Pengusiran orang India dari Uganda

Pada tanggal 4 Agustus 1972, Presiden Uganda Idi Amin memerintahkan pengusiran orang berketurunan India dari Uganda. Ia memberi mereka waktu 90 hari untuk angkat kaki dari Uganda.[1] Amin mengaku bermimpi bahwa Tuhan memerintahkannya melakukan pengusiran tersebut.

Idi Amin, pemimpin Uganda yang memerintahkan pengusiran orang India dari negerinya.

Pembersihan etnis India di Uganda dilancarkan dalam suasana yang indofobik. Pemerintah Uganda mendaku bahwa orang India menumpuk kekayaan untuk merusak ekonomi Uganda.[2]

Latar belakang

sunting

Di bekas koloni Britania di Afrika Sub-Sahara, ada banyak penduduk yang berasal dari Asia Selatan. Mereka diangkut sebagai pekerja kasar untuk pembangunan atau pertanian. Banyak yang telah tinggal di Uganda dalam waktu yang lama dan tak punya kewarganegaraan lain.

Britania juga mempekerjakan orang-orang berketurunan India dalam bisnis perbankan dan penjahitan. Jumlah orang India dalam bidang tersebut sangatlah tinggi, sehingga muncul stereotipe bahwa orang India adalah penjahit atau orang bank. Lebih lagi, beberapa orang India menganggap peradaban mereka lebih maju daripada Uganda.[butuh rujukan] Maka indofobia sudah ada sejak dahulu, termasuk pada masa kekuasaan Milton Obote. Komite "Afrikanisasi Perdagangan dan Industri" di Uganda pada tahun 1968 mengusulkan program-program yang indofobik. Sistem izin kerja dan dagang diperkenalkan untuk membatasi peran orang India dalam ekonomi pada tahun 1969. Orang India disegregasi dan didiskriminasi dalam kehidupan.[3]

Setelah Idi Amin berkuasa, ia memanfaatkan suasana indofobia yang telah ada dan menyebarkan propaganda yang menstereotipekan dan menyalahkan orang India. Mereka distereotipekan sebagai "pedagang", "tamak", "licik", "tak punya identitas ras atau loyalitas", dan "berkonspirasi untuk menghancurkan Uganda." Amin menggunakan propaganda ini untuk membenarkan kampanye "de-Indianisasi" yang berujung pada pengusiran orang India dari Uganda.[3]

Pengusiran semacam ini juga bukan pertama kalinya terjadi. Minoritas Kenya telah diusir dari Uganda pada tahun 1969.[4]

Pengusiran

sunting

Pada 4 Agustus 1972, Amin memperingatkan orang India di Uganda untuk angkat kaki dalam waktu 90 hari,[1] setelah ia bermimpi bahwa Tuhan memerintahkannya untuk mengusir mereka. Amin membenarkan pengusiran ini dengan mengatakan bahwa ia mengembalikan Uganda kepada orang Uganda.[5]

Pada masa tersebut, banyak tentara Uganda yang melakukan perampokan dan kekerasan (fisik maupun seksual) terhadap orang India. Setelah diusir, usaha-usaha mereka diserahkan kepada pendukung Amin.

Dampak

sunting

Setelah pengusiran orang India pada tahun 1972, India memutuskan hubungan diplomatik dengan Uganda. Pemerintah India memperingatkan Uganda, namun mereka tak melakukan tindakan lebih lanjut.[6]

Sekitar 27.200 orang India Uganda pindah ke Britania. 6.000 lari ke Kanada, 4.500 pergi ke India, dan 2.500 pindah ke Kenya. Malawi, Pakistan, Jerman Barat, dan Amerika Serikat masing-masing menerima 1.000 pengungsi, sementara orang India dalam jumlah yang lebih kecil pindah ke Australia, Austria, Swedia, Mauritius, dan Selandia Baru. Sekitar 20.000 tidak diketahui nasibnya.[7]

5.655 firma, peternakan, dan pertanian, serta mobil, rumah, dan barang rumah tangga lain yang dimiliki orang India pun diambilalih.[5] Karena alasan politis, 5.443 diserahkan kepada perseorangan, 176 kepada badan pemerintah, 33 kepada organisasi semi-negara, dan dua diserahkan kepada badan amal.

Setelah kematian Amin pada tahun 2003, banyak orang Uganda yang masih mendukung pengusiran orang India ini.[8]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b "1972: Asians given 90 days to leave Uganda". British Broadcasting Corporation. 7 August 1972. Diakses tanggal 21 August 2011. 
  2. ^ Henckaerts, Jean-Marie; Sohn, Louis B. (1995). Mass Expulsion in Modern International Law and Practice. Dordrecht: Martinus Nijhoff. hlm. 22. ISBN 9041100725. 
  3. ^ a b Patel, Hasu H. (1972). "General Amin and the Indian Exodus from Uganda". Issue: A Journal of Opinion. 2 (4): 12–22. doi:10.2307/1166488. 
  4. ^ Phares Mukasa Mutibwa (1992). Uganda since independence: a story of unfulfilled hopes. United Kingdom: C. Hurst & Co. hlm. 67. ISBN 1850650667. Diakses tanggal 17 August 2010. 
  5. ^ a b Jørgensen, Jan Jelmert (1981). Uganda: a modern history. Taylor & Francis. hlm. 288–290. ISBN 9780856646430. Diakses tanggal 12 August 2010. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-27. Diakses tanggal 2011-10-24. 
  7. ^ Kasozi, Abdu Basajabaka Kawalya; Musisi, Nakanyike; Sejjengo, James Mukooza (1994). The Social Origins of Violence in Uganda, 1964-1985. Montreal: McGill-Queen's University Press. hlm. 119. ISBN 0773512187. 
  8. ^ "Public reacts to Amin's death". The Daily Monitor. 17 August 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-13. Diakses tanggal 21 August 2011. 

Pranala luar

sunting