Kalteng Putra FC
Kalteng Putra adalah klub sepak bola profesional yang bukan berasal dari Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Sekarang Kalteng Putra bermain di kompetisi Liga 3 Indonesia akan tetapi mengundurkan diri pada musim ini, dan otomatis terdegradasi ke Liga 4.
Nama lengkap | Kalteng Putra Football Club | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | ° Enggang Borneo ° Laskar Isen Mulang | |||
Berdiri | 1 Januari 1970 (sebagai Persepar Palangkaraya) 2014 (sebagai Kalteng Putra) | |||
Stadion | Tuah Pahoe Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kapasitas: 5.000) | |||
Pemilik | PT. Kalteng Putra | |||
Presiden/CEO | Agustiar Sabran | |||
Manajer | Sigit Widodo | |||
Pelatih | Eko Tamami | |||
Asisten Pelatih | Yulian Syahreva | |||
Liga | Liga 2 (Indonesia) | |||
2023-2024 | Peringkat 4 Play-off Grub D (Degradasi ke Liga 3 (Indonesia)) (Mengundurkan Diri) "( Terdegradasi ke Liga 4 (Indonesia))" | |||
Kelompok suporter |
| |||
|
Kalteng Putra memiliki julukan " Laskar Isen Mulang ", atau bisa juga di sebut Enggang Borneo yaitu burung asli pulau Kalimantan, Laskar Isen Mulang sendiri yang berarti "Laskar pantang mundur / pantang menyerah". Kalteng Putra memiliki slogan " Ela Mikeh! " berbahasa dayak Ngaju yang berarti " Jangan Takut! " yang memicu semangat tim di setiap laga pertandingan. Stadion kandang Kalteng Putra adalah Stadion Tuah Pahoe yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km. 5 Palangka Raya.Tapi tim ini harus bermain di liga 2 2020 karena sudah dipastikan terdegradasi pada liga 1 2019.
Sejarah
suntingKalteng Putra dulu Persepar Palangkaraya berdiri tanggal 01 januari 1970 dalam bentuk perserikatan Saat itu perserikatan terdiri dari 48 klub & Persepar Palangkaraya dulu sekarang Kalteng Putra sebagai induk organisasi sepak bola di Palangka Raya. J. J. Koetin adalah tokoh sepak bola sekaligus ketua umum Kalteng Putra pertama sejak berdirinya Kalteng Putra, 23 tahun Bpk J. J. Koetin menjadi ketua Persepar (perserikatan) sekarang Kalteng Putra sejak 1970-1993. Pak J. J. Koetin, dia saat ini masih sehat & tinggal di Tamiang Layang Setelah era pak Koetin berakhir, ketua Persepar berikutnya adalah Nahson Taway 1993-1998. dan dilanjutkan Periode berikutnya 1998-2001 ketua Persepar adalah Drs. Hendry Yunus.
Titik bangkit Persepar adalah tahun 2001-2005 saat ketua Persepar Drs. Andi Hamzah 2001 Persepar menjadi peserta Divisi 2 nasional & berubah menjadi klub bukan lagi sebagai perserikatan Karena Persepar sudah menjadi klub nasional, maka Persepar tidak lagi membawahi klub seperti saat perserikatan. Sejak 2001 Persepar resmi menjadi klub anggota PSSI dan punya hak suara di kongres. Pak Hendry Yunus memimpin Persepar tahun 1998-2001 melalui Musdalub saat masih perserikatan.
Usai era andi hamzah, ketua umum Persepar berikutnya adalah Tuah Pahoe wali kota P.raya 2006. Dimasa Tuah Pahoe nama Persepar mulai dikenal di kancah sepak bola nasional di divisi 1.Pada Tahun 2005, Persepar di arsiteki oleh coach salahudin, dan lolos ke divisi 1 liga indonesia. Tahun 2007 Persepar di arsiteki oleh coach Hartono Ruslan. Tahun 2008, tepat 2 tahun menjadi ketua umum, Pak Tuah Pahoe meninggal dunia karena sakit. Tahun 2008 Persepar masih di divisi 1 dan di arsiteki oleh coach asal Medan Suharto. Tahun 2009 Persepar dilatih oleh coach Inyong lolombulan, kemudian diganti coach nandar iskandar di putaran dua.
