Polisulfon merupakan polimer sintetis yang umum digunakan sebagai material membran. Pengembangan polisulfon pertama kali dilakukan pada tahun 1960-an sebagai alternatif pengganti membran selulosa.[1] Keunggulan polisulfon yaitu tahan terhadap derajat keasaman yang ekstrim, mudah larut dalam kloroform dan dimetilformamida, dan mudah diterapkan dalam proses konvensional. Kekurangan dari polisulfon adalah memiliki kelarutan yang tinggi, hanya dapat larut dalam pelarut organik dan bersifat hidrofobik.[2]

Dinding membran polisulfon yang asimetri, diamati menggunakan mikroskop pemindai elektron.

Referensi

sunting
  1. ^ Elma 2016, hlm. 49-50.
  2. ^ Elma 2016, hlm. 50.

Daftar pustaka

sunting