Paus Higinus
Santo Paus Higinus (bahasa Latin: Hyginus; wafat sekitar tahun 142 M) adalah Uskup Roma yang menjabat dari sekitar tahun 138 hingga 142 M. Ia adalah paus ke-9 dalam urutan suksesi apostolik Gereja Katolik, menggantikan Paus Telesforus dan didahului oleh Paus Pius I. Masa kepemimpinannya terjadi pada periode awal Kekristenan ketika gereja masih menghadapi tantangan besar dari dalam dan luar, termasuk penganiayaan oleh kekaisaran Romawi dan munculnya ajaran-ajaran sesat.
Santo Paus Higinus | |
---|---|
Uskup Roma | |
Gereja | Gereja Kristen |
Awal masa kepausan | ca 136 |
Akhir masa kepausan | ca 142 |
Pendahulu | Telesforus |
Penerus | Pius I |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Higinus |
Lahir | Athena, Yunani, Kekaisaran Romawi |
Meninggal | 142 Roma, Kekaisaran Romawi |
Orang kudus | |
Hari heringatan | 11 Januari |
Kehidupan Awal
suntingHiginus berasal dari Athena, Yunani, dan diyakini memiliki latar belakang pendidikan filsafat. Beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelum menjadi paus, ia telah dikenal sebagai seorang filsuf yang cakap. Pengaruh pemikiran filosofis ini dianggap berperan dalam cara ia menangani berbagai tantangan teologis selama masa jabatannya.
Pontifikat
suntingHiginus menjadi paus pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus atau Antoninus Pius. Pada masa ini, Kekristenan masih merupakan agama minoritas yang seringkali menghadapi penganiayaan. Namun, Higinus tidak hanya berfokus pada isu eksternal, tetapi juga pada permasalahan internal gereja.
Peningkatan Struktur Gereja
suntingHiginus dikenal karena memperkuat struktur hierarkis Gereja Katolik. Ia disebut-sebut memperkenalkan atau menegaskan beberapa peraturan mengenai tatanan dalam gereja, termasuk pembagian fungsi di antara para uskup, imam, dan diakon. Ada juga tradisi yang menyebutkan bahwa ia memulai sistem pengakuan martabat resmi (privileges) untuk beberapa gereja lokal, meskipun bukti historisnya tidak lengkap.
Melawan Ajaran Sesat
suntingPada masa kepemimpinannya, muncul berbagai ajaran sesat yang mengancam doktrin gereja, termasuk Gnostisisme yang diajarkan oleh Valentinus dan ajaran Cerinthus. Valentinus, seorang tokoh Gnostik terkenal, berada di Roma selama masa Paus Higinus. Gnostisisme mengajarkan bahwa keselamatan hanya dapat dicapai melalui pengetahuan mistik, yang bertentangan dengan ajaran gereja tentang keselamatan melalui iman dan kasih karunia.
Higinus menghadapi tantangan ini dengan menegaskan doktrin ortodoks gereja dan melindungi komunitas Kristen dari pengaruh ajaran-ajaran tersebut. Beberapa catatan menyebutkan bahwa ia juga berusaha untuk membangun dialog dengan mereka yang berbeda pandangan, meskipun tetap mempertahankan otoritas ajaran gereja.
Martir atau Tidak?
suntingTradisi Kristen awal sering menyebutkan bahwa Higinus wafat sebagai martir. Namun, bukti historis mengenai hal ini tidak sepenuhnya meyakinkan. Ia meninggal sekitar tahun 142 M dan dimakamkan di dekat makam Santo Petrus di Roma. Beberapa sumber menyatakan bahwa penganiayaan pada masa itu tidak terlalu intens, sehingga kemungkinan ia meninggal secara alami.
Peninggalan
suntingMeskipun masa kepausannya tergolong singkat, Higinus meninggalkan jejak yang signifikan dalam perkembangan struktur dan doktrin gereja. Ia dihormati sebagai seorang santo dalam Gereja Katolik, dengan hari peringatannya jatuh pada 11 Januari.
Hari Peringatan
suntingHari raya Paus Higinus dirayakan pada tanggal 11 Januari. Ia dihormati sebagai salah satu tokoh yang membimbing Gereja pada masa-masa sulit dan sebagai teladan kesetiaan pada iman Kristen.
Referensi
sunting- Chapman, John. "Pope St. Hyginus". Catholic Encyclopedia (1913).
- Butler, Alban. "Lives of the Saints" (1866).
- Kirsch, Johann Peter. "The Early Popes and the Development of the Papacy".
Pranala luar
sunting- Opera Omnia
- Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Hyginus (pope)". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
- Fontes Latinae de papis usque ad annum 530 (Papa Felix IV)
- Liber pontificalis
Didahului oleh: Telesforus |
Paus ±138 – ±140 |
Diteruskan oleh: Pius I |