Pemerintah Kota Depok
Pemerintah Kota Depok (Akronim: Pemkot Depok) adalah instansi pemerintahan daerah setingkat kota di Indonesia. Lembaga ini dikoordinasikan langsung oleh Wali Kota Depok dengan dibantu pekerjaannya oleh wakilnya yang terpilih secara demokratis dan sah menurut UUD 1945 dalam jangka waktu lima tahun sekali melalui pemilihan umum. Pada beberapa kasus tertentu, posisi eksekutif tertinggi di Kota Depok, yakni wali kota bisa dijabat oleh seorang aparatur sipil negara di lingkungan Kementerian Dalam Negeri untuk dimutasikan sebagai penjabat, pelaksana tugas, maupun pelaksana harian wali kota. Pemerintah kota merupakan lembaga pemerintah yang berwenang dalam merencanakan kebijakan publik di Kota Depok dengan mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang dirancang bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok setiap tahunnya. Pada umumnya, anggaran disesuaikan dengan pendapatan asli daerah tersebut.
bahasa Sunda: Pamaréntah Kota Dépok | |
![]() Lambang | |
![]() Balai Kota Depok | |
Informasi lembaga | |
---|---|
Dibentuk | 27 April 1999 |
Nomenklatur sebelumnya | |
Wilayah hukum | Pemerintah Indonesia |
Kantor pusat | Balai Kota Depok, Jalan Margonda, Pancoran Mas |
Slogan | "Paricara Darma" |
Pegawai | 5.870 (2023)[1] |
Anggaran tahunan | Rp4.625.303.018.678 (2025)[2] |
Pejabat eksekutif | |
Departemen induk | Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |
Lembaga induk | Pemerintah Provinsi Jawa Barat |
Dasar hukum |
|
Situs web | www |
Pemerintah daerah ini merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia yang menganut sistem desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan menjalankan otonomi seluas-luasnya serta tugas pembantuan di Kota Depok. Pada hakikatnya, otonomi daerah bertujuan agar daerah, khususnya Kota Depok, mampu menjalankan program rencana pembangunan daerah, konsep tata ruang, pelayanan kesehatan, pemerataan pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan lain-lain.[4] Di Depok, pelaksanaan kebijakan pemerintah guna mengkoordinasikan pelayanan publik di 11 kecamatan dan 63 kelurahan.
Aparatur sipil negara
suntingStatistik berdasarkan jenjang pendidikan
suntingPendidikan menjadi syarat agar seseorang dapat bekerja sebagai aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Depok. Mereka berasal dari jenjang pendidikan yang beragam, baik dari tingkat sekolah dasar hingga penyandang gelar doktoral. Tinggi rendahnya intensitas jenjang pendidikan tergantung pada birokrat yang menempuh pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang birokrat yang menyandang gelar sarjana suatu waktu akan menempuh pendidikan pascasarjana maupun pendidikan doktor. Berikut merupakan data terkait jenjang pendidikan aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Depok.[1]
Tahun | Sekolah dasar | Sekolah menengah pertama | Sekolah menengah atas | Ahli pratama dan ahli muda | Ahli madya atau sarjana muda dan sarjana terapan | Sarjana dan pascasarjana | Jumlah | ||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | |||||||||||||||
2014 | 47 | 94,00% | 3 | 6,00% | 50 | 71 | 86,59% | 11 | 13,41% | 82 | 863 | 70,97% | 353 | 29,03% | 1.216 | 329 | 29,12% | 801 | 70,88% | 1.130 | 207 | 29,70% | 490 | 70,30% | 697 | 1.853 | 41,23% | 2.641 | 58,77% | 4.494 | 3.370 | 43,94% | 4.299 | 56,06% | 7.669 |
2015 | 49 | 94,23% | 3 | 5,77% | 52 | 80 | 86,96% | 12 | 13,04% | 92 | 983 | 65,06% | 528 | 34,94% | 1.511 | 317 | 29,06% | 774 | 70,94% | 1.091 | 214 | 28,12% | 547 | 71,88% | 761 | 1.723 | 39,68% | 2.619 | 60,32% | 4.342 | 3.366 | 42,88% | 4.483 | 57,12% | 7.849 |
