Peluntan
Peluntan | |
---|---|
Daun Peluntan | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. sericicarpus
|
Nama binomial | |
Artocarpus sericicarpus Jarrett
|
}}
Peluntan (Artocarpus sericicarpus)[1][2][3][4] adalah sejenis tumbuhan pohon hijau permanen tropis dari keluarga pohon ara (Moraceae).[5][6] Tumbuhan ini merupakan sepupu dari nangka dan sukun. Peluntan juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti Pelutan (Jawa) dengan sebaran di daerah pesisir pantai utara (menjadi nama desa di Kabupaten Pemalang), Pedalai (Sarawak), Terap bulu (Sabah), Gumihan (Luzon), dan Tugup (Mindanao).[7][8] Pohon peluntan merupakan tumbuhan endemik di wilayah Kalimantan, Kepulauan Filipina, Sulawesi, dan Maluku, serta sebagian pesisir utara Jawa Tengah[9] dan umumnya ditemukan di daerah hutan tropis lembap dengan iklim muson sedang di ketinggian 500-1.000 meter. Pohon peluntan juga kadang ditemukan di daerah lereng curam dan liat di pedalaman.[10] Tumbuhan ini ditemukan antara tahun 1959 atau 1961.[6][11]
Pohon peluntan dapat tumbuh sampai 40 meter (120 kaki). Sama seperti buah terap (Artocarpus odoratissimus), daging buah peluntan dapat dimakan dan sangat lezat namun peluntan tidak memiliki bau yang kuat seperti terap. Bijinya juga dapat dimakan dengan cara direbus dan dipanggang, lalu dimakan seperti kacang. Daun penumpunya berbentuk seperti ujung galah serta berukuran 6–12 cm. Daun-daunnya berwarna hijau gelap, berbentuk lonjong atau bulat telur, dengan panjang 20–70 cm serta lebar 10–50 cm. Pepagannya berwarna antara abu-abu atau cokelat dan bisa dimanfaatkan untuk dibuat menjadi kerajinan kayu.[10]
Buah peluntan memiliki bulu dan tampak seperti sebuah rambutan raksasa. Saat buahnya sudah matang (berbentuk bola dengan diameter ±15 cm), kulitnya akan berwarna jingga, dengan ditutupi bulu. Dagingnya berwarna putih (terkadang juga kekuningan) dan terasa sangat manis. Dalam beberapa tradisi di Indonesia, Peluntan lebih dikenal Pelutan atau Cempedak Hutan.
Rujukan
sunting- ^ Titin, Titin; Daningsih, Entin; Niagara, Niagara (2018-06-19). "SIFAT FISIK DAN KANDUNGAN GIZI BUAH PELUNTAN, SENARE, DAN ARA' DI KALIMANTAN BARAT". Edukasi: Jurnal Pendidikan (dalam bahasa Inggris). 16 (1): 68–81. doi:10.31571/edukasi.v16i1.837. ISSN 2407-1803. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-24. Diakses tanggal 2019-07-24.
- ^ Sumarni, Sri (2016-09-04). "PENGARUH PEMBERIAN ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK AKAR PELUNTAN (Artocarpus sericicarpus) DI PERSEMAIAN". Publikasi Informasi Pertanian. 1 (22). ISSN 1907-0403.
- ^ admin1. "Peluntan (Artocarpus sp)". kalbar.litbang.pertanian.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-24. Diakses tanggal 2019-07-24.
- ^ salmanoke (2018-12-29). "MENENTENG OLEH-OLEH PRODUK PANGAN DARI BUAH LOKAL KALBAR". Pontianak Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-24. Diakses tanggal 2019-07-24.
- ^ Janick, Jules; Paull, Robert E. The Encyclopedia of Fruit and Nuts. CABI. hlm. 482. ISBN 0851996388. Diakses tanggal September 14, 2015.
- ^ a b Verheji, E. W. H., Coronel, Robert E., Edible fruits and nuts, page 80, 1991, Pudoc Press, ISBN 9022009866
- ^ vegeadmin. "pedalai – Malaysia Vegetarian Food" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-24. Diakses tanggal 2019-07-24.
- ^ "Gumihan". NTFP. 2016-02-26. Diakses tanggal 2019-07-24.
- ^ The Malayan Forester, page 262, 1969
- ^ a b Lim, T. K. (2012). Edible Medicinal And Non Medicinal Plants: Volume 3, Fruits. Springer Publishing. hlm. 351. ISBN 9400725337. Diakses tanggal September 14, 2015.
- ^ Hanelt, Peter (2001). Mansfeld's Encyclopedia of Agricultural and Horticultural Crops: (Except Ornamentals). Springer Publishing. hlm. 361. ISBN 3540410171. Diakses tanggal September 14, 2015.