Pemakaman Katolik
Pemakaman Katolik merujuk pada ritus pemakaman yang secara khusus digunakan di dalam Gereja Katolik Roma. Di dalam gereja tersebut, ritus ini juga biasanya dikenal sebagai Pemakaman Gerejawi. Di pemakaman Katolik, Gereja mencoba memberikan dukungan rohani bagi yang meninggal dan memberikan rasa hormat pada jasadnya, selain juga mencoba untuk memberikan suatu harapan bagi keluarga dan teman-teman orang yang meninggal tadi.
Kanon 1176-1185 dari Kode Hukum Kanon tahun 1983 memperinci norma-norma bagi pemakaman Katolik.[1]
Ritus Pra-Konsili Vatikan II
sunting- Pada tahun-tahun sebelum Konsili Vatikan II ritus yang digunakan berbeda dengan apa yang digunakan hari ini.
- Misa Pemakaman Katolik disebut Misa Requiem - yang berasal dari kalimat pertama bagian pembuka ritus yang digunakan dalam misa-misa dengan tujuan pemakaman orang mati oleh para imam: Réquiem, ætérnam dona eis, Dómine; ex lux perpétua lúceat eis. (Berikanlah istirahat kekal kepada mereka, O Tuhan; dan biarkan cahaya abadi menyinari mereka). Misa-misa ini memiliki beberapa perbedaan dengan misa-misa lainnya, terutama dengan keberadaan situasi yang sangat khidmat. Di dalamnya terdapat lebih banyak perhatian pada sifat berdosa manusia dan pengadilan yang datang di akhir sebuah kehidupan. Para imamnya mengenakan pakaian liturgi berwarna hitam, melakukan pembakaran dupa di bagian pembuka ritus, serta meniadakan bacaan Injil, mazmur Judica me Deus (Berilah keadilan padaku, ya Allah) dan salam damai. Apabila seorang diakon hadir untuk menyanyikan Injil, maka para putra altar yang membawa lilin tidak digunakan dalam Misa Pemakaman. Juga, pemberkatan tidak dilakukan. Urutan Dies Iræ, atau Hari Pengadilan diikut-sertakan di dalam misa - dimana dibahas mengenai akhir zaman yang akan datang dan pengadilan yang mengikutinya.
- Usungan jenasah diletakkan di tengah-tengah gereja. Apabila orang yang meninggal dunia adalah orang awam maka kakinya akan menghadap altar. Apabila orang yang meninggal dunia adalah seorang rohaniwan maka kepalanya akan menghadap altar.[2]
Ritus Modern
suntingSetelah Konsili Vatikan II, sejumlah ritus yang berhubungan dengan pemakaman diubah sejalan dengan arahan Konsili untuk mereformasi liturgi. Konsilium bagi Penerapan Konstitusi Liturgi menghilangkan kata-kata yang mereka rasa terlalu menekankan pengadilan, ketakutan dan keputus-asaan. Mereka merasa bahwa Misa Pemakaman seharusnya mendorong harapan dan iman di dalam kebangkitan.[3]
Misa pemakaman modern, atau Misa Pemakaman Kristiani, menekankan pada fakta bahwa hidup telah berubah dan bukannya berakhir. Berlawanan dengan persyaratan sebelumnya akan pakaian liturgi berwarna hitam, saat ini imam biasanya menggunakan pakaian liturgi berwarna putih. Walau demikian, pakaian liturgi berwarna hitam atau ungu masih boleh dikenakan. Kalimat-kalimat seperti Dies Iræ tidak lagi digunakan. Misa terdiri atas penerimaan jasad di dalam gereja, liturgi sabda dan ekaristi, dan penguburan terakhir.[4]
Referensi
sunting- ^ "Code of Canon Law". Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 2007-07-24.
- ^ Juergens, Sylvester P. (1960). The New Marian Missal For Daily Mass. Regina Press, New York. hlm. 1376, 1387–1388.
- ^ Bugnini, Annibale: The Reform of the Liturgy: 1948–1975, (The Liturgical Press, 1990), Chap.46.II.1, p.773.
- ^ "Spiritual Guidance Order of Christian Funerals — Part II". Archdiocese of Milwaukee Catholic Cemeteries. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-07. Diakses tanggal 2007-07-26.