Piha kaetta adalah sebuah pisau yang berasal dari pulau Sri Lanka. Piha kaetta memiliki pisau yang punggungnya lurus dan sisi tajamnya melengkung. Piha kaetta diasosiasikan dengan bangsawan Sri Lanka. Pada zaman dahulu, kebanyakan piha kaetta diproduksi di bengkel-bengkel milik kerajaan. Pisau piha kaetta sering kali ditoreh dengan tatahan perak dan memiliki sarung pedang yang terbuat dari gading.

Piha kaetta, salah satu tradisional Sri Lanka. Piha kaetta ini memiliki gagang yang terbuat dari perak.

Pisau belati di Asia Selatan

sunting

Selama masa keemasan Kekaisaran Mughal di India antara abad-16 sampai awal abad ke-18, pedang-pedang untuk alat perang mulai diproduksi secara meluas. Belati ini dikenal dengan kualitasnya yang tinggi, hiasannya yang halus dan rumit, dan bentuknya yang elegan. Bentuk-bentuk elegan pada senjata perang Kekaisaran Mughal ditemukan pada banyak belati dan pisau selama periode tersebut. Bentuk-bentuk ini menunjukkan pengaruh dari dunia Islam yang kuat. Banyak dari belati-belati ini bersifat royal dan hanya dipakai oleh para pangeran atau bangsawan untuk membela diri, untuk berburu, atau untuk sekadar dipamerkan. Dalam pertempuran, mereka adalah senjata penting di pertempuran jarak dekat, dan mampu menusuk baju besi prajurit India.[1]

Antara akhir abad ke-17 sampai abad ke-18, Sri Lanka mulai memproduksi piha kaetta secara lokal. Piha kaetta adalah semacam pisau dengan tepi yang anggun yang didesain serupa dengan desain pisau-pisau lain yang ditemukan di anak benua India. Berbeda dengan pisau yang ditemukan di India yang dipengaruhi oleh kebudayaan Mughal dan sering kali digunakan dalam pertempuran, pisau piha kaetta milik Sri Lanka lebih sering digunakan untuk pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan pertanian atau di hutan belantara. Piha kaetta dengan desain terbaik dibuat di "empat lokakarya" (pattal-hatara), sejenis pabrik kerajaan untuk kelompok pengrajin-pengrajin terpilih yang dipekerjaan khusus untuk istana kerajaan, atau untuk orang lain yang diberikan izin oleh raja. Nama "empat lokakarya" mengacu pada masing-masing lokakarya "permata", "mahkota", "pedang emas", dan "tahta". Di Sri Lanka, seni bangunan, seni lukis, seni ukiran gading, seni perhiasan, dan lain sebagainya berada di tangan sebuah persekutuan pengrajin atau kasta pengrajin yang secara turun menurun selalu menempati posisi yang terhormat.[2]

Bentuk

sunting
 
Piha kaetta ini memiliki stylus yang dibawa didalam sarung pisaunya.

Piha kaetta memiliki pisau berat dengan tebal sekitar 05 inch[convert: unit tak dikenal] sampai 2 inch[convert: unit tak dikenal] dan panjang sekitar 5 inch[convert: unit tak dikenal] sampai 8 inch[convert: unit tak dikenal]. Piha kaetta memiliki panel yang bertatahkan logam mulia di bagian belakang pisanya, dan ujung lurus yang melengkung begitu mendekati tip nya. Nama Kaetta yang berarti "paruh burung", mungkin mengacu pada ujung melengkungnya.[3]

Piha kaetta yang paling sederhana biasanya terbuat dari baja dengan gagang yang terbuat dari kayu atau tanduk. Piha kaetta berkualitas tinggi selalu memiliki hiasan ornamen yang halus, biasanya di bagian belakang pisau dimana pada bagian tersebut pisau kaetta diukir dengan campuran panel hias perak dan kuningan; atau diukir dengan sangat dalam dan ditutupi dengan daun perak tipis yang tertempel didalam cekungan ukiran. Pegangan piha kaetta berkualitas tinggi biasanya terbuat dari kombinasi bermacam-macam bahan baku seperti logam mulia (emas, perak, kuningan, tembaga, batu kristal, gading, tanduk, baja atau kayu. Gagang ini dibentuk dengan bentuk-bentuk yang sangat khas, terkadang dibentuk seperti kepala sebuah makhluk dari mitologi atau dibentuk seperti ular naga.[4][3]

Seringkali terdapat stylus bertatahkan perak dibawa didalam sarung pisau piha kaetta.[3]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Gahir & Spencer 2006, hlm. 134.
  2. ^ Wright 1907, hlm. 181-2.
  3. ^ a b c Stone 2013, hlm. 498.
  4. ^ "A Fine Sinhalese Knife Piha-Kaetta (Pihiya) with Sheath, Sri Lanka, Late 17th early 18th Century". ALJ Antiques. ALJ Antiques. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-13. Diakses tanggal November 13, 2017. 

Bibliografi

sunting