2016 | 35 | 97,22% | 1 | 2,78% | 36 | 53 | 86,89% | 8 | 13,11% | 61 | 963 | 65,91% | 498 | 34,09% | 1.461 | 282 | 27,95% | 727 | 72,05% | 1.009 | 208 | 27,66% | 544 | 72,34% | 752 | 1.510 | 39,46% | 2.317 | 60,54% | 3.827 | 3.051 | 42,70% | 4.095 | 57,30% | 7.146 |
2017 | 28 | 96,55% | 1 | 3,45% | 29 | 51 | 86,44% | 8 | 13,56% | 59 | 914 | 66,04% | 470 | 33,96% | 1.384 | 263 | 27,74% | 685 | 72,26% | 948 | 198 | 27,16% | 531 | 72,84% | 729 | 1.454 | 38,46% | 2.327 | 61,54% | 3.781 | 2.908 | 41,96% | 4.022 | 58,04% | 6.930 |
2018 | 28 | 96,30% | 1 | 3,70% | 27 | 46 | 88,46% | 6 | 11,54% | 52 | 841 | 66,22% | 429 | 33,78% | 1.270 | 226 | 27,53% | 595 | 72,47% | 821 | 188 | 26,86% | 512 | 73,14% | 700 | 1.418 | 37,45% | 2.368 | 62,55% | 3.786 | 2.745 | 41,24% | 3.911 | 58,76% | 6.656 |
Tahun | Sekolah dasar | Sekolah menengah pertama | Sekolah menengah atas | Ahli pratama | Ahli muda | Ahli madya atau sarjana muda | Sarjana terapan | Sarjana | Pascasarjana | Doktor | Jumlah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | Laki-laki | Perempuan | Jumlah | |||||||||||||||||||||||
2020 | 14 | 100,00% | 0 | 0,00% | 14 | 35 | 92,11% | 3 | 7,89% | 38 | 664 | 71,17% | 269 | 28,83% | 933 | 2 | 10,00% | 18 | 90,00% | 20 | 140 | 35,62% | 253 | 64,38% | 393 | 178 | 22,22% | 623 | 77,78% | 801 | 26 | 42,62% | 35 | 57,38% | 61 | 1.312 | 34,10% | 2.535 | 65,90% | 3.847 | 247 | 41,72% | 345 | 58,28% | 592 | 2 | 100,00% | 0 | 0,00% | 2 | 2.620 | 39,10% | 4.081 | 60,90% | 6.701 |
2021 | 13 | 100,00% | 0 | 0,00% | 13 | 31 | 93,94% | 2 | 6,06% | 33 | 599 | 72,69% | 225 | 27,31% | 824 | 2 | 11,11% | 16 | 88,89% | 18 | 89 | 35,60% | 161 | 64,40% | 250 | 166 | 21,36% | 611 | 78,64% | 777 | 28 | 44,44% | 35 | 55,56% | 63 | 1.252 | 33,60% | 2.474 | 66,40% | 3.726 | 247 | 40,63% | 361 | 59,38% | 608 | 2 | 100,00% | 0 | 0,00% | 2 | 2.429 | 38,47% | 3.885 | 61,53% | 6.314 |
2022 | 8 | 100,00% | 0 | 0,00% | 8 | 23 | 88,46% | 3 | 11,54% | 26 | 532 | 74,41% | 183 | 25,59% | 715 | 2 | 16,67% | 10 | 83,33% | 12 | 52 | 36,62% | 90 | 63,38% | 142 | 169 | 20,76% | 645 | 79,24% | 814 | 29 | 31,87% | 62 | 68,13% | 91 | 1.194 | 33,47% | 2.373 | 66,53% | 3.567 | 248 | 37,75% | 409 | 62,25% | 657 | 2 | 100,00% | 0 | 0,00% | 2 | 2.259 | 37,44% | 3.775 | 62,56% | 6.034 |
2023 | 8 | 88,89% | 1 | 11,11% | 9 | 18 | 85,71% | 3 | 14,29% | 21 | 504 | 75,79% | 161 | 24,21% | 665 | 2 | 20,00% | 8 | 80,00% | 10 | 39 | 43,82% | 50 | 56,18% | 89 | 177 | 21,69% | 639 | 78,31% | 816 | 30 | 31,91% | 64 | 68,09% | 94 | 1.147 | 33,11% | 2.317 | 66,89% | 3.464 | 265 | 37,91% | 434 | 62,09% | 699 | 3 | 100,00% | 0 | 0,00% | 2 | 2.193 | 37,36% | 3.677 | 62,64% | 5.870 |
Pejabat eksekutif
suntingWali Kota merupakan pejabat eksekutif di daerah otonomi tingkat dua, yakni kota. Seorang birokrat di lingkungan Pemerintah Kota Depok dapat memimpin kursi eksekutif selama wali kota definitif sedang berhalangan. Adapun seorang wali kota definitif dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum yang dinyatakan keluar sebagai pemenang. Untuk menjadi wali kota secara sah menurut hukum diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2025 yang ditandatangani oleh Presiden ke-8 Indonesia Prabowo Subianto.[5] Di dalamnya tertuang bahwa Wali Kota Depok bersama dengan wakilnya yang terpilih dalam pemilihan umum dilantik secara bersamaan dengan pelantikan kepala daerah lainnya di seluruh Indonesia. Mereka diangkat sumpah oleh presiden di Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional. Usai dilantik, wali kota pada periode sebelumnya akan menyerahkan jabatan kepada wali kota petahana.
