Patin Kunyit
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. kunyit
Nama binomial
Pangasius kunyit
Pouyaud, Teugels & Legendre, 1999[1]

Patin kunyit (Pangasius kunyit) adalah salah satu jenis ikan Patin dari genus Pangasius. Ikan ini tercatat menyebar di sungai-sungai besar di Kalimantan dan Sumatra.

Pengenalan

sunting

Ikan patin yang dapat mencapai ukuran besar, panjang total tubuh dapat melebihi 100 cm. Ukuran spesimen museum yang terbesar adalah 702 mm SL (standard length, panjang standar; yakni dari moncong hingga akhir batang ekor, tanpa sirip ekor), dengan panjang total sekitar 830 mm.[2]

Kepalanya panjang, agak-agak berbentuk spatulata, lebar dan membundar di bagian moncong. Panjang kepala 21,2-25,4 %SL; lebar kepala 15,7-18,9 %SL; tinggi kepala 10,3-13,4 %SL; dan panjang moncong 45,9-53,9 %HL (head length, panjang kepala). Jarak antara ujung moncong dengan isthmus relatif pendek, 78,5-96,1 %SNL (snout length, panjang moncong). Panjang pelat gigi tambahan (kecil, di kanan kiri pelat gigi vomerin di langit-langit mulut) antara 6,9-14,0 %HL. Jumlah sisir saring 24-32 buah pada lengkung insang yang pertama.[2]

Tubuhnya memanjang, dengan jarak predorsal (predorsal length) 32,8-36,1 %SL. Tinggi tubuh, 3½-4 kalinya sebanding dengan panjang standar. Sebuah duri (patil) yang besar dan kokoh terdapat di awal sirip dorsal (punggung), diikuti dengan 6-7 jari-jari lunak. Sisi belakang patil dorsal dengan gerigi besar yang berjumlah hingga 44 buah. Sebuah duri (patil) pada masing-masing sirip pektoral (dada), masing-masing dengan lebih dari 40 gerigi kuat di sisi belakangnya, serta banyak gerigi halus di sisi depannya. Sirip ventral (perut) dengan 6 jari-jari lunak, dan sirip anal dengan 29-35 jari-jari lunak.[2]

Agihan & ekologi

sunting

Patin kunyit menghuni sungai-sungai besar di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Spesimina dikoleksi dari Sungai Mahakam di Kaltim (dari wilayah Samarinda dan Sanga-Sanga), Sungai Barito di Kalsel (Banjarmasin dan Kuala Kapuas), Sungai Kapuas di Kalbar (Pontianak), Sungai Indragiri di Riau (Rengat), Sungai Musi di Sumsel (Palembang), dan Batang Hari di Jambi (Jambi, Muara Jambi dan Muara Tebo).[2]

Habitatnya adalah perairan tawar dan payau, pada bagian hilir sungai hingga ke estuaria, terutama di tempat-tempat yang berair dalam. Ikan ini memangsa invertebrata air dan juga ikan-ikan kecil.[1] Pengamatan di Sungai Kampar, Riau, mendapatkan bahwa mangsa ikan ini sangat bervariasi, mulai dari ikan, serangga, krustasea, moluska, bagian-bagian tumbuhan, detritus, bahkan juga ular.[3]

Manfaat

sunting

Patin kunyit merupakan ikan konsumsi yang digemari orang, dan biasa tersedia dalam keadaan segar di pasar-pasar setempat, khususnya di sekitar sungai-sungai besar di Sumatra dan Kalimantan. Ikan ini ditangkap dengan jaring insang, dan juga dengan pancing.

Ikan ini telah dikembangkan pembiakannya di wilayah Kuantan Singingi,[4] dan bahkan telah berhasil panen di Rokan Hilir.[5]

Catatan taksonomis dan nomenklatur

sunting

Pangasius kunyit berkerabat dekat dengan P. mekongensis yang sejauh ini baru tercatat dari wilayah hilir Sungai Mekong, dan P. sabahensis yang juga baru tercatat keberadaannya dari lokasi tipe, yakni Sungai Kinabatangan di wilayah Sabah. Kedua spesies terakhir ini semula dianggap sebagai takson yang sama dengan P. kunyit, dan baru dipisahkan sebagai jenis yang tersendiri pada tahun 2003.[2]

Holotipe P. kunyit tersimpan pada Museum Zoologi Bogor (koleksi no MZB 10009). Lokasi tipe adalah Desa Sangasanga, lk. 30 km sebelah tenggara Samarinda, di tepi Sungai Mahakam.[1]

Nama penunjuk-jenis kunyit mengacu kepada nama lokalnya, serta warnanya yang kuning keemasan seperti kunyit.[1]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c d Pouyaud, L., GG. Teugels & M. Legendre. 1999. "Description of a new pangasiid catfish from South-East Asia (Siluriformes)". Cybium 23(3) :247-58.
  2. ^ a b c d e Gustiano, R., G.G. Teugels & L. Pouyaud. 2003. "Revision of the Pangasius kunyit catfish complex, with description of two new species from South-East Asia (Siluriformes, Pangasiidae)". Journal of Natural History, 37: 357-76 (2003).
  3. ^ Siregar, RPA. 2004. Aspek Biologi Reproduksi lnduk Ikan Patin Kunyit (Pangasius kunyit) di Perairan Sungai Kampar Propinsi Riau. Tesis pada Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor. (tidak diterbitkan) (abstrak)
  4. ^ Riau Pos: Kuansing Kembangkan Patin Kunyit, berita 13 Januari 2014 - 10:23 WIB, diakses 13/IV/2017.
  5. ^ Riau Green: Bupati Suyatno Hadiri Panen Raya Ikan Patin di Bagansiapiapi, berita Kamis, 16 Februari 2017 - 12:54 WIB, diakses 13/IV/2017.

Pranala luar

sunting