Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini menyebabkan ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Hal inilah yang disebut pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang terdapat dalam jumlah yang relatif terkecil (dalam hubungan stoikiometrisnya). Pereaksi pembatas akan habis bereaksi, sedang perekasi-pereaksi yang lain akan meninggalkan sisa.

Menentukan Pereaksi Pembatas

sunting

Contoh:

Satu mol larutan natrium hidroksida (NaOH) direaksikan dengan 1 mol larutan asam sulfat (H2SO4) sesuai reaksi

2 NaOH (aq) + H2SO4 (aq) –> Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l)

Penyelesaian:

Mol masing-masing zat dibagi koefisien, kemudian pilih hasil bagi yang kecil sebagai pereaksi pembatas

- mol NaOH/koefisien NaOH

= 1/2 mol

= 0,5 mol

- mol H2SO4/koefisien H2SO4

= 1/1 mol

= 1 mol

Karena hasil bagi NaOH < H2SO4, maka NaOH adalah pereaksi pembatas, sehingga NaOH akan habis bereaksi lebih dahulu.

2 NaOH (aq) + H2SO4 --> Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l)

mula-mula: 1 mol 1 mol 0 0

bereaksi: (2x0,5) = 1 mol (1x0,5) = 0,5 mol

sisa: 1-1= 0 mol 1-0,5= 0,5 mol 0,5 mol 1 mol

pereaksi yang sisa adalah H2SO4

Referensi

sunting

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/pereaksi-pembatas/ Diarsipkan 2013-12-12 di Wayback Machine. W.Harjadi.1989.Stoikiometri.Jakarta: PT.Gramedia