Pelantikan pertama Lyndon B. Johnson

Pelantikan pertama Lyndon B. Johnson sebagai Presiden Amerika Serikat ke-36 berlangsung pada hari Jumat, 22 November 1963, di dalam pesawat Air Force One di Love Field, Dallas, menyusul peristiwa pembunuhan Presiden John F. Kennedy yang terjadi pada hari yang sama. Pelantikan ini – pelantikan kedelapan yang tidak terjadwal, tak terduga yang pernah terjadi – menandai dimulainya masa jabatan pertama (masa jabatan parsial selama 1 tahun, 59 hari) dari Lyndon B. Johnson sebagai Presiden.

Pelantikan pertama presiden
Lyndon B. Johnson
Lyndon B. Johnson mengambil sumpah jabatan di dalam Air Force One menyusul peristiwa penembakan John F. Kennedy, Dallas, Texas.
Tanggal22 November 1963; 61 tahun lalu (1963-11-22)
LokasiAir Force One, Love Field, Dallas, Texas
PartisipanLyndon Baines Johnson
Presiden Amerika Serikat ke-36
— Mulai menjabat

Sarah Tilghman Hughes
Hakim Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Utara Texas
— Pengambil sumpah

Pembunuhan John F. Kennedy

sunting

Pada tanggal 22 November pukul 12:30 siang Waktu Standar Tengah, Kennedy ditembak di Dallas saat berkendara bersama istrinya, Jacqueline, dalam iring-iringan mobil kepresidenan. Wakil Presiden Johnson mengendarai mobil di belakang presiden bersama istrinya, Lady Bird Johnson, dan Senator Texas Ralph Yarborough. Segera setelah tembakan dilepaskan, Johnson dijatuhkan dan diduduki oleh agen Dinas Rahasia Rufus Youngblood,[1] dan mobil Presiden serta Wakil Presiden melaju menuju Rumah Sakit Parkland Memorial.[2]

Terdapat laporan awal bahwa Johnson mungkin juga telah ditembak, terluka ringan di lengan atau bahwa ia kembali menderita serangan jantung (ia telah menderita penyakit tersebut delapan tahun sebelumnya yang hampir membunuhnya). Istri Johnson menegaskan kepada wartawan bahwa ia baik-baik saja dan tidak menderita cedera atau penyakit apa pun selain terguncang oleh apa yang ia lihat.

Di rumah sakit, Johnson dikelilingi oleh agen Dinas Rahasia, yang mendorongnya untuk kembali ke Washington jikalau ia juga menjadi target pembunuhan. Johnson ingin menunggu sampai ia mengetahui kondisi Kennedy; pada pukul 13:20 siang, ia diberitahu bahwa Kennedy telah meninggal dan meninggalkan rumah sakit hampir 20 menit kemudian.[2]

Dallas Love Field

sunting
 
Lyndon B. Johnson mengambil sumpah jabatan di Air Force One pasca penembakan John F. Kennedy, Dallas, Texas. Tokoh yang teridentifikasi diantaranya: (#1) Malcolm Kilduff (Sekretaris Pers), (#2) Jack Valenti (penasihat media), (#3) Hakim Sarah T. Hughes, (#4) Anggota kongres Albert Richard Thomas, (#5) Lady Bird Johnson, (#6) Kepala Jesse Curry (kepala kepolisian Dallas), (#7) Lyndon B. Johnson, (#8) Evelyn Lincoln (sekretaris pribadi John F. Kennedy), (#9) Anggota kongres Homer Thornberry, (#10) Roy Kellerman (agen Dinas Rahasia Amerika Serikat), (#11) Lem Johns (agen Dinas Rahasia Amerika Serikat), (#12) Jacqueline Kennedy, (#13) Pamela Turnure (sekretaris pers Jacqueline Kennedy), (#14) Anggota kongres Jack Brooks, (#15) Bill Moyers (Wakil direktur Korps Perdamaian). Foto oleh Cecil W. Stoughton.

