Penapis tumor adalah suatu tes untuk melakukan penapisan/penyaringan untuk mengetahui kemungkinan adanya tumor/kanker, kadang kala penapis tumor disebut juga penanda tumor (tumor marker). Penapis tumor adalah tanda biologis yang ditemukan pada darah, air seni, bagain tubuh lainnya yang lunak yang akan meningkat dengan adanya kanker. Terdapat berbagai penapis tumor, hanya sedikit yang bersifat spesifik dan biasanya bersifat umum, tetapi memiliki kecenderungan terhadap suatu jenis kanker tertentu, dan digunakan oleh ilmu tentang kanker (onkologi) untuk mendeteksi keberadaan kanker. Peningkatan level dari penapis tumor dapat mengindikasikan kanker, tetapi banyak pula sebab yang menyebabkan peningkatan tersebut.

Penapis tumor dapat diproduksi secara langsung oleh sel tumor atau bukan sel tumor sebagai akibat adanya tumor. Kebanyakan penapis tumor adalah antigen tumor, tetapi tidak semua antigen tumor dapat digunakan sebagai penapis tumor.

Meskipun mammography, ultrasonography, computed tomography, magnetic resonance imaging scans, dan penapis tumor berkala dapat menentukan tingkat beratnya kanker dan tingkat penyembuhan kanker, tetapi penapis tumor bukanlah tes diagnosis yang tentu/pasti. Diagnosis ditegakkan melalui biopsi.[1] Kolonoskopi tanpa pengambilan contoh, juga bukan alat diagnosis, tetapi contoh yang diambil melalui kolonoskopi dan dilakukan biopsi baru dapat dikatakan penegakan diagnosis.

Penggunaan

sunting

Penggunaan penapis tumor dapat digolongkan sebagai berikut:[2]

  • Penapisan untuk kanker yang umum di masyarakat. Contohnya: peningkatan prostate specific antigen (PSA) mungkin adalah kanker prostat. Sebaiknya dilakukan USG prostat terlebih dahulu sebelum penapisan tumor dilakukan, jika prostat belum membesar melebihi batas, maka mungkin pembesaran tersebut karena meningkatnya usia (pembesaran normal) dan tidak diperlukan penapisan tumor.
  • Pemantauan pasien kanker setelah suatu tindakan penyembuhan. Contoh: peningkatan AFP pada pasien anak-anak yang sebelumnya dilakukan tindakan untuk menyembuhkan teratoma dapat berakibat kambuh (relapse) dengan endodermal sinus tumor.
  • Diagnosis dari jenis tumor tertentu, terutama di otak dan bagian lainnya yang tidak memungkinkan dilakukannya biopsi.

Seperti dinyatakan di BMJ 2009, penapis tumor secara umum tidak dapat digunakan untuk melakukan diagnosis kanker, tetapi berguna dalam kasus kanker tertentu, sebagai penapis tumor/kanker.[3] Penggunaan penapis tumor tanpa mengetahui kegunaannnya menimbulkan penggunaan penapis tumor pada darah yang tidak semestinya, yang juga menyebabkan ketidaktepatan penyelidikan lanjut yang berlebihan terhadap kanker.[4]

Penapis tumor berganda

sunting

Terdapat 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan penapis tumor:

  • Sensitifitas, tak ada penapis tumor yang benar-benar 100% sensitif, oleh karenanya beerapa tumor tetap tidak terdeteksi oleh penapis tumor tunggal (bukan berganda)
  • Spesifisitas/kekhasan, hanya penapis tumor M2-PK untuk kanker usus besar yang mencapai 95% spesifisitas
  • Negatif palsu, hasilnya negatif, tetapi sebenarnya positif, sangat berbahaya; hingga saat ini hanya penapis tumor M2-PK yang menganalisis DNA tidak memiliki negatip palsu, dan jika negatif ya pasti negatif untuk jenis-jenis kanker tertentu
  • Positif palsu, hasilnya positif, tetapi pada kenyataannya negatif, karena hasilnya positif, maka tindak lanjut dengan tes lainnya atau bahkan biopsi perlu dilakukan

Penapis tumor berganda memberikan hasil yang lebih pasti; gabungan tes tersebut adalah:[1]

  • Usus besar: M2-PK, jika M2-PK tidak tersedia, maka dapat dites CEA, CA 19-9, CA 125
  • Payudara: CEA, CA 15-3, Cyfra 21-1
  • Rahim dan kantung telur: CEA, CA 19-9, CA 125, AFP, BHCG
  • Ginjal hingga pelepasan: CEA, CA 19-9, CA 125, Cyfra 21-1, SCC
  • Prostat: PSA, FPSA and ratio
  • Testis: AFP, BHCG
  • Pankreas/lambung: CEA, CA 19-9, CA 72-4
  • Hati: CEA, AFP
  • Oesophagus: CEA, Cyfra 21-1
  • Thyroid: CEA, NSE
  • Paru-paru: CEA, CA 19-9, CA 125, NSE, Cyfra 21-1 (Pada 95% persentil sensivitas Cyfra 21-1 adalah 79%, sedangkan untuk SCC dan CEA adalah 41% dan 31% berturut-turut)[5] Ternyata penapis tumor M2-PK juga berguna untuk menapis kanker paru-paru dan lebih baik daripada SCC dan NSE,[6] sehingga jika diperkirakan masih normal, cukup melakukan penapisan tumor menggunakan M2-PK saja.
  • Bladder: CEA, Cyfra 21-1, TPA

Ternyata penapis tumor M2-PK memiliki banyak peran seperti pada: kanker usus besar,[7] kanker payudara,[8][9] renal cell carcinoma[10][11] kanker paru-paru,[6][12] kanker pankreas,[13] Esophageal Cancer,[14] kanker lambung,[14] kanker mulut rahim,[15] kanker indung telur,[16] Oleh karena itu untuk tes awal atau diperkirakan pasien masih belum memiliki tumor/kanker apapun, cukup dilakukan tes M2-PK dan bukannya CEA yang lebih murah, tetapi tingkat sensitivitasnya sangat rendah.

