Phallus impudicus tergolong ke dalam jamur. Memiliki habitat asli di Eropa dan Amerika Utara, spesies ini telah diketahui keberadaannya sejak berabad lalu. Dalam buku General Histoire of Plants tahun 1597, pakar botani, John Gerard, menyebut spesies ini pricle mushroom. Meski berbentuk aneh, ternyata ada orang Prancis dan Jerman yang memakannya. Penelitian G Kusnecov yang dipublikasikan di jurnal The Breast bahkan menyatakan bahwa jamur ini bisa mencegah terjadinya pembekuan darah yang bisa menyebabkan kematian pada penderita kanker payudara.[1]

Phallus impudicus Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Jamur
Pileus (en)

Conical mushroom cap

Hymenophore (en)

Gleba

Kebermakanan

Inedible mushroom

Stipe (en)

Bare stipe

Ekologi

Saprobiont

Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanFungi
DivisiBasidiomycota
KelasAgaricomycetes
OrdoPhallales
FamiliPhallaceae
GenusPhallus
SpesiesPhallus impudicus Edit nilai pada Wikidata
Linnaeus, 1753
Tata nama
Sinonim taksonPhallus impudicus var. togatus (mul) Terjemahkan
Hymenophallus togatus (mul) Terjemahkan
Phallus foetidus (mul) Terjemahkan
Phallus mauritianus (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus var. americanus (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus var. imperialis (mul) Terjemahkan
Kirchbaumia imperialis (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus var. obliteratus (mul) Terjemahkan
Dictyophora duplicata var. obliterata (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus var. pseudoduplicatus (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus var. subindusiatus (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus f. subindusiatus (mul) Terjemahkan
Phallus impudicus var. vulgaris (mul) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Phallus impudicus.

Penamaan

sunting

Nama ilmiah Phallus impudicus ini pertama kali diberi nama oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753. Dengan menggunakan nama genus Phallus menjadikan referensi untuk tampilan jamur lain dari kelompok ini. Julukan jamur ini dengan nama impudicus berasal dari bahasa latin yang artinya “tak tahu malu atau tidak sopan”. Karena Phallus impudicus ini diterjemahkan menjadi “fallus tanpa malu-malu”, jadi spesies ini disebut sebagai Common Stinkhorn.[2][3] Jamur dengan nama ilmiah Phallus impudicus ini masuk ke dalam keluarga Phallaceae, dari ordo Phallales dan dari divisi basidiomikota.[4][5] Ahli botani John Gerrard menyebutkan jamur ini dengan nama "jamur pricke" atau "jamur penis virilis" dalam General Historie of Plants tahun 1597. Jamur ini juga disebut dengan nama Hollanders workingtoole atau phallus hollandicus dalam bukunya Theatrum botanicum tahun 1640 oleh John Parkison.[6] Jamur ini pernah dijuluki sebagai "telur penyihir" atau "telur setan" oleh penduduk yang waspada terhadap jamur ini, karena kemunculannya yang mendadak dan tubuh berbentuk telur keluar dari tanah dan menimbulkan kecurigaan.[7]

