带和21世纪海上丝绸之路),[5]) baru-baru ini mulai dikenal sebagai Sabuk dan Jalan atau 'Belt and Road (BRI) hingga tahun 2016 ketika pemerintah Tiongkok menganggap penekanan pada kata "satu" cenderung disalahtafsirkan.[6] Namun, nama lama "一带一路" masih digunakan di Tiongkok.[7]

Pemerintah Tiongkok menyebut prakarsa ini "suatu upaya untuk meningkatkan konektivitas regional dan merangkul masa depan yang lebih cerah".[8] Beberapa pengamat melihatnya sebagai dorongan untuk dominasi Tiongkok dalam urusan global dengan jaringan perdagangan yang berpusat di Tiongkok.[9][10] Proyek ini memiliki target waktu penyelesaian pada tahun 2049,[11] yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun Republik Rakyat Tiongkok.

Sejarah

sunting

Pada tanggal 2 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping menjadi tokoh (kepala negara) asing pertama yang menyampaikan pidatonya yang historis terkait Jalur Sutra Maritim di DPR RI,[12][13] ketika melakukan lawatan Asia Tenggara pertamanya.

Sebelumnya, ketika mengunjungi Asia Tengah pada bulan September, ia juga mengumumkan prakarsa Jalur Sutra Darat di hadapan Presiden Nur-Sultan dari Kazakhstan.

Proyek ini bertujuan untuk memperluas jaringan perdagangan Tiongkok dengan melibatkan tiga perempat negara dari seluruh dunia. Proyek ini mendapat perhatian khusus di era Pemerintahan Presiden Xi Jinping karena memang merupakan inisiatif global terbesar Presiden Xi Jinping, bahkan diabadikan dalam konstitusi Tiongkok

Pencapaian BRI

sunting

BRI terdiri dari tiga jalur sutra darat serta dua jalur sutra maritim yang telah mencakup lebih dari 150 negara saat ini. Dalam jalur sutra darat, program BRI berhasil mengintegrasikan relasi yang terjalin di antara Tiongkok dengan Asia Tengah, Rusia, Mongolia, Rusia dan Jembatan Darat Eurasia Baru. Sedangkan pada jalur sutra maritim, memiliki tujuan untuk mengkoneksikan pesisir Tiongkok dengan Asia Tenggara hingga Afrika melalui pembangunan pelabuhan serta jalur kereta api.[14] Rute ini diawali dari Pelabuhan Tiongkok yang menghubungkan koridor tersebutdengan Inocina serta koridor Bangladesh, India dan Myanmar.[15]

Program BRI berhasil menghasilkan dampak positif di antara negara-negara mitra yakni mampu mengurangi jarak dan waktu tempuh antara negara mitra hingga sebesar 12%, meingkatkan volume perdagangan sebanyak 2,7% hngga 9,7% serta meningkatkan pendapatan domestik negara mitra hingga 3,4%.[16]

Referensi

sunting
  1. ^ China Britain Business Council: One Belt One Road Diarsipkan 2017-07-13 di Wayback Machine.
  2. ^ "Belt and Road Initiative". World Bank (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 March 2019. 
  3. ^ https://www.abc.net.au/news/2017-05-14/china-attempts-global-dominance-with-one-belt-one/8522974
  4. ^ Kuo, Lily; Kommenda, Niko. "What is China's Belt and Road Initiative?". the Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2018. Diakses tanggal 5 September 2018. 
  5. ^ "Wayback Machine" (PDF). 13 July 2017. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 July 2017. Diakses tanggal 22 March 2019. 
  6. ^ "BRI Instead of OBOR – China Edits the English Name of its Most Ambitious International Project". liia.lv. 28 July 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 February 2017. Diakses tanggal 15 August 2017. 
  7. ^ "王毅:着力打造西部陆海新通道 推动高质量共建"一带一路"-新华网". www.xinhuanet.com. Diakses tanggal 2019-08-21. 
  8. ^ "China unveils action plan on Belt and Road Initiative". Gov.cn. Xinhua. 28 March 2015. Diakses tanggal 16 April 2018. 
  9. ^ Compare: (7 July 2017). "What Is One Belt One Road? A Surplus Recycling Mechanism Approach".
  10. ^ Compare: "Getting lost in 'One Belt, One Road'" (dalam bahasa Inggris). Hong Kong Economic Journal. 12 April 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2016. Diakses tanggal 13 April 2016. Simply put, China is trying to buy friendship and political influence by investing massive amounts of money on infrastructure in countries along the 'One Belt, One Road'. 
  11. ^ "CrowdReviews Partnered with Strategic Marketing & Exhibitions to Announce: One Belt, One Road Forum". PR.com. 25 March 2019. Diakses tanggal 30 April 2019. 
  12. ^ (Inggris) "Xi in call for building of new 'maritime silk road'". China Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 March 2017. Diakses tanggal 16 April 2015. 
  13. ^ (Inggris) (Indonesia) President Xi Jinping delivers speech at Indonesia parliament - CGTN
  14. ^ Peter Cai. (2017) Understanding China’s Belt and Road Initiative, Lowy Institute for Internasional Policy
  15. ^ Oxford Business Group. (2019)"China's One Belt, One Road initiative reshaping South-east Asia," Analysis, (https://oxfordbusinessgroup.com/analysis/road)
  16. ^ The World Bank. (2018), “Belt and Road Initiative” Belt and Road Initiative (worldbank.org)

Pranala luar

sunting