Sebelum peraturan tersebut disahkan, Wali Kota Depok beserta wakilnya mengucap sumpah dan janji jabatan yang didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 167 Tahun 2014.[6] Peraturan tersebut menyatakan bahwa wali kota bersama wakilnya dilantik oleh Gubernur Jawa Barat. Dalam urusan tertentu dapat digantikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat dan bila berhalangan dapat dilantik oleh Menteri Dalam Negeri. Sedangkan penjabat wali kota diangkat sumpah oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Pelaksanaan pelantikan pun dilakukan di Gedung Sate, Bandung sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat. Penyerahan dan penerimaan jabatan sendiri digelar pascapelantikan di Balai Kota Depok. Adapun sejak pelantikan pertama Wali Kota Administratif Depok hingga pelantikan terakhir Nur Mahmudi Ismail pada 2011, prosesi pengangkatan sumpah pemimpin kota dilaksanakan oleh Menter Dalam Negeri. Pelantikan Badrul Kamal dan Nur Mahmudi Ismail sendiri dieksekusikan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, Cilodong.
Wali Kota berperan dalam memimpin pemerintahan dan dapat merencanakan anggaran tahun berikutnya bersama dewan perwakilan rakyat daerah melalui rapat paripurna yang diadakan setiap menjelang akhir tahun. Tidak hanya anggaran, wali kota juga dapat mengajukan sebuah rancangan peraturan daerah dalam rapat paripurna tersebut. Saat ini, Wali Kota Depok disandang oleh Supian Suri dan Wakil Wali Kota Depok dijabat oleh Chandra Rahmansyah sejak 20 Februari 2025.[7]
Perangkat daerah
suntingSeorang wali kota memiliki hak prerogatif dalam memimpin birokrasi di Kota Depok selama kurun waktu lima tahun, terhitung sejak awal mengangkat sumpah oleh pelantik. Dalam menjalankan roda pemerintahan, wali kota yang mengemban tugas bersama wakilnya berhak mengatur perangkat daerah. Susunan perangkat daerah ditentukan dan dituangkan melalui peraturan daerah.
Sekretaris Daerah
suntingDaftar ini belum tentu lengkap. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
Pada masa Kota Administratif Depok aktif menjalankan pemerintahan, fungsi sekretaris menduduki posisi kedua di pemerintahan kota administratif. Oleh karenanya, sekretaris kota administratif dapat menduduki jabatan Wali Kota Administratif Depok apabila pejabat yang ada sedang berhalangan, mundur, atau meninggal dunia. Setelah menjadi kota otonom, jabatan Sekretaris Daerah Kota Depok menduduki posisi ketiga di pemerintahan setelah Wakil Wali Kota Depok. Di Pemerintah Kota Depok, perangkat daerah tertinggi adalah sekretariat daerah yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Hal ini diatur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2021.[8] Berikut merupakan daftar Sekretaris Daerah Kota Depok.