Tempat

sunting

Jamur ini biasanya tumbuh dengan sendiri maupun berkelompok dan secara mendadak hanya dalam hitungan jam saja. Oleh karena itu, ketika menemukan satu jamur yang tumbuh, akan menemukan jamur yang lain juga akan tubuh atau masih berupa telur dari spesies ini. Tumbuh dari sebuah telur jamur yang belum matang di bawah tanah. Saat masih dalam bentuk telur berukuran diameter empat sampai delapan cm dengan warna putih berongga pada batangnya dan tutup yang berwarna putih keunguan. Jamur ini muncul di taman atau atau halaman rumput, kebun, dan area budidaya serta tempat-tempat yang kadang tidak diinginkan.[8][9] Jamur atau telur dari spesies ini dapat ditemukan setiap saat dan sepanjang tahun sampai akhir musim gugur, tetapi tidak aktif pada musim panas. Jamur saprobik ini selalu muncul di dekat tunggul pohon mati atau bersumber dari kayu-kayu busuk yang lainnya. Untuk menemukan telur dari spesies ini sangat mudah karena biasanya hanya terkubur sebagian di dalam tanah dan terlihat warna putih yang muncul ke permukaan. Jika ingin melihat jamur aneh dan bau ini tidak perlu mencarinya, karena pasti akan mencium baunya sebelum menemukan jamurnya, tinggal ikuti saja hidung yang akan mencium bau busuk menyengat disitulah jamur Phallus impudicus tumbuh. Malam hari adalah waktu terbaik untuk melihat spesies yang sangat bau ini. Secara bertahap mereka akan tumbuh secara cepat dengan memecahkan cangkangnya dan membawa tutup yang berlapis gleba dengan setinggi-tingginya.[2]

Ciri-ciri

sunting

Jamur ini memiliki ukuran tinggi 15 sampai 25 cm atau 10 inci, stipe berdiameter 2–4 cm dan tutupnya berukuran 2,5–5 cm, mampu bertahan di atas ruang hanya selama beberapa hari saja. Jamur ini berwarna putih pada batangnya yang tinggi berrongga dan diatapi oleh topi bentuk kerucut hijau zaitun pada ujungnya yang baru tumbuh dan belum dihinggapi oleh lalat. Biasanya, untuk jamur yang sudah tumbuh tetapi masih muda akan berwarna putih keputihan atau merah muda berbentuk telur dengan berukuran 3–5 cm bisa juga 4–6 cm.[10] Memiliki lendir yang berbau busuk bangkai manis yang kuat dan tidak menyenangkan pada ujung glebanya yang berwarna coklat zaitun sampai coklat tua dan mengandung spora berwarna kuning. Bahan kimia yang terkandung pada gleba diantaranya methanethiol, hydrogen sulfide, linalool, trans-ocimene, phenylacetaldehyde, dimethyl sulfide, dan dimethyl trisulfide.[11] Sehingga khususnya lalat dan serangga lain tertarik untuk menginggapinya untuk menelan glebanya sebagai makanan dan terbang kembali untuk mencari makanan di tempat lain dengan membawa sebagian spora yang menempel di kakinya. Tidak lama kemudian, lapisan hijau berlendir pada topi jamur ini akan habis termakan oleh lalat dan tubuh jamur akan memperlihatkan permukaan yang bergerigi dan berwarna kekuningan serta akan cepat rusak. Setelah spora pada jamur telah habis dibawa pergi oleh serangga, bentuk pada ujung jamur atau tutupnya akan menyerupai bentuk pada penutup morel atau menyerupai sarang lebah yang terangkat.[8][12] Bentuk dari jamur ini juga mengingatkan pada cinta, bau, dan kematian karena bau busuk yang berasal dari jamur ini menyerupai bau pada mayat yang membusuk.[13] jamur ini tidak seperti kebanyakan jamur lain, yang mengandalkan angin untuk penyebaran spora. Jamur ini untuk penyebaran spora justru menggunakan bantuan serangga.[9]

Meskipun berbau busuk pada jamur menunjukkan bahwa jamur ini tidak beracun dan dapat dimakan, walaupun tidak memiliki kelezatan dan rasa yang khas. Namun, ada beberapa orang yang memakannya, tetapi saat masih dalam bentuk telur dan belum memiliki bau yang begitu menyengat. Saat masih dalam bentuk telur jamur ini dikatakan dapat dimakan, tetapi bukan sebagai sumber makanan kecuali bagi lalat atau serangga. Negara Prancis dan beberapa bagian di Jerman menganggap jamur ini sebagai makanan lezat dan dimakan secara teratur. Tidak banyak orang yang tertarik untuk memakan jamur ini, karena masih ada banyak jamur yang lebih menarik dan enak untuk dimakan. Jamur ini sangat banyak ditemukan di seluruh Inggris dan Irlandia, dan sebagian besar asia, juga terdapat disebagian besar daratan Eropa, mulai dari Skandinavia, Semenanjung Iberia, pantai Mediterania dan bagian barat Amerika Utara di sebelah barat Mississippi, menjadi langka di timur negara itu yaitu Australia Selatan yang telah tergantikan oleh Stinkhron Phallus ravenelii.[2][9]

