Kongregasi Pasionis
Pasionis (bahasa Latin: Congregatio Passionis Iesu Christi[1]) adalah sebuah tarekat religius Katolik Roma yang didirikan oleh Santo Paulus dari Salib dengan kharisma khusus Sengsara Yesus Kristus. Mereka yang tergabung dalam tarekat ini memiliki inisial C.P. di akhir nama mereka. Lambang kongregasi ini berbentuk seperti Hati Kudus Yesus, yang biasanya dibordir pada jubah mereka. Sekarang simbol ini lebih banyak digunakan dalam bentuk bros.
Sejarah
suntingSt. Paulus dari Salib menulis regula kongregasi pada bulan Desember 1720; dan pada tahun 1725, Paus Benediktus XIV mengizinkan pendirian tarekat ini. Paulus dan saudaranya, Yohanes Baptista, ditahbiskan oleh Paus pada saat yang sama. Nama kanonik kongregasi ini adalah Kongregasi Para Biarawan Tak Bersepatu dari Salib dan Sengsara Tersuci Tuhan Kita Yesus Kristus.
Tahun 1769, Paus Klemens XIV memberikan hak penuh kepada para Pasionis sebagaimana yang diterima oleh tarekat religius lainnya, bukan dalam bentuk Ordo tetapi sebagai sebuah kongregasi. Kongregasi ini didirikan dengan dua tujuan khusus: karya misi dan hidup kontemplatif, dengan usaha menyatukannya dalam hidup keseharian. Pendirinya memadukan dua aspek hidup religius, yaitu aspek kontemplatif seperti para biarawan Trapis, dan aspek aktif seperti para Yesuit.
Ada 2,179 orang Pasionis di 59 negara di lima benua, dipimpin oleh Superior Jenderal yang dipilih setiap empat tahun sekali dalam Kapitel Jenderal. Superior Jenderal didampingi oleh para Konsultor Jenderal dalam pelaksanaan tugasnya. Superior Jenderal saat ini adalah Pastor Joachim Rego, CP. Kongregasi ini terbagi dalam beberapa provinsi, vice provinsi dan vikariat. Kongregasi juga dibagi dalam beberapa Konferensi.
Ada enam konferensi di seluruh dunia:
- CIPI - Konferensi Inter-Provinsial Pasionis Italia;
- CII - Konferensi Kepulauan Semenanjung Iberia (Spanyol);
- NECP - Konferensi Pasionis Eropa Utara;
- PASPAC - Konferensi Pasionis Asia Pasifik;
- CPA - Konferensi Pasionis Afrika;
- FORPAL - Konferensi Pasionis Amerika Latin; dan
Pertemuan Para Provinsial Amerika Utara.
Nama resminya adalah "Kongregasi Sengsara Yesus Kristus." Superior Jenderal bertempat tinggal di Roma (Piazza Ss. Giovanni e Paolo, 13 - 00184 Roma - tel. 06 772711). Rumah studi internasional berada di biara tempat Sang Pendiri dimakamkan.
Kekhasan Kongregasi
suntingAnggota Konggregasi tidak diperbolehkan memiliki tanah, dan secara kolektif hanya boleh memiliki biara beserta tanah di sekitarnya saja. Mereka bergantung sepenuhnya pada karya mereka sendiri dan donasi dari umat untuk keperluan finansial. Anggotanya memakai jubah katun kasar berwarna hitam bertuliskan "Jesu XPI Passio", yang artinya "Sengsara Yesus Kristus" (belum ada padanan kata yang lebih tepat untuk kata "PASSIO" dalam bahasa Indonesia karena makna "sengsara" dalam bahasa Indonesia terlalu mempersempit arti "PASSIO" dalam bahasa aslinya), dan anggota konggregasi ini juga tak berkasut, lebih menggunakan sandal daripada bersepatu.
Kanonisasi dan Beatifikasi
suntingKanonisasi
- Santo Paulus dari Salib, pendiri kongregasi
- Santo Vinsensius Maria Strambi, uskup
- Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, novis
- Santa Gemma Galgani, awam Pasionis;
- Santo Innocentius Immaculata, martir dalam perang saudara di Spanyol;
- Santo Carolus Houben, Pasionis berkebangsaan Belanda yang menjadi misionaris untuk Inggris dan Irlandia sampai wafatnya di Dublin, Irlandia; dan
- Santa Maria Goretti, seorang gadis yang semasa hidupnya bernaung di bawah bimbingan rohani seorang imam Pasionis, namun akhirnya wafat di usia mudanya demi mempertahankan kemurnian dirinya sebagai perawan.