№ | Potret | Sekretaris Daerah | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Lama menjabat | Partai | Ref | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | sebagai Sekretaris Kota Administratif | Masdi Rouminto17 Januari 1983 | Tidak diketahui | Tidak diketahui | Golkar[a] | [10] | ||
2 | sebagai Sekretaris Kota Administratif | Erno Hadi SuharnoTidak diketahui | Tidak diketahui | Tidak diketahui | Golkar[a][11] | |||
3 | sebagai Sekretaris Kota Administratif | Nanang SubarnaTidak diketahui | 8 Januari 1994 | Tidak diketahui | Golkar[a] | |||
4 | Yuyun Wirasaputra (lahir 1945) sebagai Sekretaris Kota Administratif | 8 Januari 1994 | 24 Desember 1996 | 2 tahun, 351 hari | Golkar[a] | [12][13] | ||
5 | sebagai Sekretaris Kota Administratif | Tjepy Supriana24 Desember 1996 | Tidak diketahui | Tidak diketahui | Golkar[a] | [14] | ||
6 | A. Mochammad Harris | Tidak diketahui | 2003 | Tidak diketahui | Independen | |||
7 | Winwin Winantika | 2003 | 30 Juni 2009 | 5–6 tahun | Independen | [15] | ||
- | (lahir 1956) Penjabat | Utuh Karang Topanesa1 Juli 2009 | 14 Oktober 2009 | 105 hari | Independen | |||
8 | (lahir 1963) | Ety Suryahati14 Oktober 2009 | 1 Juli 2015 | 5 tahun, 260 hari | Independen | [16] | ||
9 | (lahir 1966) | Harry Prihanto1 Juli 2015 | 26 Juli 2017 | 2 tahun, 25 hari | Independen | [17] | ||
- | (lahir 1968) Penjabat | Widyati Riyandani4 Agustus 2017 | 21 November 2017 | 109 hari | Independen | [18] | ||
10 | (lahir 1961) | Hardiono21 November 2017 | 1 Februari 2021 | 3 tahun, 72 hari | Independen | [19][20] | ||
- | (lahir 1963) Penjabat | Sri Utomo1 Februari 2021 | 22 Juli 2021 | 170 hari | Independen | [21] | ||
11 | Supian Suri (lahir 1975) | 22 Juli 2021 | 1 Juni 2024 | 2 tahun, 315 hari | Independen | [22] | ||
- | Nina Suzana (lahir 1966) Penjabat | 1 Juni 2024 | Petahana | 265 hari | Independen | [23] |
Catatan
sunting- ^ a b c d e Sekretariat Bersama Golongan Karya bukan partai politik selama kurun waktu 1964 sampai 1998. Golkar adalah rumpun golongan karya yang membawahi beberapa Kelompok Induk Organisasi (KINO), termasuk Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) yang di antaranya adalah pegawai negeri sipil.[9] Pejabat ini dahulu merupakan seorang birokrat di Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia yang "dikaryakan" sebagai sekretaris kota administratif sekaligus sebagai anggota Golkar.
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
suntingKedudukan seorang wali kota menentukan peranan pasangan suami atau istrinya untuk menduduki jabatan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2020, wali kota melaksanakan Gerakan PKK di tingkat kota dengan mengangkat pasangannya sebagai ketua di organisasi tersebut.[24] Kemudian, susunan pengurus di PKK diangkat sumpahnya oleh Wali Kota Depok. Berikut merupakan daftar ketua dari masa ke masa.
Nomor urut | Ketua | Awal | Akhir | Waktu menjabat | Suami atau istri | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|
Yulisda (Penjabat Sementara) |
27 April 1999 | 15 Maret 2000 | 5 tahun, 322 hari | Badrul Kamal | ||
1 | Yulisda | 15 Maret 2000 | 15 Maret 2005 | |||
2 | Nur Azizah Tamhid | 27 Januari 2006 | 27 Januari 2016 | 10 tahun, 0 hari | Nur Mahmudi Ismail | |
3 | Elly Farida | 17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | 5 tahun, 0 hari | Mohammad Idris | |
26 Februari 2021 | 20 Februari 2025 | 3 tahun, 360 hari | ||||
4 | Siti Barkah | 20 Februari 2025 | Petahana | 1 hari | Supian Suri |
Dinas
suntingBerikut merupakan daftar dan susunan kedinasan di Kota Depok.
