Poena cullei (dari bahasa Latin 'hukuman tenggelam'[1]) di bawah hukum Romawi adalah sebuah jenis dari hukuman mati yang ditujukan kepada eseorang yang didakwa melakukan parisida. Orang yang dihukum akan dimasukkan ke sebuah kantung kulit, terkadang dengan disertai hewan-hewan hidup, dan kemudian ditenggelamkan ke air. Hukuman tersebut banyak ragam bentuk frekuensi dan presisenya pada masa Romawi. Contohnya, kasus terdokumentasi penuh terawal dari sekitar tahun 100 Masehi, meskipun para cendekiawan berpikir bahwa hukuman tersebut telah berkembang sekitar seabad sebelumnya (lebih awal ketimbang itu, para pembunuh, termasuk parisida, akan ditangani oleh keluarga terkait untuk dihukum, ketimbang dihukum oleh para pejabat negara Romawi). Pemasukkan hewan-hewan hidup dalam kantung hanya didokumentasikan dari zaman Kekaisaran Awal, dan pada mulanya, hanya ular-ular yang disebutkan. Pada masa Kaisar Hadrianus (abad ke-2 Masehi), bentuk hukuman paling dikenal tersebut didokumentasikan, dimana ayam, anjing, monyet dan beludak dimasukkan ke kentung. Namun pada masa Hadrianus, poena cullei dibuat dalam sebuah bentuk opsional dari hukuman untuk parisida (alternatifnya dilempar ke hewan-hewan buas di arena). Pada abad ke-3 Masehi sampai kenaikan tahta Kaisar Konstantinus, poena cullei kembali digunakan; Konstantinus menerapkannya, namun sekarang hanya ular-ular yang ditambahkan dalam kantung. Selama lebih dari 200 tahun kemudian, Kaisar Yustinianus melakukan kembali hukuman tersebut dengan empat hewan, dan poena cullei masih dijadikan hukum mutlak bagi parisida dalam hukum Bizantium sampai 400 tahun berikutnya, saat hukuman tersebut diganti dengan hukuman dibakar hidup-hidup.

"Ertränken im Fass oder Sack", sebuah sketsa tahun 1560 yang menampilkan hukuman mati

Poena cullei sempat kembali digunakan pada zaman pertengahan akhir dan Jerman modern awal, dengan kasus-kasus ditenggelamkan dalam sebuah kantung bersama dengan hewan-hewan hidup didokumentasikan dari Saxony pada paruh pertama abad ke-18.

Catatan dan referensi

sunting
  1. ^ Richard A. Bauman (2005), Crime and Punishment in Ancient Rome, London & New York: Routledge, reprint of 1996 edition, ISBN 0-203-42858-7, p. 23.

Daftar pustaka

sunting
Buku dan jurnal
Web resources

Bacaan tambahan

sunting
  • Bauman, Richard A. (2012). Crime and Punishment in Ancient Rome. Oxford: Taylor & Francis Group. hlm. 30–32. ISBN 978-0-415-69254-0. 
  • Beness, Lea (1998). "When the Punishment Rivals the Crime: The Sack Treatment and the Execution of C. Villius". Ancient History: Resources for Teachers. 28.2: 95–112. 
  • Beness, Lea (2000). "The Punishment of the Gracchani and the Execution of C. Villius in 133/132". Antichthon. 34: 1–17. 
  • Cantarella, Eva (1991). I supplizi capitali in Grecia e a Roma. Milan: Rizzoli. ISBN 978-88-17-33173-9. 
  • Cloud J.D. (1971). "Parricidium from the lex Numae to the Lex Pompeia de parricidiis". Zeitschrift der Savigny-Stiftung für Rechtsgeschichte, romanistische Abteilung. Weimar: Böhlau. 88: 1–66. doi:10.7767/zrgra.1971.88.1.1. ISSN 0323-4096. 
  • Düll, R. (1935). "Zur Bedeutung der poena cullei im Römischen Strafrecht". Atti del Congresso Int. di diritto romano (R 1933). Pavia: 363–408. 
  • Egmond, Florike (1995). "The Cock, the Dog, the Serpent, and the Monkey. Reception and Transmission of a Roman Punishment, or Historiography as History". International Journal of the Classical Tradition. Springer. 2,2: 159–192. ISSN 1874-6292. JSTOR 30222199. 
  • Gorgoni, Christina Bukowska (1979). "Die Strafe des Säckens-Wahrheit und Legende". Forschungen zur Rechtsarchäologie und rechtlichen Volkskunde. Zürich: Schulthess Polygraphischer Verlag. 2: 149–162. OCLC 492555150. 
  • Radin, Max (1920). "The Lex Pompeia and the Poena Cullei". The Journal of Roman Studies. Society for the Promotion of Roman Studies. 10: 119–130. doi:10.2307/295798. ISSN 0075-4358. JSTOR 295798. 
  • Watson, Alan (editor) (1998). The Digest of Justinian, Volumes 1–4. Philadelphia: University of Pennsylvania Press. ISBN 978-0-8122-2036-0.