Pendudukan Jerman di Byelorusia selama Perang Dunia II
Masa pendudukan Belarus oleh Nazi Jerman dimulai sejak berlangsungnya invasi Jerman ke Uni Soviet pada 22 Juni 1941 (Operasi Barbarossa), dan berakhir pada bulan Agustus 1944 dengan dilancarkannya Operasi Bagration oleh Soviet. Bagian barat Byelorusia (1940) menjadi bagian dari Reichskommissariat Ostland pada tahun 1941, tetapi pada tahun 1943 pemerintah Jerman memperbolehkan para lokal kolaborator untuk mendirikan negara klien (sekutu Jerman), Rada Pusat Belarusia, yang berdiri sampai datangnya pasukan Soviet membebaskan wilayah tersebut.tes
Latar belakang
suntingHistoriografi Soviet dan Belarusia mempelajari tentang pendudukan Jerman dalam konteks Belarusia kontemporer, yang dianggap sebagai Republik Soviet Sosialis Byelorusia (RSSB), sebuah republik konstituen dari Uni Soviet menurut perbatasan tahun 1941 secara keseluruhan. Historiografi Polandia bersikeras perlu ada perlakuan khusus, atau bahkan terpisah, untuk Tanah Timur Polandia menurut perbatasan tahun 1921 (alias "Wschodnie Kresy", atau Belarusia Barat), yang dimasukkan ke dalam RSSB setelah Soviet menginvasi Polandia pada tanggal 17 September 1939. Lebih dari 100.000 orang di Belarusia Barat dipenjarakan, dieksekusi, atau diangkut ke bagian timur Uni Soviet oleh pemerintah Soviet sebelum invasi Jerman. NKVD (polisi rahasia Soviet) menewaskan lebih dari 1.000 tahanan pada bulan Juni-Juli 1941, misalnya di Chervyen, Hlybokaye, dan Viliejka. Kejahatan-kejahatan ini memicu perasaan anti-Komunis di antara populasi Belarusia dan digunakan oleh Nazi untuk propaganda anti-Semit.
Invasi
suntingSetelah dua puluh bulan berjalannya pemerintahan Soviet di Belarusia Barat dan Ukraina Barat, Nazi Jerman dan Poros sekutunya menginvasi Uni Soviet pada 22 Juni 1941. Belarusia Timur menderita sangat berat selama pertempuran dan pendudukan Jerman. Menyusul berlangsungnya pertempuran pengepungan berdarah, semua wilayah yang saat ini termasuk Belarus berhasil diduduki oleh Jerman pada akhir Agustus 1941. Karena Polandia menganggap aneksasi Soviet sebagai tindakan ilegal, mayoritas warga Polandia tidak meminta kewarganegaraan Soviet antara tahun 1939 hingga 1941, dan sebagai akibatnya menjadi warganegara Polandia di bawah Soviet dan kemudian selama pendudukan Nazi.
Pendudukan
suntingPada hari-hari awal pendudukan, muncul suatu gerakan partisan Soviet yang kuat dan semakin terkoordinasi dengan baik. Dengan bersembunyi di hutan dan rawa-rawa, para partisan menimbulkan kerusakan berat pada jalur pasokan dan komunikasi Jerman, mengganggu rel kereta api, jembatan, kabel telegraf, menyerang depot pasokan bahan bakar, dan transportasi, serta menyergap tentara-tentara Poros. Dalam sebuat tindakan sabotase partisan terbesar [butuh rujukan] selama berlangsungnya Perang Dunia Kedua, yang disebut pengalihan Asipovichy pada 30 Juli 1943, empat kereta api Jerman yang membawa bahan persediaan dan tank Tiger dihancurkan. Untuk melawan para partisan, Jerman terpaksa menarik pasukan yang cukup besar di belakang garis depan mereka. Pada tanggal 22 Juni 1944, Soviet meluncurkan Serangan Strategis Operasi Bagration, sehingga akhirnya mendapatkan kembali semua wilayah Belarusia pada akhir Agustus.
