Pelampung cuaca

instrumen pengukur data cuaca dan perairan

Pelampung cuaca merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi atmosfer Bumi dan ditempatkan di perairan (seperti laut dan danau). Pelampung cuaca juga disebut pelampung data atau pelampung oseanografi jika data yang dikumpulkan mencakup data selain kondisi atmosfer, seperti kondisi air di tempatnya berada. Data yang dikumpulkan oleh pelampung cuaca digunakan dalam prakiraan cuaca, prakiraan kondisi laut, serta penelitian meteorologi, klimatologi, dan oseanografi.[1] Pelampung-pelampung cuaca yang tersebar di seluruh dunia dikoordinasikan melalui Data Buoy Cooperation Panel (DBCP, Panel Kerja Sama Pelampung Data) yang merupakan sebuah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa dari kerja sama antara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Komisi Oseanografi Antarpemerintah (IOC) dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).[2]

Dua perwira Angkatan Laut Amerika Serikat sedang memperbaiki sebuah pelampung cuaca di Samudra Atlantik.

Penggunaan

sunting

Pelampung cuaca digunakan dan memiliki instrumen-instrumen yang serupa dengan stasiun cuaca namun berlokasi di tengah perairan. Pelampung cuaca dapat mengumpulkan data-data kondisi atmosfer maupun kondisi lautan seperti tekanan udara, suhu udara, arah dan kecepatan angin, suhu air laut, energi gelombang laut, periode gelombang laut, dan tinggi gelombang laut. Data yang terkumpul kemudian dikirim dari pelampung melalui satelit ke stasiun pengamatan di daratan. Data-data tersebut berguna dalam pengamatan kondisi atmosfer dan perairan yang kemudian dapat digunakan dalam penelitian ilmiah, pemodelan cuaca, serta pemberitahuan navigasi untuk pelayaran dan perikanan.[3][4]

Pelampung jenis drifter (kiri) dan moored cakram (kanan).

Spesifikasi

sunting

Pelampung cuaca dapat memiliki bentuk khusus ataupun berbentuk seperti pelampung pada umumnya. Terdapat pelampung yang dipasang dengan jangkar (moored), yang diam di tempat, maupun pelampung yang dihanyutkan (drifter) dengan ukuran yang bervariasi.[1] Ukuran pelampung berjangkar dapat berkisar antara 1,5 m hingga 12 m dengan bagian pelampung bawah berupa cakram (discus) maupun versi NOMAD (Navy oceanographic meteorological automatic device) yang berbentuk seperti haluan kapal.[3][5] Bagian dalam pelampung dapat berisi instrumen untuk mengukur parameter kondisi perairan dan baterai.[6] Pelampung hanyut terdiri atas bagian pelampung di atas permukaan laut yang diikatkan kepada beban yang berada di bawah permukaan laut. Pelampung hanyut berukuran lebih kecil yaitu sekitar 30,5 sampai 40 cm untuk diameter pelampung dan sekitar 60 cm untuk diameter bebannya.[7]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b World Meteorological Organization; Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO; Data Buoy Cooperation Panel. "Meteorological and oceanographic data buoys" (PDF). Diakses tanggal 2019-12-31. 
  2. ^ "The Data Buoy Cooperation Panel (DBCP)". Diakses tanggal 2019-12-31. 
  3. ^ a b "Can You Describe the Moored Buoys?". National Data Buoy Center. 2012-06-11. Diakses tanggal 2019-12-31. 
  4. ^ "NDBC's Drifting Buoy Program". National Data Buoy Center. 2009-02-03. Diakses tanggal 2019-12-31. 
  5. ^ "Moored Buoy Program". National Data Buoy Center. 2008-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-06. 
  6. ^ Malačič, V. "Oceanographic Buoy". National Institute of Biology, Marine Biology Station Piran. Diakses tanggal 2019-12-31. 
  7. ^ "Drifter Frequently Asked Questions (FAQs)". Physical Oceanography Division (PhOD) Atlantic Oceanographic and Meteorological Laboratory National Oceanic and Atmospheric Administration. Diakses tanggal 2019-12-31. 

Pranala luar

sunting