Perang Goguryeo–Wa

perang abad ke-4 hingga ke-5 di Korea

Perang Goguryeo–Wa terjadi pada akhir abad ke-4 dan permulaan abad ke-5 antara Goguryeo melawan aliansi BaekjeWa. Hasilnya, Goguryeo menjadikan Silla dan Baekje sebagai subjeknya, mewujudkan penyatuan Tiga Kerajaan Korea yang berlangsung selama 50 tahun.[5]

Perang Goguryeo–Wa

Prasasti Gwanggaeto
Tanggal391–404
LokasiSemenanjung Korea
Hasil Kemenangan Goguryeo dan Silla[1][2][3][4]
Pihak terlibat
Goguryeo
Silla
Baekje
Wa
Gaya
Tokoh dan pemimpin
Gwanggaeto yang Agung
Naemul
Asin

Lini masa

sunting
  • 396: Gwanggaeto yang Agung memimpin pasukannya dan menyerang Baekje, menaklukkan banyak kastil di sepanjang perjalanan. Gwanggaeto merebut ibu kota Baekje dan memaksa Asin untuk menyerah dan menjadi subjeknya. Gwanggaeto memperoleh 58 kota dan 700 desa, dan pulang dengan para sandera, antara lain pangeran Baekje dan beberapa menteri.
  • 399: Baekje memutuskan kesetiaan sebelumnya kepada Goguryeo dan bersekutu dengan Wa. Di Pyongyang, Gwanggaeto disambut oleh utusan Silla, yaitu Silseong, dia memberitahu Gwanggaeto bahwa pasukan Baekje dan Wa sedang menyeberangi perbatasan untuk menginvasi Silla, dan meminta bantuan dari Goguryeo. Karena Silla merupakan sekutu setia Goguryeo, Gwanggaeto setuju untuk membantu.
  • 400: Gwanggaeto mengirim 50.000 pasukan untuk melindungi Silla. Ketika pasukan Goguryeo mencapai ibu kota Silla, pasukan Baekje dan Wa mundur menuju Gaya. Aliansi Goguryeo dan Silla menyerang dan mengejar pasukan Baekje dan Wa ke kastil di Alla, di sanalah pasukan Baekje, Wa, dan Gaya menyerah.
  • 404: Wa tiba-tiba menginvasi perbatasan selatan bekas wilayah Daifang. Gwanggaeto memimpin pasukannya fan mengalahkan pasukan Wa di sekitar Pyongyang. Pasukan Wa dikalahkan dan banyak pasukan Wa yang tewas.

Referensi

sunting
  1. ^ Mizoguchi, Koji. The Archaeology of Japan: From the Earliest Rice Farming Villages to the Rise of the State. Cambridge University Press. hlm. 51. 
  2. ^ Kamstra, Jacques H. Encounter Or Syncretism: The Initial Growth of Japanese Buddhism. hlm. 38. 
  3. ^ Matsumoto, Naoko; Bessho, Hidetaka; Tomii, Makoto. Coexistence and Cultural Transmission in East Asia. hlm. 155. 
  4. ^ Batten, Bruce Loyd. Gateway to Japan: Hakata in War And Peace, 500-1300. hlm. 16. 
  5. ^ De Bary, Theodore and Peter H. Lee, "Sources of Korean Tradition", pp. 25–26