Petugas rumah sinyal

Petugas rumah sinyal (PRS) adalah pegawai perusahaan kereta api yang mengoperasikan wesel dan persinyalan dari rumah sinyal untuk mengontrol pergerakan kereta api. Petugas rumah sinyal merupakan konsep yang diadopsi dari Britania Raya dan Irlandia. Tugas yang serupa adalah Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA), tetapi konsep PPKA tidak hanya bertugas mengoperasikan persinyalan, tetapi juga menyusun jadwal serta memberi izin keberangkatan terhadap kereta api.

Petugas rumah sinyal wanita di rumah sinyal Great Central dekat Birmingham, Inggris, 1918

Sejarah

sunting

Petugas rumah sinyal pertama, awalnya bernama Railway Policemen (sesekali dijuluki 'Bobby'), dipekerjakan pada awal abad ke-19 dan menggunakan bendera untuk berkomunikasi dengan masinis, dan menggunakan jam pasir untuk menentukan waktu operasi.

Tugas tambahan

sunting
 
Lampu handsign

Tugas petugas rumah sinyal adalah memeriksa setiap kereta yang melalui rumah sinyal tempatnya berada, memeriksa kelengkapan lampu belakang kereta, dan memastikan bahwa petak jalan yang hendak dilintasi oleh kereta api itu aman.

Setiap pergerakan kereta dicatat dalam maklumat kereta api (malka) dan warta maklumat (wam), dan biasanya disediakan meja khusus untuk menempatkan catatan yang sangat besar ini. Sejalan dengan pergerakannya, komunikasi antarpetugas rumah sinyal umumnya menggunakan semboyan genta (ketika menyambut kedatangan kereta atau mengoperasikan kancing-kancing sinyal atau token) serta dicatat dalam buku tersebut.

Kemajuan teknologi perkeretaapian seperti pemasangan persinyalan mekanik pada tahun 1840-an, telegraf listrik, dan sistem persinyalan blok pada tahun 1850-an, dan interlocking mekanis sejak tahun 1856, memungkinkan perjalanan kereta yang lebih aman dan cepat, dan tata letak jalur kereta api yang lebih rumit dapat dikontrol oleh seorang petugas saja. Hadirnya kemajuan teknologi tersebut secara bertahap mengarah pada penyediaan ruang kerja tertutup yang dikenal sebagai rumah sinyal, ruang PPKA, ruang blok, atau gardu interlocking.

Tugas saat ini

sunting

Prinsip kerja persinyalan kereta api Inggris telah sedikit mengalami perubahan sejak era Victoria dan awal abad ke-20. Teknologi yang lebih modern modern dimaksudkan mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan per gerakan kereta. Dalam banyak kasus, sakelar, tombol atau perintah komputer di panel pelayanan digunakan untuk mengubah kedudukan wesel maupun persinyalan. Meskipun banyak rumah sinyal mekanik masih beroperasi, secara bertahap banyak perkakas handelnya diganti dengan perkakas modern di banyak kereta api. Persinyalan kereta api gaya Inggris banyak dijumpai di Britania Raya, New South Wales, Victoria, Queensland, India, dan Afrika Selatan .

Tugas utama petugas rumah sinyal adalah memastikan kereta api berangkat dari tujuan A ke tujuan B dengan aman dan tepat waktu. Buku daftar waktu kereta api banyak digunakan di sebagian besar jaringan perkeretaapian yang lebih tua, sedangkan automatic train recording sudah banyak digunakan di jalur dengan persinyalan yang lebih baru. Sebagai contoh, di Inggris semua layanan kereta api terdaftar dalam sistem komputer dalam urutan waktu, dikenal sebagai TRUST. Setiap kereta dapat ditemukan dalam basis data beserta jadwal dan rutenya. Jika kereta terlambat, petugas sinyal wajib mengatur sendiri jadwal kelambatan tersebut agar tidak berdampak pada layanan lainnya.

Dampak kesehatan

sunting

Di lokasi yang sibuk, petugas rumah sinyal dapat bekerja mirip dengan pemandu lalu lintas udara (ATC) di bandar udara. Oleh karena itu, petugas rumah sinyal rentan terhadap stres. Menyusul banyak sekali aksi serikat pekerja industri dan baru-baru ini, studi terperinci tentang pengaruh kelelahan terhadap kenyamanan operasional kereta api,[1][2] operator kemudian dapat menentukan waktu dan jumlah pergiliran terhadap pegawai yang berisiko tinggi terhadap keselamatan perkeretaapian, termasuk petugas rumah sinyal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi kelelahan di tempat kerja. Dalam beberapa kasus, perubahan fisik di lingkungan kerja juga mengikuti studi ini, termasuk perubahan dalam desain rumah sinyal, penempatan, maupun kelengkapan perkakasnya.