Kejahatan perang
suntingJerman memberlakukan suatu rezim yang brutal, mendeportasi sekitar 380.000 orang untuk tenaga kerja budak, dan membunuh ratusan ribu warga sipil lainnya. Populasi direncanakan akan dibasmi untuk menyediakan tempat bagi kolonisasi Jerman. Setidaknya 5.295 pemukiman Belarusia dihancurkan oleh Nazi dan sebagian atau keseluruhan penghuninya tewas (di luar dari 9.200 permukiman yang dibakar atau dihancurkan di Belarusia selama Perang Dunia II).[1] Lebih dari 600 desa-desa seperti Khatyn dimusnahkan bersama dengan seluruh penduduk mereka. Secara keseluruhan, 2.230.000 orang tewas di Belarusia selama tiga tahun masa pendudukan Jerman.
Studi 2017 studi menemukan "bahwa serangan-serangan partisan Soviet terhadap personel Jerman memicu pembalasan terhadap warga sipil, tetapi serangan terhadap kereta api memiliki efek yang sebaliknya. Di mana partisan lebih berfokus pada penggangguan jalur pasokan Jerman daripada membunuh orang Jerman, pasukan pendudukan melakukan lebih sedikit pembalasan, lebih sedikit membakar rumah-rumah, dan lebih sedikit menewaskan orang."[2]
Unit Nazi
sunting- 14 Waffen Grenadier Division dari SS Galicia (1 Ukraina)
- 29 Waffen Grenadier Division dari SS RONA (1 Rusia)
- 30 Waffen Grenadier Division dari SS (1 Belarusia)
- 30 Waffen Grenadier Division dari SS (2 Rusia)
- 36 Waffen Grenadier Division dari SS
- Arajs Kommando
- Einsatzgruppen
- Polisi Keamanan Lituania
- Angkatan Pertahanan Teritorial Lituania
- Batalyon Nachtigall
- Organisasi Nasionalis Ukraina
- Ypatingasis būrys
Tokoh personil Nazi
sunting- Erich von dem Bach-Zelewski
- Gustavs Celmiņš
- Oskar Dirlewanger
- Curt von Gottberg
- Konrāds Kalējs
- Bronislav Kaminski
- Wilhelm Kube
- Anthony Sawoniuk
Unit lain dan partisipan
sunting- 36 Waffen Grenadier Division dari SS#Belarus
- Arturs Sproģis#partisan Soviet
- Satuan Darat Grup Tengah (kampanye awal anti-partisan)
- Pertempuran Murowana Oszmianka
- Partisan Belarusia
- Perlawanan Belarusia selama Perang Dunia II
- Kolaborasi selama Perang Dunia II#Belarus
- Konsekuensi Nazisme Jerman#Belarus
- Holocauk di Belarusisa
- Partisan Latvia (anti-Nazi)
- Daftar operasi bernama Poros di Teater Eropa
- Angkatan Pertahanan Teritorial Lituania
- Sejarah militer Belarus selama Perang Dunia II (komandan Belarusia anti-Soviet)
- Pērkonkrusts
- Partisan Soviet#Belarusia
- Kolaborasi Ukraina-Jerman selama Perang Dunia II
Holokaus
suntingGhetto Yahudi terbesar di Soviet Belarusia sebelum akhir Perang Dunia II adalah Ghetto Minsk. Hampir seluruhnya, dari banyak penduduk Yahudi Belarus yang sebelumnya tidak mengungsi ke timur seiring terjadinya gerak maju pasukan Jerman, tewas selama Holokaus akibat diterjang peluru. Daftar ghetto Yahudi yang diberantas di wilayah Polandia yang diduduki Nazi-Soviet memanjang ke arah timur menuju perbatasan dengan Soviet Belarusia, dapat dilihat dalam artikel ghetto Yahudi di Polandia yang diduduki Jerman.
Paska pendudukan
suntingBelakangan pada tahun 1944, 30 orang Belarusia yang dilatih Jerman melakukan penerjunan di belakang garis depan Soviet untuk memicu kekacauan. Mereka dikenal sebagai "Čorny Kot" ("Kucing Hitam"), yang dipimpin oleh Michał Vituška. Mereka memiliki beberapa keberhasilan awal, karena disorganisasi pada penjaga belakang Tentara Merah. Unit Belarusia lainnya menyelusup melalui Hutan Białowieża dan perang gerilya berskala penuh meletus pada tahun 1945. Tapi NKVD kemudian menyusup ke dalam unit-unit ini, dan berhasil menetralkan mereka sampai tahun 1957.
