Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia
Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, atau dalam bahasa Belanda disebut Indonesische Studentbond) adalah sebuah organisasi pemuda Indonesia yang didirikan pada bulan September 1926 oleh sekelompok mahasiswa dari Rechtshoogeschool (sekolah hukum), Stovia (sekolah kedokteran), dan Technichsche Hooge School (sekolah ilmu teknik), yaitu Raden Tumenggung Djaksodipoera, Soegondo Djojopoespito, Abdullah Sigit, Suwiryo, Suryono, Susalit, Goenarso, Darwis, dan lain lain.[1][2] Tujuan utama dari perkumpulan ini adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Mereka meyakini bahwa persatuan di antara pemuda, dan penghilangan paham kedaerahan, sangat penting dalam usaha ini, karena persatuan Indonesia dianggap sebagai senjata yang paling kuat melawan pemerintahan kolonial Belanda. Oleh karena itu, PPPI secara aktif bekerja untuk menyatukan berbagai organisasi pemuda yang tersebar di seluruh Hindia Belanda melalui penggabungan.[1]
Perkumpulan PPPI berawal setelah Kongres Pemuda Pertama pada tahun 1926,[3] dan berperan penting dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27-28 Oktober 1928, yang pada akhirnya menghasilkan Sumpah Pemuda.[1]
Rujukan
sunting- ^ a b c d Media, Kompas Cyber (2022-10-28). "Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Pelopor Kongres Pemuda II Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-10-28.
- ^ https://hongaria.ppi.id/about/
- ^ S.Sos, Andre Mistoh Fauzi (2023-10-27). "Bagaimana Pengaruh Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia?". Perencana Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK. Diakses tanggal 2023-10-28.
- ^ "PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia)". Tribunnewswiki.com. Diakses tanggal 2023-10-28.