Pada titik ini pengaturan dibuat untuk memberikan perlindungan Dinas Rahasia bagi dua putri Johnson (Lynda Bird Johnson Robb dan Luci Baines Johnson), dan diputuskan bahwa presiden baru akan pergi dengan pesawat kepresidenan karena pesawat tersebut memiliki peralatan komunikasi yang lebih baik. Johnson diantarkan dengan mobil polisi tak bertanda ke Dallas Love Field, dan terus berada di bawah jendela mobil selama perjalanan untuk memastikan keamanannya.[2]

Johnson kemudian menunggu Jacqueline Kennedy, yang tidak akan meninggalkan Dallas tanpa jenazah suaminya, untuk tiba di pesawat Air Force One. Peti mati Kennedy akhirnya dibawa ke pesawat, tetapi belum lepas landas sampai Johnson diambil sumpahnya.[2]

Muncul kekhawatiran bahwa lantaran Dinas Rahasia mengambil jenazah Kennedy dari Parkland Hospital bertentangan dengan keinginan pemeriksa medis Dallas, Earl Rose, yang bersikeras bahwa otopsi terhadap jenazah diperlukan, Departemen Kepolisian Dallas berusaha mencegah Air Force One untuk lepas landas.[3] Pembunuhan Presiden saat itu belum menjadi kejahatan federal.

Presiden Johnson memilih Hakim distrik federal Sarah T. Hughes, teman lamanya, untuk menjadi pengambil sumpah. Ia sebelumnya telah meminta pengangkatannya untuk menjadi hakim federal, yang mulanya ditolak oleh Robert F. Kennedy atas saran dari Departemen Kehakiman karena usianya (saat itu Hughes berusia 65 tahun). Ketika Departemen Kehakiman mengubah keputusannya beberapa minggu kemudian dan menunjuk Hughes, Johnson marah karena tidak diajak berkonsultasi.[3]

Pelantikan di atas Air Force One

sunting

Sebanyak dua puluh tujuh orang berdesakan di kabin Air Force One seluas enam belas kaki persegi dalam prosesi pelantikan. Kurangnya pendingin udara akibat terputusnya catu daya eksternal pesawat menambah ketidaknyamanan di kabin tersebut.[1][3] Saat prosesi pelantikan berlangsung, empat mesin jet Air Force One dinyalakan.

Laporan Komisi Warren merinci proses pelantikan tersebut:[2]

Dari pesawat Kepresidenan, Presiden baru menelepon Jaksa Agung Robert F. Kennedy, yang menyarankan agar Tuan Johnson mengambil sumpah jabatan Presiden sebelum pesawat meninggalkan Dallas. Hakim Federal Sarah T. Hughes bergegas ke pesawat untuk melaksanakan sumpah. Anggota Tim Kepresidenan dan Wakil Presiden memenuhi kompartemen tengah pesawat untuk menyaksikan pelantikan tersebut. Pukul 14:38 CST, Lyndon Baines Johnson mengambil sumpah jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat ke-36. Nyonya Kennedy dan Nyonya Johnson berdiri di samping Presiden yang baru saat ia mengambil sumpah jabatan. Sembilan menit kemudian, pesawat Kepresidenan berangkat ke Washington, D.C.

 
Presiden Johnson berbicara dengan Jackie Kennedy usai pelantikan.

Upacara pengambilan sumpah yang dilakukan oleh Hakim Hughes di ruang konferensi Air Force One mewakili seorang wanita untuk pertama kalinya melaksanakan sumpah jabatan presiden serta satu-satunya pelantikan yang dilakukan di atas pesawat terbang.[4] Alih-alih bersumpah menggunakan Alkitab seperti kebiasaan, Johnson disumpah atas misale yang ditemukan di meja samping kamar tidur Kennedy di Air Force One.[5] Setelah diambil sumpahnya, Johnson mencium kening istrinya. Nyonya Johnson kemudian meraih tangan Jackie Kennedy dan berkata padanya, "Seluruh bangsa berduka atas suamimu."[1]