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Tumor markers Cancer screening". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-28. Diakses tanggal December 28, 2013. 
  2. ^ Koepke, John A. (1992). "Molecular marker test standardization". Cancer. 69 (6 Suppl): 1578–81. doi:10.1002/1097-0142(19920315)69:6+<1578::AID-CNCR2820691312>3.0.CO;2-K. PMID 1540898. 
  3. ^ Kilpatrick, E. S; Lind, M. J (2009). "Appropriate requesting of serum tumour markers". BMJ. 339: b3111. doi:10.1136/bmj.b3111. PMID 19773324. 
  4. ^ Krishnan, S T M; Philipose, Z; Rayman, G (2002). "Lesson of the week: Hypothyroidism mimicking intra-abdominal malignancy". BMJ. 325 (7370): 946–7. doi:10.1136/bmj.325.7370.946. PMC 1124444 . PMID 12399347. 
  5. ^ "Diagnostic value of SCC, CEA and CYFRA 21.1 in lung cancer: a Bayesian analysis". Diakses tanggal August 6, 2014. 
  6. ^ a b Oremek, G; Kukshaĭte, R; Sapoutzis, N; Ziolkovski, P (2007). "The significance of TU M2-PK tumor marker for lung cancer diagnostics". Klinicheskaia meditsina. 85 (7): 56–8. PMID 17882813. 
  7. ^ Haug, U; Rothenbacher, D; Wente, M N; Seiler, C M; Stegmaier, C; Brenner, H (2007). "Tumour M2-PK as a stool marker for colorectal cancer: Comparative analysis in a large sample of unselected older adults vs colorectal cancer patients". British Journal of Cancer. doi:10.1038/sj.bjc.6603712. 
  8. ^ Lüftner, D; Mesterharm, J; Akrivakis, C; Geppert, R; Petrides, PE; Wernecke, KD; Possinger, K (2000). "Tumor type M2 pyruvate kinase expression in advanced breast cancer". Anticancer research. 20 (6D): 5077–82. PMID 11326672. 
  9. ^ Benesch, C; Schneider, C; Voelker, HU; Kapp, M; Caffier, H; Krockenberger, M; Dietl, J; Kammerer, U; Schmidt, M (2010). "The clinicopathological and prognostic relevance of pyruvate kinase M2 and pAkt expression in breast cancer". Anticancer research. 30 (5): 1689–94. PMID 20592362. 
  10. ^ Oremek, GM; Sapoutzis, N; Kramer, W; Bickeböller, R; Jonas, D (2000). "Value of tumor M2 (Tu M2-PK) in patients with renal carcinoma". Anticancer research. 20 (6D): 5095–8. PMID 11326675. 
  11. ^ Wechsel, HW; Petri, E; Bichler, KH; Feil, G (1999). "Marker for renal cell carcinoma (RCC): The dimeric form of pyruvate kinase type M2 (Tu M2-PK)". Anticancer research. 19 (4A): 2583–90. PMID 10470199. 
  12. ^ Schneider, J; Peltri, G; Bitterlich, N; Philipp, M; Velcovsky, HG; Morr, H; Katz, N; Eigenbrodt, E (2003). "Fuzzy logic-based tumor marker profiles improved sensitivity of the detection of progression in small-cell lung cancer patients". Clinical and experimental medicine. 2 (4): 185–91. doi:10.1007/s102380300005. PMID 12624710. 
  13. ^ Hardt, PD; Ngoumou, BK; Rupp, J; Schnell-Kretschmer, H; Kloer, HU (2000). "Tumor M2-pyruvate kinase: A promising tumor marker in the diagnosis of gastro-intestinal cancer". Anticancer research. 20 (6D): 4965–8. PMID 11326648. 
  14. ^ a b Kumar, Yogesh; Tapuria, Niteen; Kirmani, Naveed; Davidson, Brian R. (2007). "Tumour M2-pyruvate kinase: A gastrointestinal cancer marker". European Journal of Gastroenterology & Hepatology. 19 (3): 265. doi:10.1097/MEG.0b013e3280102f78. 
  15. ^ Kaura, B; Bagga, R; Patel, FD (2004). "Evaluation of the Pyruvate Kinase isoenzyme tumor (Tu M2-PK) as a tumor marker for cervical carcinoma". The journal of obstetrics and gynaecology research. 30 (3): 193–6. doi:10.1111/j.1447-0756.2004.00187.x. PMID 15210041. 
  16. ^ Ahmed, AS; Dew, T; Lawton, FG; Papadopoulos, AJ; Devaja, O; Raju, KS; Sherwood, RA (2007). "M2-PK as a novel marker in ovarian cancer. A prospective cohort study". European journal of gynaecological oncology. 28 (2): 83–8. PMID 17479666.