Permasalahan Raja
Permasalahan Raja (bahasa Prancis: Question royale, bahasa Belanda: Koningskwestie) adalah krisis politik yang berlangsung di Belgia dari tahun 1945 hingga 1951. Yang menjadi "permasalahan" dalam hal ini adalah Raja Leopold III. Ia dituduh telah melanggar Konstitusi Belgia pada masa Perang Dunia II, dan pertanyaannya adalah apakah sebaiknya ia diperbolehkan untuk kembali ke Belgia dan menjadi raja. Krisis ini akhirnya diselesaikan dengan pengunduran diri sang raja dan ia lalu digantikan oleh anaknya, Baudouin, pada tahun 1951.
Krisis ini timbul akibat perpecahan antara Leopold dan pemerintahannya yang dipimpin oleh Hubert Pierlot pada saat Jerman menyerbu Belgia pada tahun 1940. Leopold telah mengambil alih tampuk kepemimpinan Angkatan Darat Belgia pada permulaan perang. Ia merasa bahwa perannya sebagai panglima tertinggi lebih utama daripada perannya sebagai kepala negara, sehingga ia menolak meninggalkan pasukannya dan ikut dengan pemerintahan Belgia di pengasingan di Prancis. Penolakan Leopold untuk mematuhi pemerintah Belgia mengakibatkan krisis konstitusional. Kemudian ia merundingkan syarat-syarat menyerah kepada Jerman pada tanggal 28 Mei 1940, dan tindakannya ini mengundang kecaman. Pada masa pendudukan Jerman, Leopold menjadi tahanan rumah di istananya. Tidak lama setelah Sekutu membebaskan Belgia pada tahun 1944, Nazi mendeportasi Leopold ke Jerman.
Belgia telah dibebaskan, tetapi sang raja masih ditawan. Maka dari itu, saudaranya, Pangeran Charles dari Belgia, terpilih sebagai wali raja. Sang raja dinyatakan tidak dapat berkuasa sesuai dengan Konstitusi Belgia. Politik Belgia pun memanas akibat perdebatan mengenai status rajanya. Akibat kuatnya politik sayap kiri pada saat itu, Leopold pergi ke pengasingan di Swiss. Pada tahun 1950, pemerintah tengah-kanan yang baru menggelar referendum untuk menentukan apakah Leopold boleh kembali. Meskipun rakyat mendukung kembalinya sang raja, hal ini memicu perpecahan antara Flandria yang mendukung raja dan Brussel dan Wallonia yang menentangnya. Leopold kembali ke Belgia pada Juli 1950 dan disambut oleh demonstrasi di Wallonia dan mogok kerja. Kemudian terjadi kerusuhan yang berujung pada tewasnya empat buruh di tangan polisi pada 31 Juli. Akibat situasi yang semakin memburuk, pada tanggal 1 Agustus 1950 Leopold menyatakan iktikadnya untuk mundur. Setelah melalui periode transisi, ia secara resmi turun takhta pada Juli 1951.
Daftar pustaka
sunting- Conway, Martin (2012). The Sorrows of Belgium: Liberation and Political Reconstruction, 1944–1947. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-969434-1.
- Crossland, John (4 January 1996). "Allies' dilemma over 'cowardice' of Belgian king". The Independent. Diakses tanggal 23 October 2018.
- Dumoulin, Michel; Van den Wijngaert, Mark; Dujardin, Vincent (2001). Léopold III. Brussels: Complexe. ISBN 2-87027-878-0.
- Gérard-Libois, Jules; Lewin, Rosine (1992). La Belgique entre dans la guerre froide et l'Europe: 1947–1953. Brussels: Pol-His. ISBN 978-2-87311-008-6.
- Havaux, Pierre (29 March 2013). "Léopold III, l'impossible réhabilitation". Le Vif. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-03. Diakses tanggal 8 September 2013.
- Mabille, Xavier (2003). La Belgique depuis la Seconde guerre mondiale. Brussels: Crisp. ISBN 2-87075-084-6.
- Van den Wijngaert, Mark; Dujardin, Vincent (2006). "La Belgique sans Roi, 1940–1950". Nouvelle histoire de Belgique. Brussels: Éd. Complexe. ISBN 2-8048-0078-4.
- Witte, Els; Craeybeckx, Jan; Meynen, Alain (2009). Political History of Belgium from 1830 Onwards (edisi ke-New). Brussels: ASP. ISBN 978-90-5487-517-8.
- Vlassenbroeck, Julien (12 May 2015). "Julien Lahaut assassiné par un réseau soutenu par l'establishment belge". RTBF. Diakses tanggal 29 December 2015.
- Young, Crawford (1965). Politics in the Congo: Decolonization and Independence. Princeton: Princeton University Press. OCLC 307971.