Secara total, Belarus kehilangan seperempat dari populasi pra-perang mereka selama Perang Dunia Kedua, yang termasuk hampir semua elit intelektualnya. Sekitar 9.200 desa dan 1.200.000 rumah hancur. Kota-kota besar Minsk dan Vitebsk kehilangan lebih dari 80% bangunan dan infrastruktur perkotaan. Atas upaya pertahanan melawan Jerman, dan keuletan selama masa pendudukan Jerman, ibu kota Minsk dianugerahi gelar Kota Pahlawan setelah perang. Benteng Brest dianugerahi gelar Benteng Pahlawan.
Lihat juga
sunting- Pertempuran Brześć Litewski
- Pertempuran Smolensk (1941)
- Rada Pusat Belarusia
- Benteng Brest-Litovsk
- Čorny Kot
- Konsekuensi Nazisme Jerman
- Front Timur (Perang Dunia II)
- Pembantaian Katyn: pembantaian pejabat Polandia
- Pembantaian Katyn: pembantaian warga sipil Belarus
- Ghetto Łachwa
- Kamp pemusnahan Maly Trostenets
- Sejarah militer Belarus selama Perang Dunia II
- Operasi Badai
- Narodowe Siły Zbrojne
- Polandia daerah yang dianeksasi Uni Soviet
- Peristiwa Slutsk
- Partisan Soviet
- Belarusia Barat
- 30 Waffen Grenadier Division of the SS (1 Belarusia)
Tokoh
sunting- Radasłaŭ Astroŭski
- Pyotr Masherov
- Michał Vituška
Catatan
sunting- ^ (Inggris) "Genocide policy". Khatyn.by. SMC "Khatyn". 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-26. Diakses tanggal 2006-08-26.
- ^ Zhukov, Yuri M. (2017-01-01). "External Resources and Indiscriminate Violence: Evidence from German-Occupied Belarus". World Politics. 69 (1): 54–97. doi:10.1017/S0043887116000137. ISSN 0043-8871.
Bacaan lanjutan
sunting- Beorn, Waitman Wade (2014). Marching into Darkness: The Wehrmacht and the Holocaust in Belarus. Cambridge: Harvard University Press. ISBN 978-0674725508.
- Exeler, Franziska. "What Did You Do during the War?" Kritika: Explorations in Russian & Eurasian History (Fall 2016) 17#4 pp 805–835; examines popular behaviour in Byelorussia under the Germans, using oral history, letters of complaint, memoirs and secret police and party reports.
- Gerlach, Christian (2000). Kalkulierte Morde: die deutsche Wirtschafts- und Vernichtungspolitik in Weißrußland 1941 bis 1944 (edisi ke-1st). Hamburg: Hamburger Ed. ISBN 3930908638.
- Marples, David R. (2014). "Our Glorious Past": Lukashenka's Belarus and the Great Patriotic War. Stuttgart: Ibidem-Verlag. ISBN 9783838206752.
- Mulligan, Timothy Patrick (1988). The Politics of Illusion and Empire: German Occupation Policy in the Soviet Union, 1942-1943. New York: Praeger. ISBN 978-0275928377.
- Rein, Leonid (2013). The Kings and the Pawns: Collaboration in Byelorussia during World War II. New York: Berghahn. ISBN 978-1782380474.
- Slepyan, Kenneth (2006). Stalin's Guerrillas: Soviet Partisans in World War II. Lawrence, Kan.: Univ. Press of Kansas. ISBN 978-0700614806.
- Snyder, Timothy (2012). Bloodlands: Europe between Hitler and Stalin. New York: Basic Books. ISBN 978-0465031474.
- Tec, Nechama (2009). Defiance: The Bielski Partisans, The Story of the Largest Armed Resistance by Jews During World War II (edisi ke-4th). New York: Oxford University Press. ISBN 978-0195376852.
Pranala luar
sunting- Belarusia pada European Holocaust Research Infrastructure (EHRI)