Penyakit Hers
Penyakit Hers atau penyakit penyimpanan glikogen (PPG) tipe VI adalah glikogenosis hepatik genetik yang disebabkan karena defisiensi enzim fosforilase glikogen hepatik.[1][2][3]
Penyakit Hers | |
---|---|
Glikogen | |
Informasi umum | |
Nama lain | Penyakit Penyimpanan Glikogen Tipe VI |
Spesialisasi | Endokrinologi |
Tipe | Penyakit genetik |
Penyebab | Defisiensi fosforilase glikogen hati |
Perawatan | Terapi diet |
Prognosis | Baik |
Gambaran klinisnya ringan bila dibandingkan dengan penyakit penyimpanan glikogen tipe yang lain. Gejala dan tandanya adalah pertumbuhan yang lambat, hepatomegali, hipoglikemia ringan, pembesaran abdomen dan perawakan yang pendek.[1][2][4]
Terapi utama untuk kondisi ini adalah diet tepung jagung dan menghindari konsumsi gula yang berlebihan. Dengan terapi dan disiplin, pasien bisa mengejar ketertinggalan pertumbuhannya.[1][3][5]
Patofisiologi
suntingEnzim fosforilase glikogen hati adalah enzim glikogenolisis yang diaktifkan oleh serangkaian enzim (termasuk enzim adenil siklase, fosforilase-b-kinase, dan protein dependen cAMP kinase). Defisiensi enzim ini akan mengakibatkan gangguan pemecahan glukosa dari molekul glikogen. Pada sebagian besar pasien, defisiensi enzim ini tidak komplet, sehingga proses glukoneogenesis masih berjalan. Akibatnya, kemampuan hati untuk mempertahankan kadar gula darah hanya terganggu sebagian, sehingga efek hipoglikemia yang timbul juga ringan.[2][4][5][6]
Epidemiologi
suntingKasus PPG tipe VI adalah kasus langka, namun sering didapatkan pada jemaah kelompok Mennonit dengan prevalensi 0.1% (1 kasus dalam 1.000 kelahiran). Penyakit ini biasanya timbul pada usia kanak-kanak. Prevalensinya secara umum adalah 1 kasus dalam 65.000-85.000 kelahiran.[1][3][5][6]
Genetik
suntingPPG tipe VI ini diwariskan secara autosom resesif. Defisiensi enzim fosforilase glikogen hati akibat mutasi gen yang menyandi enzim ini pada kromosom 14q22. Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Henry-Gery Hers pada tahun 1959. Enzim fosforilase glikogen hati akan mengkatalisis ikatan α-1,4-glikosidik untuk menghasilkan glukosa-1-fosfat yang akan memenuhi kebutuhan energi tubuh. Enzim ini ada dalam bentuk homodimer protein enzim fosforilase glikogen hati dan membutuhkan fosfat piridoksal (PLP) sebagai kofaktornya. Enzim ini kemudian akan bertukar antara bentuk aktif (GPa) dan bentuk inaktif (GPb) karena aktivasi fosforilasi serin yang ada di dalam asam amino. Fosforilase ini biasanya merupakan respons terhadap hormon glukagon dan epinefrin. Gen fosforilase glikogen hati terdiri dari 20 sandi ekson, dan menyandi protein yang memiliki panjang 846 asam amino. Asam amino ini sangat panjang hingga sampai saat ini sudah ditemukan 30 mutasi sepanjang rantainya.[1][2][4][5][6]
Gambaran klinis
suntingOnset penyakit ini adalah pada masa kanak-kanak dengan gambaran keterlambatan pertumbuhan dan hepatomegali akibat peningkatan glikogen hati. Hipoglikemia ketotik atau hiperketosis biasanya akan timbul setelah puasa atau aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia yang terjadi cenderung ringan karena proses glukoneogensisnya masih berlangsung. Pada pasien mungkin akan ditemui hipotonia. Tidak seperti PPG tipe yang lain, Penyakit Hers tidak menunjukkan peningkatan kadar asam laktat dan asam urat. Sangat jarang ditemukan komplikasi fibrosis hati, tetapi dapat terjadi kardiomiopati karena penyimpanan karbohidrat. Pada orang dewasa, penyakit ini tidak menimbulkan gejala namun wanita dewasa mungkin akan mengalami hipoglikemia selama masa kehamilannya atau kaum pria dewasa saat mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar.[1][2][4][5][6][7]
Penatalaksanaan
suntingTidak ada terapi medikamentosa untuk kondisi ini. Pasien hanya harus menghindari puasa dalam jangka waktu yang lama dan selalu makan dalam jumlah yang sedikit namun sering. Tepung jagung yang tidak dimasak (1-4 kali sehari) serta suplemen protein akan membantu menstabilkan kadar gula darah serta mencegah komplikasi seperti postur tubuh yang pendek, masa pubertas yang terlambat, dan osteoporosis. Suplemen proteinnya sekitar 2-2,5 g/kgBB/hari dengan target konsentrasi albumin yang normal. Penyakit Hers sangat jarang menimbulkan komplikasi. Yang perlu dilakukan hanya menghindari konsumsi gula sederhana dalam jumlah berlebihan. Pasien tidak memerlukan terapi hormon pertumbuhan karena akan menyebabkan penumpukan benda keton. Untuk kontrol metabolik, pemeriksaan gula darah dan benda keton harus rutin dilakukan. Bila terapi diet dan pantangan dijalankan, pasien akan mencapai tinggi dan berat badan yang proporsional.[1][2][4][5][6][7]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g Reference, Genetics Home. "Glycogen storage disease type VI". Genetics Home Reference (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-05.
- ^ a b c d e f "Genetics of Glycogen Storage Disease Type VI (Hers Disease) Clinical Presentation: History, Physical, Causes". emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 2020-03-05.
- ^ a b c "Type VI Glycogen Storage Disease: Practice Essentials, Epidemiology". 2019-11-09.
- ^ a b c d e Labrador, Emma; Weinstein, David A. (1993). Adam, Margaret P.; Ardinger, Holly H.; Pagon, Roberta A.; Wallace, Stephanie E.; Bean, Lora JH; Stephens, Karen; Amemiya, Anne, ed. GeneReviews®. Seattle (WA): University of Washington, Seattle. PMID 20301760.
- ^ a b c d e f Chen, Margaret A.; Weinstein, David A. (2016-01-01). "Glycogen storage diseases: Diagnosis, treatment and outcome". Translational Science of Rare Diseases (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 45–72. doi:10.3233/TRD-160006. ISSN 2214-6490.
- ^ a b c d e "Hers Disease". NORD (National Organization for Rare Disorders) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-05.
- ^ a b "Type VI Glycogen Storage Disease Treatment & Management: Medical Care, Surgical Care, Diet". 2019-11-09.