Dinas | Susunan |
---|---|
Dinas Pendidikan | Unit Kerja:
|
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil | Unit Kerja: |
Dinas Kesehatan | Unit Kerja:
|
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata | Unit Kerja:
|
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan | Unit Kerja:
|
Dinas Perumahan dan Pemukiman | Unit Kerja: |
Dinas Tenaga Kerja | Unit Kerja: |
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang | Unit Kerja: |
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan | Unit Kerja:
|
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro | Unit Kerja: |
Badan Keuangan Daerah | Unit Kerja: |
Dinas Perdagangan dan Perindustrian | Unit Kerja: |
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan | Unit Kerja: |
Dinas Perhubungan | Unit Kerja:
|
Dinas Komunikasi dan Informatika | Unit Kerja:
|
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu | Unit Kerja: |
Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga | Unit Kerja: |
Dinas Sosial | Unit Kerja: |
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan | Unit Kerja: |
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b "Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Depok, Desember 2023". Badan Pusat Statistik. 2024-02-27. Diakses tanggal 2025-02-18.
- ^ Maulana, Andika Eka, ed. (2024-11-08). "Wow! RAPBD Depok Tahun 2025 Rp4.625.303.018.678". Radar Depok. Diakses tanggal 2025-02-18.
- ^ "Undang-Undang Nomor 15 tahun 1999". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Januari 2023.
- ^ Mutiarasari, Kanya Anindita, ed. (2022-02-17). "Kewenangan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang, Apa Saja?". Detik News. Jakarta. Diakses tanggal 2025-02-18.
- ^ "Peraturan Presiden Nomor 167 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelantikan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 11 Feburari 2025. Diakses tanggal 19 Februari 2025.
- ^ "Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2025 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 18 November 2014. Diakses tanggal 19 Februari 2025.
- ^ "Sah! Supian Suri dan Chandra Rahmansyah Pimpin Kota Depok". Pemerintah Kota Depok. 20 Februari 2025.
- ^ "Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Depok". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 25 Januari 2021. Diakses tanggal 19 Februari 2025.
- ^ "Golkar Bukan Hanya Milik Pegawai Negeri". Berita Yudha. Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1986-08-01. Diakses tanggal 2024-05-17.
- ^ "Drs. H. Ahmad Matin, Sekwilda Bogor Yang Baru". Harian Umum Berita Yudha. Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1983-01-18. hlm. 8. Diakses tanggal 2024-05-20.
- ^ "Azwar Anas: Pembangunan Tidak Mungkin Hanya Dengan Janji-Janji Saja". Harian Umum Berita Yudha. Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1992-06-03. hlm. 3. Diakses tanggal 2024-05-17.
- ^ "Sejumlah Pejabat Nampak Loyo". Harian Umum Berita Yudha. Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1994-01-11. hlm. 3. Diakses tanggal 2024-05-17.
- ^ "Karyawan Kantor Walikota Depok Gelisah". Berita Yudha. Depok: Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1994-01-17. hlm. 3. Diakses tanggal 2025-02-14.
- ^ "Sekretaris Kotif Depok Yang Baru". Harian Umum Berita Yudha. Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1996-12-30. Diakses tanggal 2024-05-17.
- ^ "Sekda Pemkot Depok Dimutasi". Republika.co.id. 2009-07-03. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ "Golkar Gugat Sekda Depok Terpilih". Republika.co.id. 2009-10-14. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ Harya Virdhani, Marieska (2015-07-02). "Lelang Jabatan Usai, Depok Kini Punya Sekda". Sindo News.com. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ "Widyati Riyandani Ditunjuk sebagai Plt Sekda Kota Depok". Depok Raya News.com. 2017-08-04. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ Sam Law Malau, Budi (2017-11-21). Soebijoto, Hertanto, ed. "Hardiono Resmi Jabat Sekda Kota Depok". Warta Kota. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ Diva Kautsar, Nurul (2021-02-03). "Mantan Sekda Depok Ini Minta Serah Terima SK Pensiun di Warung Kopi, Ini Alasannya". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ Abertnego, Indra (2021-02-01). "Mulai Besok Sri Utomo Jabat Plh Walikota Depok". Radar Depok.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-24. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ Mantalean, Vitorio (2021-07-23). Gatra, Sandro, ed. "5 Bulan Dijabat Plt, Kota Depok Akhirnya Punya Sekda Definitif". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-07-24.
- ^ Susanto, Ria (2024-06-12). "Begini Sosok Nina Suzana yang Kini Menduduki Kursi Sekda Depok Menggantikan Supian Suri". Viva. Diakses tanggal 2024-07-01.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 36 Tahun 2020 Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 Tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga". Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses tanggal 20 Februari 2025. line feed character di
|title=
pada posisi 65 (bantuan)