Pertunjukan seni atau seni penampilan (bahasa Inggris: performance art) merupakan sebuah karya reduksi dari berbagai hal (bentuk, paham, filosofi, teori, pemikiran) yang telah pasti. Seni ini banyak mendobrak benteng-benteng aristokrasi paradigma lama sehingga sering dicap sebagai karya anomali.

Berbeda dengan seni pertunjukan, konsep dalam seni performa adalah konsep yang melahirkan ruang konseptual baru. Seni performa berada dalam bidang yang sama sekali lain dengan seni pertunjukan yang produknya lebih artifisial dan sempurna.

Etimologi

sunting

Seni perfoma lebih merujuk pada "seni penampilan". Ini lebih konseptual[1] karena menyandang kata ‘seni’ sebagai beban makna tersendiri selain kata 'performance’. ‘Seni’ sebagai institusi tersendiri --kata pertama-- yang menerangkan ‘penampilan’ –kata ke dua-- (yaitu kata benda yang berarti: ‘proses’; ‘cara’; ‘perbuatan’ menampilkan –bertalian dengan prefiks verbal me-) konsep si penampil, bukan sekadar performer/ pelaku dalam performance, tapi ‘performance artist’. Hal ini karena setiap performance belum tentu berbobot seni (misalnya: ‘performance bapak direktur tadi sangat hebat’, atau ‘performance kecepatan mobil itu sungguh prima’), tetapi lebih menunjukkan 'performa' atau penampilan kondisi situasional.

Itulah mengapa kata seni ditambahkan. Penggunaan kata ’seni’ menerangkan ‘performance’ yang berarti "pertunjukan" secara konvensional. Meski pertunjukan seni performa dapat saja melibatkan unsur tari, musik, menyanyi, dan sebagainya, tetapi tetap bukan merupakan "seni pertunjukan" karena bukan tarian atau musiknya yang menjadi obyeknya melainkan konsepnya.

Sejarah

sunting

Sejarah seni performa meliputi informasi yang sangat luas dan detail, sebab antar satu sama lain informasi saling berkaitan dengan berbagai aspek dan situasi yang menyelimutinya di tiap titik. Kumpulan data yang sangat luas ini melahirkan berbagai persepsi dan interpretasi yang beraneka ragam.

Lihat pula

sunting

Kutipan

sunting
  1. ^ Fischer-Lichte, Erika. The Transformative Power of Performance: A New Aesthetics. New York and London 2008, Routledge. ISBN 978-0415458566.

Daftar pustaka

sunting
  • Byrd, Jeffery/ Performance Art/ an encyclopedia of gay, lesbian, bisexual, transgender and queer culture/gltbq, Inc., 1130 West Adams Street, Chicago/ 2002-200
  • Carlson, Marvin/ Performance – A Critical Introduction/ London/ 1996
  • Chin, Sharon/ An art of action/ StarMag/ Sunday 19 February
  • Dictionary, The Lexicon Webster/ Volume 11/The English-Languange Institute of America, Inc./1978
  • Echols, John M. & Hassan Shadily/ An English – Indonesian Dictionary/ Cornell University/ 1975
  • Encyclopedia, The Columbia/ Performance Art/ Sixth Edition/ 2001
  • Goldberg, RoseLee/ Performance – Live Art since 60th/ USA/ 1998
  • Listyowati, Atieq SS/ Sejarah Performance Art: Sebuah Introduksi/ AppreRoom/ 2010
  • Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Tim/ Kamus Besar Bahasa Indonesia/Edisi 2/ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/ Balai Pustaka/ 1994
  • Soedarsono, R.M./ Metodologi Penelitian/ Seni Pertunjukan dan Seni Rupa/ MSPI/ 1999

Pranala luar

sunting