Pada musim 2010 Persepar sempat di arsiteki oleh pelatih lokal coach Eko Tamamie, Pak Wahyudi F dirun menjadi ketua umum Persepar tahun 2009. berikutnya ketua umum Persepar adalah Ibu Tuty Dau. Musim 2011-2012 Persepar berhasil menjadi juara divisi utama, dilatih oleh coach Agus Sutyono. Di musim 2013 ini Persepar sudah berada di puncak tertinggi sepak bola indonesia & Berlaga di IPL .
Profil Singkat
suntingKalteng Putra FC pernah merasakan ketatnya persaingan sepak bola di tanah air yaitu ketika Putra Kalteng FC bermain di IPL musim 2012 - 2013 ketika itu Promosi dari divisi utama dan keluar sebagai juara divisi tahun tersebut. Yang mana kita tahu saat itu liga kita memiliki dualisme dan Kalteng Putra FC memilih berkompetisi ke IPL daripada ke ISL yang saat itu tidak diangap resmi oleh PSSI.
Namun seiringnya waktu PSSI pun menyatukan kembali kedua liga tersebut yang mana klub-klub dari IPL harus melalui Playoff agar bisa bermain di ISL tahun selanjutnya. Kalteng Putra FC pun berambisi untuk bermain di kasta tertinggi persepak bolaan tanah air demi mewujutkan ambisi semua pencinta sepak bola di bumi tambun bungai, Kalteng Putra FC pun dengan kemampun penuh mengarungi kompetisi Playoff dengan hasil finis di posisi runer up setelah takluk 2-3 dari Pro Duta FC di final dan Pro Duta FC sebagai juaranya.
Namun hal itu pupus dan sirna niat Kalteng Putra FC untuk bermain di ISL musim 2013-2014 setelah PSSI tidak meloloskan Kalteng Putra FC di verifikasi terkendala stadion yang tidak layak untuk di laksanakan pertandingan antar klub ISL. Namun hal itu tidak sendiri di rasakan karena klub Pro Duta FC yang menjadi juara playoff juga tidak di loloskan PSSI. Tapi Kalteng Putra FC tidak patah semangat dengan tabah mereka memulai lagi dari Divisi Utama dan berharap nasib mereka beruntung dan dapat berpartisipasi di persepak bolaan tanah air seperti saudara tuanya PS Barito Putera yang sudah malang melintang di persepak bolaan tanah air.
Prestasi
suntingPrestasi yang pernah diraih Kalteng Putra FC tidak seperti klub-klub kalimantan lainnya. Kalteng Putra FC hanya memiliki kenangan manis saat berlaga di kancah sepak bola tanah air yaitu saat Kalteng Putra FC menjuarai Divisi Utama LPIS 2011-2012. Persepar Palangkaraya sebutan Kalteng Putra FC dulu akhirnya menjadi Juara Divisi Utama LPIS 2011-2012 setelah sukses menahan imbang Pro Duta FC 0-0. Dalam laga di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Kamis (5/7) sore, Kalteng Putra FC menjadi juara karena meraih poin tertinggi, yakni 4. Sedangkan Pro Duta FC meraih 2 poin, dan Perseman Manokwari hanya mendapatkan poin 1. Kemenangan ini merupakan sejarah tersendiri bagi Kalteng Putra. Pasalnya, di empat musim sebelumnya tim ini berkutat di Divisi 1. Kemudian di musim ini berhasil masuk promosi di Divisi Utama. Cukup semusim bagi tim asuhan Agus Sutyono saat itu untuk menggapai kasta tertinggi di persepak bolaan tanah air. Juara ini disambut gegap gempita para pemain Kalteng Putra FC setelah Wasit Nopendri meniup pluit tanda berakhirnya pertandingan. Mereka punya sontak kegirangan. Bahkan Roberto Kwateh yang menjadi ujung tombak tim asal Palangkaraya ini langsung membuka bajunya. Dia lari ke arah bench para pemain Persepar. Mereka menyambutnya dengan suka cita. Jalannya pertandingan sendiri memang cukup imbang. Di babak kedua tim lebih banyak melakukan penjajakan di lapangan tengah. Sesekali tusukan ke arah jantung pertahanan. Namun peluang emas belum sempat terjadi. Peluang mulai tercipta ketika Ibi Kingsly melepaskan tembakan jarak jauh di menit 23. Namun bola masih di atas gawang Pro Duta FC. Dua menit berselang pemain Pro Duta, Abdul Majid Mony terkapar di tengah lapangan akibat tabrakan dengan dua pemain Kalteng Putra. Dia pun harus ditandu keluar. Tak beberapa lama, Heri Irwansyah mendapat umpan sayap kiri dari Arif Sajali, pemain sayap Pro Duta. Heri