Philip Mantofa
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Ps. Philip Mantofa, BRE. (lahir 27 September 1974) adalah seorang Pendeta Kristen. Ia melayani di GMS 2 Surabaya Barat.
Philip Mantofa | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 27 September 1974 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Pasangan | Irene Saphira |
Anak | Vanessa Mantofa Jeremy Mantofa Warren Mantofa |
Orang tua |
|
Pendidikan | Columbia Bible College |
Dikenal sebagai |
|
Kehidupan Pribadi
suntingKelahiran dan masa kecil
suntingPhilip Mantofa lahir di Surabaya pada tanggal 27 September 1974. Ia merupakan anak kedua dari Hardi Mantofa dan Suzanna Lindawati, kakaknya yaitu Maxixe Mantofa serta adiknya adalah John Mantofa. Sekalipun dilahirkan sebagai anak yang sehat dan normal, sebuah peristiwa di masa kecil membuatnya bertumbuh sebagai anak yang lemah secara fisik dan ingatan. Philip terjatuh dari ranjang ketika baru berumur 2 bulan. Sejak itu ia sering kejang dan kekuatan kakinya begitu kecil hingga ia harus mengenakan penyangga kaki dan sepatu besi seperti yang dikenakan oleh anak yang cacat karena polio. Keadaan otaknya juga tidak lebih baik karena ia mengalami kesukaran untuk mengingat hal-hal yang mudah seperti kelas maupun ejaan namanya sendiri. Hal tersebut yang membuat ibunya terus menerus berdoa untuk kesembuhannya dan bernazar menyerahkan Philip untuk dijadikan seorang hamba Tuhan. Berdasarkan kesaksiannya semua keadaan itu berubah seketika ketika kuasa Roh Kudus menjamahnya di tengah jalan saat berjalan menuju ke sekolahnya di Taipei, Taiwan. Mendengarkan doa mamanya di Indonesia, Tuhan sembuhkan ia secara ajaib.
Masa sekolah
suntingOrang tuanya menyekolahkan Philip beserta Maxixe di sekolah dasar Ho Bu Guo Xiao, Taipei, Taiwan, sekalian untuk perawatan kesehatan. Di Taiwan, kenakalan Philip menjadi-jadi, gampang emosi dan berkelahi dengan teman-temannya. Tak lama kemudian mereka pulang ke Indonesia dan bersekolah di SDK St. Aloysius, Kepanjen, Surabaya. Setelah sembuh, bukannya menjadi orang yang baik, malahan terlibat dalam berbagai kenakalan remaja dan perkelahian yang hampir merenggut nyawanya dan orang lain. Setiap hari Philip berkelahi sampai ia masuk SMP. Karena tabiatnya tersebut, Philip menemui permasalahan serius sehingga orang tuanya menyekolahkan ke Singapura. Di Singapura, Philip terlibat okultisme dari buku yang ia beli. Ia juga mengalami masalah dengan guru les dan sering berkelahi dengan anak-anak di lingkungannya. Akhirnya, orang tua Philip menyekolahkannya di Vancouver, Kanada bersama kedua saudaranya. Hingga di tahun 1992, Tuhan menyelamatkan hidupnya.
Pernikahan dan Keluarga
suntingPada tahun 1995, Philip mulai menjalin hubungan dengan Irene Saphira, putri kedua Pdt. Jusuf Soegiarto Soetanto, Gembala Sidang GBI Jemaat Mawar Sharon Surabaya. Ia dan Irene sudah bersahabat bertahun-tahun sebelumnya. Pertama kali Philip bertemu dengan Irene adalah saat beribadah di GBI Jemaat Mawar Sharon Surabaya. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Irene. Begitupun dengan Irene, ia sudah tahu bahwa Philip adalah jodohnya pada pandangan pertamanya di gereja. Sejak hari itu, mereka berdua mulai sering bercakap-cakap melalui telepon. Philip dan Irene berpacaran selama empat tahun. Mereka sangat jarang bertemu karena posisi Philip yang berada di Kanada, sedangkan Irene di Indonesia. Di Kanada, banyak teman wanita Philip yang tertarik padanya dan di Indonesia, banyak teman laki-laki Irene yang mengejarnya. Sehingga menjaga komitmen berpacaran mereka berdua merupakan tantangan besar. Pada tahun 1999, Philip dan Irene secara resmi menikah. Saat ini, mereka telah dikaruniai tiga anak: Vanessa, Jeremy, dan Warren.
Kehidupan Spiritual
suntingPertobatan
suntingPertobatan Philip Mantofa dimulai pada tahun 1992, pada saat ia hendak meninggalkan sebuah gereja di Vancouver, Kanada. Saat hendak memegang gagang pintu, ia mendengar suara, “Philip, if you are not saved today, you will never be saved!” Philip terkejut dan segera berbalik ke depan altar. Kehidupan spiritualnya dimulai semenjak saat itu. Philip menerima bimbingan rohani Pdt. Sonny Mandagie dari “Emmanuel Indonesian Christian Fellowship”. Ia dibaptis di gereja itu dan mulai mengalami pembentukan karakter secara Kristiani. Akhirnya Philip memutuskan untuk kuliah di Sekolah Theologia, Philip akhirnya menyelesaikan studi di Columbia Bible College, British Columbia, Canada dan diwisuda pada 20 April 1996.
Pelayanan
suntingPhilip di permulaan pelayanannya, adalah sebagai mahasiswa praktek pada tahun 1994 di Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Imanuel, Ungaran, Jawa Tengah, yang saat itu di bawah kepemimpinan Pdt. Samuel Handoko Mulyanto. Setelah kembali ke Indonesia di tahun 1998, Philip setia melayani Tuhan dari awalnya sebagai pemimpin PEMASA (kini disebut Connect Group) atau kelompok sel (komsel) pemuda di GBI Jemaat Mawar Sharon Surabaya, hingga kini ia memimpin penggembalaan GMS 2 Surabaya Barat serta menjabat sebagai Wakil Ketua Sinode GMS. Tuhan mempercayakan Philip dengan hati seorang gembala dan urapan penginjil untuk memenangkan generasinya. Kesaksian hidupnya telah membawa gelombang pertobatan di mana-mana. Dari hujan keselamatan, Tuhan kemudian juga membawa Philip ke sungai kesembuhan melalui pelayanannya untuk membuktikan bahwa mujizat masih ada dan terjadi hingga saat ini.