Beatifikasi
- Beato Eugenius Bossilkov, uskup dan martir di Bulgaria
- Beato Laurensius Maria Xalvi, misionaris
- Beato Isidorus de Loor, bruder
- Beato Dominikus Barberi, berperan dalam konversi Kardinal John Henry Newman menjadi Katolik
- Beato Bernardus Maria, rekan pendiri konggregasi
- Beato Grimoaldus, biarawan dan pelajar
- Beato Pio Campidelli, biarawan pelajar
- 26 Martir Daimiel
Selain yang telah disebutkan di atas, mereka yang masuk dalam proses beatifikasi antara lain: Pastor Carl Schmitz, Pastor Ignatius Spencer, Pastor Theodore Foley dan Elizabeth Prout.
Karya Sosial
suntingTidak seperti Sallesian atau Gabrielit, Pasionis tidak membuka sekolah atau universitas, kecuali untuk para seminaris mereka sendiri. Ada sekolah yang dibantu oleh Pasionis, seperti Sekolah St. Gemma Galgani, (dari Sekolah Dasar sampai Menengah Atas) di Santiago (Chile), tetapi ini hanyalah pengecualian di luar regula.
Sejak awal berdirinya, karya kerasulan utama mereka adalah pengkhotbah dan pelayan retret rohani. Menurut Santo Paulus dari Salib, Pasionis dibentuk untuk "mengajar orang untuk berdoa", yang mereka lakukan melalui beberapa kegiatan seperti retret dan misi, bimbingan rohani, dan doa kelompok. Sekarang mereka juga membantu pastor paroki setempat untuk kegiatan pastoral seperti melayani misa, menerima pengakuan dosa, dan mengunjungi orang sakit. Karena kurangnya imam di Amerika, Pasionis juga memegang paroki di beberapa tempat.
Di Indonesia, Pasionis banyak berkarya di Kalimantan untuk melayani sebagai Pastor Paroki di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Rumah retret Pasionis ada di Malang, Gadog (Keuskupan Bogor), dan Nilo, Maumere.
Meskipun Pasionis tidak diharuskan berkarya di daerah non-Kristen sebagai misionaris, Regula mereka memperbolehkan anggotanya untuk bermisi seperti di Cina daratan (sampai akhirnya komunis mengambil alih tahun 1949), India, dan Jepang, seturut perintah Tahta Suci.
Karena spiritualitasnya yang begitu dekat dengan Sengsara Yesus, Pasionis juga dipercaya menjalankan eksorsisme.[butuh rujukan] Salah satu Eksorsis Pasionis ialah Padre Candido Amantini C.P.
Suster Pasionis
suntingSuster Pasionis Santo Paulus dari Salib didirikan oleh Maria Magdalena Frescobaldi Capponi pada tanggal 17 Maret 1815 di Firenze, Toscana, Italia Tengah. Dengan dukungan Paus Pius VII, Ibu Magdalena mendirikan sebuah Ritiro (rumah retret) bagi para pemudi yang ingin kembali kepada suatu hidup yang lebih manusiawi.
Di Inggris, Suster Pasionis didirikan pada tahun 1850 oleh Pastor Gaudentius Rossi, imam Pasionis perintis di sana, sebagai wadah untuk membantu para gadis buruh pabrik. Pada mulanya, mereka disebut "Suster-Suster Keluarga Kudus", dan kemudian ikut masuk juga dalam keluarga besar Pasionis. Ibu Pemimpin yang pertamanya ialah Ibu Mary Joseph Prout.
Karya kerasulan Suster Pasionis di Indonesia ada dalam beberapa bidang. Di bidang pendidikan, ada sekolah umum, kursus, asrama, panti asuhan, serta pelayanan dan dukungan bagi wanita-wanita yang hamil di luar nikah agar tidak menggugurkan kandungannya/aborsi. Di bidang kesehatan mereka melayani rumah sakit dan rumah jompo. Di bidang pewartaan, mereka mengadakan kegiatan pastoral (mendukung tugas-tugas para imam) dan katekese untuk umat paroki, stasi, keluarga, serta rumah retret.
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ Herbermann, Charles, ed. (1913). "Passionists". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.
Pranala luar
sunting- Website of the Passionists (English, Spanish, Italian)
- Missionários Passionistas (Portuguese)
- Passionists Australia, New Zealand and Papua New Guinea
- Passionists in the Philippines Diarsipkan 2020-08-09 di Wayback Machine.
- Passionists in Chile Diarsipkan 2019-04-01 di Wayback Machine. (Spanish, under construction)
- Passionists in France
- Website of the Sisters of the Cross and Passion Diarsipkan 2019-12-20 di Wayback Machine.
- Website of the Passionists of St. Paul of the Cross Province, North America
- Website of the Passionists of Holy Cross Province, North America
- Passionists in the U.K.
- Pasionis Indonesia Diarsipkan 2015-10-14 di Wayback Machine.