Hampir persis pada waktu yang bersamaan dengan upacara pengambilan sumpah, pembawa acara CBS Walter Cronkite membacakan dengan lantang salinan kawat udara dari Associated Press yang secara resmi mengonfirmasi kematian Kennedy, kemudian menambahkan bahwa Johnson akan dilantik sebagai presiden. Menurut Encyclopedia of Television dari Museum Komunikasi Penyiaran, selama liputan sore mereka yang panik mengenai peristiwa yang sedang berlangsung, para penyiar Amerika melakukan "upaya yang gigih" untuk menyebutnya sebagai "Presiden Johnson".[6]

Foto terkenal pelantikan ini diambil oleh Cecil Stoughton, fotografer resmi John F. Kennedy. Atas saran Stoughton Johnson diapit oleh istrinya dan Jacqueline Kennedy, menghadap agak jauh dari kamera sehingga noda darah di setelan Chanel merah muda yang ia kenakan tidak terlihat. Foto tersebut diambil dengan menggunakan kamera Hasselblad.[7] Pelantikan tersebut direkam oleh sekretaris pers Gedung Putih Malcolm Kilduff menggunakan diktafon Air Force One.

Pasca pelantikan

sunting
 
Penyataan tulis-tangan Presiden Johnson

Selama penerbangan kembali ke Andrews Air Force Base, Johnson melakukan beberapa panggilan telepon di radio telepon, termasuk pada Rose Kennedy (ibu JFK) dan Nellie Connally (istri John Connally).[1] Selain itu, ia membuat keputusan untuk meminta semua anggota kabinet untuk tetap di posisinya dan meminta untuk bertemu dengan para pemimpin kedua partai di Kongres dengan segera.[1]

Johnson juga meminta Jack Valenti, Bill Moyers, dan Liz Carpenter untuk menulis pernyataan singkat untuk ia baca mengenai peristiwa pada hari itu, yang kemudian ia sedikit sunting. Pada pukul 18:10, setelah mendarat di Andrews di tengah kerumunan pemimpin Kongres, ia berjalan ke mikrofon yang sudah disiapkan dan memulai pernyataan publik pertamanya sebagai presiden:[1][8]

Ini adalah saat yang menyedihkan bagi semua orang. Kami mengalami kerugian yang tidak bisa ditimbang. Bagi saya, ini adalah tragedi pribadi yang mendalam. Saya tahu bahwa dunia berbagi kesedihan yang ditanggung Nyonya Kennedy dan keluarganya. Saya akan melakukan yang terbaik. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya meminta bantuan Anda—dan Tuhan.

Johnson harus meninggikan suaranya agar didengar di pangkalan Angkatan Udara, dan setelah itu menyesal menyampaikan ucapannya, percaya bahwa dia terdengar kasar dan keras.[9]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f "The Transfer of Power". TIME. 1963-11-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-29. Diakses tanggal 2009-01-24. 
  2. ^ a b c d e "Chapter 2: The Assassination". Report of the President's Commission on the Assassination of President Kennedy. Washington, D.C.: United States Government Printing Office. 1964. 
  3. ^ a b c Gillon, Steven (2009). ""I Do Solemly Swear". The Kennedy Assassination - 24 Hours Later. New York City: Basic Books. 
  4. ^ "The swearing in of Lyndon Baines Johnson, November 22, 1963". United States Senate. Diakses tanggal April 9, 2020. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Lin, Joanna (2009-01-18). "Bible has a storied role in inaugurations". Los Angeles Times. Diakses tanggal 2009-01-20. 
  6. ^ Doherty, Thomas. "Assassination and Funeral of President John F. Kennedy". The Encyclopedia of Television. The Museum of Broadcast Communications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-06. Diakses tanggal 2009-03-25. 
  7. ^ "AmericanHeritage.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-20. Diakses tanggal 2021-01-26. 
  8. ^ "Remarks Upon Arrival at Andrews Air Force Base". The American Presidency Project. Diakses tanggal 2009-01-24. 
  9. ^ Schlesinger, Robert (2008). White House Ghosts: Presidents and Their Speechwriters . Simon & Schuster. hlm. 146. 

Pranala luar

sunting