Kegunaan

sunting

Selama bertahun-tahun jamur ini dipercaya digunakan dalam ramuan cinta dan afrodisiak yang dipicu oleh penampilan falus pada tubuh jamur yang matang, serta pernah juga digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit encok, epilepsi, dan reumatik di Eropa.[9][14]

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ Utomo, Yunanto Wiji. Yunan, ed. "Ini Dia Tumbuhan Paling Erotis Sedunia". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-21. 
  2. ^ a b c "Phallus impudicus, Stinkhorn fungus". www.first-nature.com. Diakses tanggal 2020-01-05. 
  3. ^ Cassell's new Latin-English, English-Latin dictionary. Simpson, D. P. (edisi ke-5th ed). London: Cassell. 1968. ISBN 0-304-92909-3. OCLC 7260402. 
  4. ^ "Phallus impudicus". www.mycobank.org. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  5. ^ K. Gull (February 1981). "Meiosis, Basidiospore Development and Post-meiotic Mitosis in the Basidiomycete, Phallus Impudicus". Springer Link. Diakses tanggal 1 Juli 2020. 
  6. ^ Benjamin, Denis R. (1995). Mushrooms : poisons and panaceas : a handbook for naturalists, mycologists, and physicians. New York: W.H. Freeman. ISBN 0-7167-2600-9. OCLC 31708814. 
  7. ^ Nilsson, Sven. (1978). Fungi of Northern Europe. 1. Larger fungi (excluding Gill Fungi). Persson, Olle, 1928-. London: Penguin. ISBN 0-14-063005-8. OCLC 25386612. 
  8. ^ a b "Phallus Impudicus: The Nastiest Mushroom Ever?". HowStuffWorks (dalam bahasa Inggris). 2017-10-25. Diakses tanggal 2020-01-05. 
  9. ^ a b c d "Common Stinkhorn (Phallus impudicus)". Ireland's Wildlife (dalam bahasa Inggris). 2014-07-04. Diakses tanggal 2020-01-06. 
  10. ^ Ellis, Martin B. (Martin Beazor) (1990). Fungi without gills (hymenomycetes and gasteromycetes) : an identification handbook. Ellis, J. Pamela. (edisi ke-1st ed). London: Chapman and Hall. ISBN 0-412-36970-2. OCLC 20758266. 
  11. ^ List, P. H.; Freund, B. (1967). "[Methylmercaptan and hydrogen sulfide, odorous substances of the stink-horn (Phallus impudicus L)]". Die Naturwissenschaften. 54 (24): 648. doi:10.1007/bf01142432. ISSN 0028-1042. PMID 5590206. 
  12. ^ "Phallus impudicus and P. hadriani: The Common Stinkhorn (MushroomExpert.Com)". www.mushroomexpert.com. Diakses tanggal 2020-01-04. 
  13. ^ Mann, Thomas, 1875-1955. (1995). The magic mountain : a novel. Woods, John E. (John Edwin). New York: Alfred A. Knopf. ISBN 0-679-44183-2. OCLC 31607601. 
  14. ^ Hgmc (tanpa tanggal). "Menyembuhkan jamur melawan onkologi. Trameta berwarna-warni. Tanaman obat spesies terkait dari trapeze multi-warna". Hgmc. Diakses tanggal 1 Juli 2020. 

Pranala luar

sunting