Pengepungan Maastricht (1673)
Pengepungan Maastricht adalah salah satu pertempuran penting dalam upaya Louis XIV dari Prancis untuk menaklukkan Belanda. Setelah berpura-pura ingin menguasai Ghent dan Brussels, Louis maju melewati kota Maastricht pada Mei 1672 tanpa merebutnya. Pada tahun 1673, saat jalur persediaannya mulai terancam, ia memutuskan untuk merebut Maastricht. Maka pengepungan dimulai pada 11 Juni.
Pengepungan Maastricht | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Prancis-Belanda | |||||||
Louis XIV dari Prancis (di atas kuda putih) dan pasukannya di depan kota Maastricht. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Prancis |
Republik Belanda Spanyol | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Louis XIV Sebastien Vauban | Jacques de Fariaux | ||||||
Kekuatan | |||||||
24.000 infantri 16.000 kavaleri 58 senapan |
5.000 infantri 1.200 kavaleri | ||||||
Korban | |||||||
Tidak diketahui | 6.000 tewas, terluka, atau ditangkap |
Maastricht adalah kota besar pertama yang diserang oleh Sebastien Vauban, ahli pengepungan pada masa itu. Selain menghujani tembok Maastricht dengan meriam, Vauban juga memerintahkan pembangunan parit berpola zig-zag yang paralel dengan tembok. Parit tersebut akan menyulitkan tentara Belanda dalam menentukan sasaran tembak dan melindungi pemasang ranjau agar dapat mencapai benteng dan menanam ranjau untuk menembus pertahanan.
24 Juni merupakan hari perayaan Santo Yohanes Pembaptis sehingga Louis mencoba untuk segera menaklukkan Maastricht agar dapat merayakan hari tersebut di Katedral Maastricht. Parit telah selesai dibangun, sehingga tentara Louis maju menyerbu kota di bawah perintah Kapten-Letnan Charles de Batz de Castelmore yang juga dikenal dengan nama Comte d'Artagnan. Tentara Prancis berhasil menembus parit pertahanan Belanda dan merebut sebuah benteng yang berbentuk sabit.
Tentara Prancis kemudian diusir oleh tentara bantuan Spanyol, namun 30 orang berhasil bertahan sepanjang malam. James Scott mencoba mengambil jalan yang melindungi parit pertahanan Belanda dan mundur setelah 300 tentara tewas. Belanda lalu berhasil merebut kembali benteng yang berbentuk sabit. Scott mencoba melancarkan serangan kedua, tetapi mereka mengalami kegagalan dan d'Artagnan tewas.
Akhirnya, Louis memerintahkan agar artileri kembali digunakan, yang mengakibatkan menyerahnya Belanda satu minggu kemudian.
Setelah Traktat Nijmegen ditandatangani, Maastricht dikembalikan ke Belanda, walau Louis menguasai banyak kota Habsburg. Hal yang penting dalam pertempuran ini adalah terobosan baru dalam ilmu pengepungan yang dicetuskan oleh Vauban.
Referensi
sunting- Davis, Paul K. (2001). "Besieged: 100 Great Sieges from Jericho to Sarajevo." Oxford: Oxford University Press.
Pranala luar
sunting- Siege of Maastricht at fortified-places.com Diarsipkan 2012-05-09 di Wayback Machine.