Penyerapan karbon adalah sebuah proses sekuestrasi karbon baik alami atau buatan yang "menghilangkan gas rumah kaca, aerosol atau pendahulu gas rumah kaca dari atmosfer".[2]:2249 Penyerap ini membentuk sebuah bagian penting siklus karbon alami. Sebuah istilah yang lebih menyeluruh yaitu kolam karbon, yang merujuk kepada semua tempat dimana karbon dari Bumi dapat berada, seperti di atmosfer, samudra, tanah, tumbuhan, cadangan bahan bakar fosil dan lain sebagainya. Sebuah penyerap karbon adalah sejenis kolam karbon yang memiliki kemampuan untuk menyerap lebih banyak karbon dari atmosfer daripada ia melepaskannya.

Penyerap karbon (batang hijau di kiri) menyerap dan mengurangi karbon dari atmosfer, sementara sumber karbon (emisi gas rumah kaca, batang-batang kelabu di kiri) meningkatkannya. Sejak 1850-an, terdapat lebih banyak sumber karbon daripada penyerap karbon, sehingga kadar karbon dioksida di atmosfer Bumi meningkat.[1]

Secara global, dua penyerap karbon yang paling penting adalah vegetasi dan samudra.[3] Tanah menjadi medium tempat penyimpanan karbon yang penting. Sebagian besar karbon organik yang tersimpan di tanah daerah pertanian telah berkurang karena pertanian intensif. Karbon biru (Blue carbon) merujuk kepada karbon yang difiksasi melalui beberapa ekosistem laut. Karbon biru pesisir mencakup hutan bakau, rawa garaman dan lamun. Mereka mencakup sebagian besar kehidupan tetumbuhan di samudra, serta menyimpan karbon dalam jumlah besar. Karbon biru dalam terletak di perairan internasional dan mencakup karbon yang tersimpan di "perairan landasan benua, perairan laut dalam, dan dasar laut dibawahnya".[4]

Untuk perihal mitigasi perubahan iklim, pemutakhiran penyerap karbon alami, terkhususnya hutan dan tanah, sangat penting.[5] Di masa lalu, kegiatan manusia seperti deforestasi dan agrikultur industri telah mengurangi penyerap karbon alami. Perubahan penggunaan lahan semacam ini telah menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.

Referensi

sunting
  1. ^ "Global Carbon Budget 2021" (PDF). Global Carbon Project. 4 November 2021. hlm. 57. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 December 2021. The cumulative contributions to the global carbon budget from 1850. The carbon imbalance represents the gap in our current understanding of sources & sinks. ... Source: Friedlingstein et al 2021; Global Carbon Project 2021 
  2. ^ IPCC, 2021: Annex VII: Glossary [Matthews, J.B.R., V. Möller, R. van Diemen, J.S. Fuglestvedt, V. Masson-Delmotte, C.  Méndez, S. Semenov, A. Reisinger (eds.)]. In Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Sixth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Masson-Delmotte, V., P. Zhai, A. Pirani, S.L. Connors, C. Péan, S. Berger, N. Caud, Y. Chen, L. Goldfarb, M.I. Gomis, M. Huang, K. Leitzell, E. Lonnoy, J.B.R. Matthews, T.K. Maycock, T. Waterfield, O. Yelekçi, R. Yu, and B. Zhou (eds.)]. Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA, pp. 2215–2256, doi:10.1017/9781009157896.022.
  3. ^ "Carbon Sources and Sinks". National Geographic Society (dalam bahasa Inggris). 2020-03-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 December 2020. Diakses tanggal 2021-06-18. 
  4. ^ "The ocean – the world's greatest ally against climate change". United Nations (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-27. 
  5. ^ Binkley, Clark S.; Brand, David; Harkin, Zoe; Bull, Gary; Ravindranath, N. H.; Obersteiner, Michael; Nilsson, Sten; Yamagata, Yoshiki; Krott, Max (2002-05-01). "Carbon sink by the forest sector—options and needs for implementation". Forest Policy and Economics. 4 (1): 65–77. doi:10.1016/S1389-9341(02)00005-9. ISSN 1389-9341.