yang tinggal berhadapan dengan kiper Kalteng Putra gagal melesakkan bola ke gawang. Bola hanya tipis di samping gawang Lendi Kewas. Sebaliknya, beberapa kali serangan Kalteng Putra juga masih gagal di sektor pertahanan Pro Duta. Di menit 39 peluang emas tercipta untuk tim berjuluk Kuda Pegasus, sebutan Pro Duta. Arif Sajali lepas dari kawalan pemain belakang Kalteng Putra. Ia yang sudah berada di depan gawang lawan berusaha mencocor namun bola masih juga melenceng samping gawang. Di babak kedua, Pro Duta mengganti Heri Irwansyah dengan Irvin Museng. Tendangan sayap menit 50 dilepaskan Irvin Museng masih gagal dan bola ditangkap kiper Lendi Kewas. Sedangkan di menit 55, umpan sayap dari Arif Sajali ke Rahmad Hidayat gagal juga diselesaikan di depan gawang Kalteng Putra Di pertengahan babak kedua, menit 58, Abdel Hadi Lakkad masuk menggantikan Muhammad Rifqi. Permainan Pro Duta pun makin menyerang. Di menit 60 umpan Lakkad ke Rahmad Hidayat disundulnya. Tapi lagi-lagi bola hanya ke samping gawang. Peluang emas Kalteng Putra terjadi ketika Ahmad Faizal dari sayap kiri berada di kotak 16. Dia melepaskan tembakan langsung ke arah gawang. Namun penjaga gawang Pro Duta Yudha Hananta berhasil membloknya dan bola muntah kembali ke lapangan tengah. Sekitar 10 menit jelang bubaran, Kalteng Putra lebih banyak bertahan. Sebaliknya, Pro Duta yang memburu kemenangan cukup bernafsu untuk menekan terus pertahanan Kalteng Putra. Sayangnya hingga babak kedua usai skor tetap 0-0.
Suporter
suntingLayaknya klub sepak bola pada umumnya Kalteng Putra memiliki suporter pendukungnya yang mana selalu hadir dalam pertandingannya baik kandang maunpun tandang, yaitu "Kalteng Mania" dan "Pasus 1970". Kalteng Mania juga memiliki warna khusus sebagai ciri khas mereka dalam mendukung Kalteng Putra yaitu warna "Bahandang" yang di ambil dari bahasa dayak yang berarti Merah (Pemberani dalam menyuarakan dukungan yang positif kepada timnya, pemberani dalam melakukan hal-hal yang bersifat untuk menyemangati tim ataupun rekan-rekannya). Sebaliknya, Pasus 1970 memiliki warna khusus yaitu Hitam-Hitam dan selalu menggunakan sepatu sebagai rasa hormat kepada pemain yang sedang bermain di lapangan. Pasus 1970 mempunyai slogan "NO LEADER JUST TOGETHER" yang berarti tidak ada ketua melainkan kebersamaan.
Stadion
suntingStadion Kalteng Putra sebelumnya bernama Stadion Pal 5 Cilik Riwut baru pada tahun 2012 diganti menjadi Stadion Tuah Pahoe. Nama Tuah Pahoe Sendiri di ambil dari nama Wali kota Palangkaraya yang mana dia waktu masih hidup sangat berkontribusi dalam memajukan sepak bola di Kalimantan Tengah khususnya Palangkaraya yaitu Kalteng Putra waktu masih bernama Persepar Palangkaraya. Untuk mengenang jasa-jasa beliau, maka diambil ah nama Tuah Pahoe sebagai nama Stadion kandang Kalteng Putra tersebut. Pada saat itu sempat ada dua pilihan untuk nama stadionnya yaitu Tuah Pahoe atau Cilik Riwut, tetapi untuk nama Cilik Riwut telah digunakan sebagai nama jalan utama penghubung kota dan beberapa kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah maka di ambillah nama Tuah Pahoe. Stadion Tuah Pahoe sendiri masih dalam tahap perombakan dan akan terus diperbaiki agar bisa berstandar nasional ataupun internasional. Untuk sementara Stadion Tuah Pahoe masih kurang dalam berbagai aspek untuk kapasitasnya baru bisa menampung 10.000 penonton. Bahkan pada penyatuan dua liga tertinggi di tanah air yaitu ISL dan IPL 2013-2014 yang mana Kalteng Putra peserta dari IPL, Stadion Tuah Pahoe tidak lolos verifikasi sebagai syarat agar klub tersebut bisa berlaga di ISL tahun selanjutnya, yang waktu itu Kalteng Putra keluar sebagai juara Runner Up di babak Play Off IPL setelah di kalahkan Pro Duta FC di Final 3-2. Tapi oleh tidak layaknya Stadion Tuah Pahoe sebagai tempat digelarnya ISL, modal Runner Up pun tak cukup meloloskan Kalteng Putra ke ISL 2014.
