Pintu semu

bagian dinding atau benda mirip pintu tetapi tidak berfungsi layaknya pintu


Pintu semu atau pintu palsu (juga disebut ceruk tersembunyi) adalah bagian dinding atau suatu benda tiruan pintu yang tidak berfungsi seperti pintu asli. Benda ini diukir di dinding atau dilukis di atasnya. Benda ini adalah suatu arsitektur umum di makam-makam Mesir Kuno, dan juga muncul dalam kebudayaan dan peradaban lain seperti makam-makam di Sardinia Pra-Nuragik yang dikenal sebagai Domus de Janas. Pintu semu juga muncul di makam-makam Peradaban Etruria dan pada zaman Romawi Kuno digunakan baik dalam rumah dan makam.[2]

Seorang pemuja mempersembahkan persembahan ke kuil Inanna, k. 2500 SM. Ur, Mesopotamia.[1]
Pintu palsu kapel makam, sekitar tahun 2450 SM, Mesir.

Asal Mesopotamia

sunting

Arsitektur Mesir dipengaruhi oleh Mesopotamia, karena mengadopsi unsur kuil dan arsitektur sipil.[3] Pertukaran ini merupakan bagian dari hubungan Mesir dan Mesopotamia sejak milenium ke-4 SM.[3]

Relung-relung tersembunyi merupakan ciri khas arsitektur Kuil Mesopotamia, dan diadopsi dalam arsitektur Mesir, khususnya untuk rancangan makam Mastaba, selama dinasti pertama dan kedua Mesir, sejak periode Naqada III (k. 3000 SM).[3][4] Tidak diketahui apakah pemindahan rancangan ini adalah hasil dari pekerja Mesopotamia di Mesir, atau apakah rancangan kuil yang muncul pada segel impor Mesopotamia mungkin merupakan sumber inspirasi yang cukup bagi para arsitek Mesir.[3]

Mesir Kuno

sunting
 
Pintu palsu khas ke makam Mesir. Jenazah disimpan dan dipajang di atas ceruk tengah di depan meja persembahan, dan prasasti yang mencantumkan persembahan untuk jenazah diukir di sepanjang panel samping. Sekarang disimpan di Museum Louvre, Prancis.

Orang Mesir kuno percaya bahwa pintu palsu adalah ambang antara dunia orang hidup dan orang mati dan melalui mana dewa atau roh orang mati bisa masuk dan keluar.[5]

Pintu palsu biasanya menjadi fokus kuil persembahan makam, di mana anggota keluarga dapat menempatkan persembahan untuk almarhum pada lempengan persembahan khusus yang ditempatkan di depan pintu.[6]

Sebagian besar pintu palsu ditemukan di dinding barat kuil penguburan atau ruang persembahan karena orang Mesir Kuno menghubungkan barat dengan tanah orang mati. Di banyak mastaba, baik suami maupun istri yang terkubur di dalam memiliki pintu palsunya sendiri.

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Meador, Betty De Shong (2000). Inanna, Lady of Largest Heart: Poems of the Sumerian High Priestess Enheduanna (dalam bahasa Inggris). University of Texas Press. hlm. 14–15. ISBN 978-0292752429. 
  2. ^ "The term false door (also ka-door, false- door stela, fausse-porte, Scheintiir) denotes an architectural element that is found mostly in private tomb structures of the Old Kingdom (mastabas and rock-cut tombs): a recessed niche, either in the western wall of the offering chamber, or in the eastern tomb facade. It imitates the most important parts of an Egyptian door, but the niche offers no real entrance to any interior space. Such fictitious doors are also attested in other architectural contexts" in Redford, Donald B. (2001). The Oxford Encyclopedia of Ancient Egypt: A-F (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 498. ISBN 978-0195138214. 
  3. ^ a b c d Demand, Nancy H. (2011). The Mediterranean Context of Early Greek History (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons. hlm. 71. ISBN 978-1444342345. 
    Nancy H. Demand is Professor Emerita in the Department of History, Indiana University, Bloomington, Indiana.
  4. ^ Silberman, Neil Asher (2012). The Oxford Companion to Archaeology (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. hlm. 464. ISBN 978-0199735785. 
  5. ^ Bard, KA (1999). Encyclopedia of the Archaeology of Ancient Egypt. NY, NY: Routledge. 
  6. ^ Allen, JP (2000). Middle Egyptian. Cambridge UK: Cambridge University Press. hlm. 95. 

Daftar pustaka

sunting
  • Owen, Maurice (24 February 2010). "False – Doors". The False-Door : dissolution and becoming in Roman wall-painting. Southampton Solent University. Diakses tanggal 28 July 2013. 

Pranala luar

sunting