Pengeboman Kobe pada Perang Dunia II

Pengeboman Kobe pada Perang Dunia II pada tanggal 16 dan 17 Maret 1945 merupakan bagian dari kampanye pengeboman strategis yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap target-target militer dan sipil serta pusat penduduk selama kampanye kepulauan utama Jepang menjelang berakhirnya Perang Dunia II. Kobe kembali dibom beberapa bulan setelah pengeboman ini.

Alasan serangan

sunting

Kobe dipilih sebagai target serangan bom api atas berbagai alasan. Pertama, Kobe merupakan kota terbesar ke-6 di Jepang pada waktu itu dengan jumlah penduduk 1 juta jiwa. Kebanyakan rumah di sana rapuh dan mudah terbakar, cocok untuk dijadikan sumber kebakaran besar. Kedua, Kobe merupakan pelabuhan terbesar di Jepang, tempat berdirinya banyak pabrik kapal dan mesin kapal. Kobe juga merupakan kota yang penting bagi transportasi dan bisnis. Jalan raya nasional melintasi kawasan bisnis yang padat. Kobe memiliki fasilitas bisnis baja, mesin, karet, peralatan kereta api, dan perlengkapan. Ketiga, persediaan air Kobe yang rendah yang disuplai oleh tiga waduk serta pasukan pemadam yang tidak memadai turut menciptakan lingkungan yang mudah terbakar.[1]

Pengeboman

sunting

Serangan 16/17 Maret

sunting

Pada tanggal 16-17 Maret 1945, 331 pengebom B-29 Amerika Serikat melancarkan serangan bom api di kota Kobe, Jepang. Serangan ini dilaksanakan oleh ketiga divisi Komando Pengebom XXI, yaitu divisi pengebom ke-73, ke-313, dan ke-314. Komando ini dikerahkan sebagai bentuk penghormatan kepada Brigadir Jenderal LaVerne Saunders yang waktu itu sedang dirawat di Walter Reed General Hospital setelah mengalami kecelakaan pesawat. Serangan tersebut menargetkan empat wilayah utama: wilayah barat laut kota, wilayah di sebelah selatan rel kereta utama, wilayah di sebelah barat laut stasiun kereta utama, dan wilayah di timur laut target ketiga.[1] 8.841 penduduk kota tewas akibat badai api yang terjadi. Bom api tersebut menghancurkan daerah seluas tiga mil persegi dan mencakup 21% pusat kota Kobe. Kala itu, kota ini memiliki luas 14 mil persegi (36 km²). Lebih dari 650.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan 1 juta rumah lainnya rusak.

Selama serangan berlangsung, 280 pesawat tempur Jepang dikerahkan, 96 di antaranya terlibat pertempuran dengan pesawat pengebom B-29 dalam 104 serangan. Perbandingan jumlah pesawat tempur Jepang versus pesawat penyerbu Sekutu kali ini tergolong sangat besar ketimbang perbandingan jumlah pesawat saat serangan malam hari. Namun demikian, tidak ada pesawat Amerika yang jatuh akibat serangan balasan Jepang. Tiga pesawat Amerika hilang saat serangan atas alasan yang belum diketahui.[1]

 
Pasca pengeboman Kobe
 
Luas wilayah Kobe yang hancur dibom menurut survei udara 1946

Serangan lain

sunting

Pada tanggal 15 Juni 1945, Kobe dibom kembali. Alat pembakar yang dijatuhkan dari 530 pesawat pengebom memusnahkan 38 mil persegi (98 km2) kota Kobe, dan 51% wilayah padat penduduk rusak parah.[2]

Selain serangan bakar, Kobe juga dijadikan target serangan pengeboman B-29 terhadap kawasan industri, tiga operasi penempatan ranjau, dan satu operasi sapu bersih:[3]

  • 11 Mei 1945: 92 B-29 menyerang industri pesawat Kawanishi
  • 18 Juni 1945: 25 B-29 menjatuhkan ranjau laut di beberapa wilayah, termasuk perairan di sekitar Kobe
  • 28 Juni 1945: 29 B-29 menjatuhkan ranjau laut di tiga pelabuhan, termasuk Kobe
  • 19 Juli 1945: 27 B-29 menjatuhkan ranjau laut di beberapa wilayah, termasuk perairan di sekitar Kobe
  • 30 Juli 1945: Beberapa pesawat tempur menyerang lapangan terbang, rel kereta, dan target taktis di seluruh wilayah Kobe-Osaka

Lihat pula

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c 21st Bomber Command Tactical Mission Report 43, April 19th, 1945
  2. ^ "The 6th Bomb Group." Philcrowther.com. Retrieved 27 October 2012.
  3. ^ "Air Force Historical Studies: U.S. Army Air Forces in World War II Combat Chronology 1941 -- 1945". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-03. Diakses tanggal 2015-01-03.