Piyak, Kanor, Bojonegoro
Piyak adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Piyak | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Bojonegoro | ||||
Kecamatan | Kanor | ||||
Kode pos | 62193 | ||||
Kode Kemendagri | 35.22.11.2004 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Perbatasan
suntingUtara | Desa Tambahrejo /Sungai Bengawan Solo |
Timur | Desa Caruban dan Sedeng |
Selatan | Desa Simbatan dan Sedeng |
Barat | Desa Kabalan |
Demografi
suntingMata pencaharian utama warga Piyak adalah buruh tani dan ternak, yang kebanyakan menggarap sawah dan memelihara ternak. Dan sebagian menjadi Wiraswasta merantau di luar kota dan luar Pulau.
Pendidikan
suntingHanya terdapat 1 sekolah dasar di Piyak. Mayoritas penduduk Piyak juga hanya tamatan SD, karena untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka harus pergi keluar desa. Pada Tahun 2004 berdiri satu lagi sekolah dasar yaitu MI AR Rokhman yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam
Sejarah
suntingPada zaman dahulu kerajaan Mataram sekitar tahun 1830, desa ini belum ada namanya penduduknya masih sedikit wilayahnya didominasi oleh hutan belantara berupa bambu, rumput ilalang dan lain-lain. di suatu hari desa ini kedatangan sekelompok brandal / Penjahat namanya brandal Loko Joyo yang hendak melewati / melintasi desa atau wilayah ini karena terhalang oleh rumput ilalang, kemudian brandal membelah hutan rumput ( dalam bahasa jawa miyak-miyak ). Pada saat brandal melintas wilayah ini secara kebetulan bertemu dengan rombongan yang baru turun dari perahu dari daerah Ngawi yang dipimpin oleh seorang perempuan. Terjadilah perkelaian antara sekelompok brandal dengan rombongan dari Ngawi tadi. Akhirya dari kedua belah pihak timbulah korban, korban dari pihak kelompok brandal dimakamkan di belahan hutan sebelah selatan dan dari pihak rombongan dari Ngawi dikubur sebelah utara. Dari belahan makam tersebut terbentuklah jalan setapak. Jalan yang pada awalnya disebelah bengawan solo karena mengikuti arus transportasi akhirnya mulai pindah ke sebelah selatan bekas tempat pertarungan antara kelompok brandal dan rombongan dari Ngawi. Jalan baru tadi terus diperbaiki secara gotong-royong oleh rombongan dari Ngawi yang dipimpin oleh seorang perempuan dengan memakai alat keranjang tomblok. Karena alat yang dipakai kerangjang tomblok akhirya pemimpinya diberi nama Nyai Momblok. Dan dengan berjalannya waktu berkembanglah wilayah ini dan semakin banyak warga yang bermukim yang banyak berasal dari wilayah Ngawi. Pada suatu hari berkumpulah warga yang bermukim melakukan selamatan dan sekaligus Nyai Momblok memberikan amanat dengan melihat latar belakang wilayah yang berasal dari hutan belantara yang dilintasi / dibelah ( bahasa jawa: dipiyak ) maka wilayah ini disebut DESA PIYAK. Nama tersebut disetujui oleh semua yang hadir saat selamatan dan sampai sekarang terus dipakai.
Sejarah Pemerintahan
suntingPada zaman dahulu pemerintah desa di kepalai oleh petinggi / lurah orang yang paling berkuasa menjalankan pemerintahan desa di Bantu dengan bawahannya yang bernama pamong. orang yang paling dekat dengan lurah adalah Carik sebagai tangan kanannya, sedangkan carik mempunyai beberapa pamong bawahan.
- Jogo Boyo Tugas Keamanan desa
- Jogo Tirto Tugas Pengairan
- Kebayan Tugas Perintah / Penerangan Masyarakat
- Kami Tuwo Tugas Kepala Dukuhan
- Modin Tugas Menangani Pernikahan dan Kematihan
Tempat untuk menyelesaikan suatu permasalahan namanya balai desa setelah beberapa kurun waktu terjadilah pergatian istilah dari pamong desa menjadi perangkat desa kira-kira tahun 1986. adapun perangkat desa maluputi:
- Kepala desa
- Sekretaris Desa
- Kapala Urusan Pemerintahan
- Kapala Urusan Pembangunan
- Kapala Urusan Keuangan
- Kapala Urusan Kesejahteraan Rakyat
- Kepala Dusun
Sejarah Pembangunan Desa
suntingPada masa pemerintahan dahulu masih dalam keadaan sederhana, jalanpun masih becek jalannya masih terdiri dari tanah liat apalagi sering terendam air / banjir.
Setelah di programkan oleh Asilen Wedono ( Camat ) jalan tersebut di uruk dengan gotong royong atau disebut dengan gugur gunung sekecamatan yang terdiri dari 25 desa. Setelah program tersebut di laksanakan lambat laun mengalami perubaha sedikit demi –sedikit.
Pada tahun 1990 mulai tampak perkembangan yang agak bagus yang dapat di rasakan oleh penduduk. Di mana telah tumbuh sector pertanian sebagai mata pencaharian penduduk sehingga dapat di rasakan hasil pertaniannya. Langkah berikutnya setelah berhasil dalam usaha pertanian, maka upaya untuk membangun mulai tampak, dengan adanya pembangunan pasar, jalan, jembatan, dll. Sehingga berkembang sampai sekarang.
Demografi
suntingBerdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa Piyak adalah terdiri dari 304 KK, dengan jumlah total 1.124 jiwa, dengan rincian 511 laki-laki dan 613 perempuan Tingkat kemiskinan di Desa Piyak termasuk sedang. Dari jumlah 307 KK, sejumlah 107 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I; 104 KK tercatat Keluarga Sejahtera II; 86 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 7 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka terdapat 35,19 % KK Desa Piyak adalah keluarga miskin.
Secara geografis Desa Piyak terletak pada posisi 7°21'-7°31' Lintang Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 10 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Bojonegoro tahun 2004, selama tahun 2004 curah hujan di Desa Piyak rata-rata mencapai 2.400 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2008.
Secara administratif, Desa Piyak terletak di wilayah Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tambahrejo dan Sungai Bengawan solo. Di sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mekuris dan desa Kabalan. Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Simbatan sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa Sedeng Jarak tempuh Desa Piyak ke ibu kota kecamatan adalah 4 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 7 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 21 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 0,5 jam.