Nama lain

sunting

Petugas rumah sinyal juga sering disebut pelayan sinyal, atau cukup disebut petugas sinyal saja. Di Amerika Serikat, jabatan petugas sinyal (signalman) terkadang resmi dikenal dalam perusahaan, tetapi juga dikenal dengan nama lain, termasuk leverman dan switchman (secara harfiah berarti pelayan wesel). Di beberapa lokasi terutama stasiun kecil, kepala stasiun atau porter dapat merangkap sebagai petugas sinyal di samping menjual tiket dan mengurusi kebersihan stasiun. Meskipun posisi train controller (pengatur perjalanan kereta api) dan signalman (petugas sinyal) dibedakan sejak tahun 1907, train controller melakukan pekerjaan yang sebelumnya dibebankan signalman dalam beberapa kasus. Di banyak lintas kereta api, teknologi modern telah memungkinkan peranan gabungan antara signalman dan train controller (maksudnya, pengaturan lalu lintas dan penempatan kereta di nomor jalur tertentu awalnya adalah tugas dari signalman). Terlepas dari itu, sistem pengendalian perjalanan kereta api berbasis telepon otomatis telah banyak dihapuskan, dengan beberapa pengecualian.

Train controller

sunting

Untuk meningkatkan efisiensi kerja kereta api, train controller (pengatur perjalanan kereta api) secara progresif mulai diperkenalkan pada banyak operasi perkeretaapian ala Inggris pada awal abad ke-20, yang pertama di Midland Railway pada tahun 1907. Meskipun tugas-tugas mereka berbeda-beda di antara perkeretaapian, train controller bertugas melacak pergerakan kereta api (terutama angkutan barang), memastikan muatan kereta api barang dimuat dengan benar dan ditarik lokomotif yang sesuai, berkomunikasi dengan petugas pembuat daftar layanan kereta api, mengajukan pengoperasian kereta api tambahan untuk barang maupun penumpang sesuai kebutuhan, mengalokasikan jalur kosong untuk layanan yang tidak terjadwal, dan menyusun perubahan jadwal kerja untuk memaksimalkan efisiensi dan menangani segala penyimpangan dalam lalu lintas yang dapat memengaruhi kelancaran operasi. Pada kereta api yang sibuk seperti Midland, kadang-kadang sangat sukar bagi petugas sinyal (signalman) untuk melacak pergerakan kereta dan membuat keputusan pengaturan lalu lintas yang optimal saat mengoperasikan peralatan persinyalan. Akibatnya, kereta-kereta cepat dapat saja tersusul oleh kereta yang lebih lambat. Selain itu, tidak ada seorang pun dengan tanggung jawab khusus yang berkaitan dengan penggunaan sarana yang efisien dan ekonomis dalam lalu lintas, yang membuatnya sulit untuk mengelola sarana yang kurang terlalu dimanfaatkan, pemborosan, dan alokasi lokomotif yang kurang sesuai. Dalam menghadapi kenaikan biaya operasional KA, nilai keekonomian operasi sangat penting bagi perusahaan kereta api swasta Inggris pada awal abad kedua puluh. Train controller ditugasi mengelola kesulitan ini dan masih banyak lagi kesulitan lain. Perlu dicatat bahwa meskipun train controller bertanggung jawab atas pengaturan lalu lintas di dalam area kendali mereka, mereka umumnya tidak memiliki tanggung jawab yang begitu penting untuk keselamatan, yang sebenarnya menjadi tanggung jawab signalmen dan kepala stasiun.[3][4][5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Rail Human Factors: Supporting the Integrated Railway, John R. Wilson et al, Ashgate, London, 2005
  2. ^ People and Rail Systems: Human Factors at the Heart of the Railway, John R. Wilson et al, Ashgate, London, 2007
  3. ^ Control on the Railways, Philip Burtt, George Allen & Unwin, 1926
  4. ^ Kichenside, Geoffrey and Williams, Alan: Two Centuries of Railway Signalling, Oxford Publishing Co, 1998
  5. ^ Railway Safety: Interlocking and Train Protection, Ian Macfarlane, 2004

Pranala luar

sunting