Rekor musim ke musim
suntingLiga domestik
sunting- 2010-2011 : Divisi Satu Liga Indonesia (Promosi ke Divisi Utama)
- 2011-2012 : Juara Divisi Utama (Promosi ke Liga Prima Indonesia)
- 2013 : Peringkat 9 Liga Prima Indonesia
- 2014 : Peringkat 3 Grup 6 Divisi Utama
- 2015 : Tidak ada kompetisi resmi
- ISC B 2016* : Peringkat 4 Grup A Putaran Kedua ISC B
- 2017 : 8 Besar Liga 2
- 2018 : Juara ke-3 Liga 2 (Promosi ke Liga 1)
- 2019 : Peringkat 18 Liga 1 (Degradasi ke Liga 2)
- 2020 : Tidak ada kompetisi resmi
- 2021 : Fase Grup Liga 2
- 2022 : Dibatalkan
- 2023-2024 : Peringkat 4 Grup C Putaran Kedua Liga 2 (Degradasi ke Liga 3 Nusantara)
- 2024-2025 : Mengundurkan diri dari Kompetisi Liga 3 Nusantara (Terdegradasi ke Liga 4)
Piala domestik
sunting- 2012 : Putaran Pertama Piala Indonesia
- 2018-2019 : 32 Besar Piala Indonesia
©Catatan: ISC B 2016 bukan kompetisi resmi yang berafiliasi dengan PSSI, AFC & FIFA.
Prestasi
sunting- Promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia 2011–2012 (LPIS)
- Juara Divisi Utama Liga Indonesia 2011–2012 (LPIS)
- Promosi ke Liga Prima Indonesia 2013
- Promosi ke Liga 1 2019
Perubahan nama dan logo
suntingKalteng Putra sempat beberapa kali ganti nama
- Persepar Palangkaraya 1970-2001(Era Perserikatan)
- Persepar Kalteng Putra 2001-2013 (Bukan lagi klub Perserikatan)
- Kalteng Putra 2014-Sekarang
Logo
sunting-
Persepar Palangkaraya (1970-2001)
-
Persepar Kalteng Putra (2001-2013)
-
Kalteng Putra (2014-Sekarang)
Staff Kepelatihan
suntingPosisi | Nama |
---|---|
Ceo | Agustiar Sabran |
Manager | Hasanuddin Noor |
Assistant Manager | Tri Bintang |
Sekretaris | Andrew Borneo Jangoek |
Bendahara | Catur Nugroho |
Media Officer | Dodi |
Tim Dokter | Dr. Chandra |
Pemain
suntingSkuat saat 2023-2024
sunting- Per 1 Oktober 2023.[1]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Mantan pemain
suntingLokal
- Bima Sakti Tukiman
- Oktovianus Maniani
- Wijay
- Ilham Jayakesuma
- Hasan Basri Lohy
- Valentino Telaubun
- M. Kamri
- Juliandi
- Bayu Pradana
- Didi Paroy
- Medi Darmawan
- Joni Iswanto
Asia
Afrika
- Ibi Kingsley Collin
- George Onyedepo
- Emile Mbamba
- Carles Parker
- Roberto Kwateh
- Peah Brown
- David Brown
Amerika
Eropa
Sponsor
sunting- PT. BW Plantation.Tbk
- PT. Makin Group
- PT. Binasawit Abadi Pratama
- PT. Sampoerna Agro.Tbk
- PT. Kasongan Bumi Kencana
- PT. Buana Arta Sejahtera
- PT. Tapian Nadenggan
- PT. Tahasak Sungei Kahayan
- Halodayak
- Pemprov Kalteng
- Sendy's Swalayan