Partai Negeri Telugu
Partai Negeri Telugu (Telugu Desam Party) adalah sebuah sebuah partai politik regional di negara bagian Andra Pradesh, India. Partai itu didirikan oleh N.T. Rama Rao, seorang bekas bintang film Telugu pada 29 Maret 1982. Rama Rao menginginkan kehadiran sebuah partai alternatif bagi Partai Kongres di negara bagian itu. Setelah mendirikan partainya, ia melakukan Sanyasa (atau penyangkalan diri) dan bersumpah untuk mengabdikan dirinya bagi rakyat Telugu dan menghidupkan kembali kebanggaan Telugu.
Partai Negeri Telugu | |
---|---|
Sekretaris Umum | Nara Lokesh |
Ketua Parlemen | Galla Jayadev |
Dibentuk | 29 Maret 1982 |
Kantor pusat | N. T. R. Bhavan, 1-816, Mangalagiri, Guntur -522503, Andra Pradesh, India |
Ideologi | Regionalisme[1] |
Warna | Kuning |
Aliansi | NDA (1998-2004) (2014-2018) |
Bendera | |
Situs web | |
http://www.telugudesamparty.org | |
Pada Lok Sabha ke-13 (1999-2004), partai ini merupakan partai keempat terbsar dengan 29 kursi.
Pemimpin partai adalah N. Chandrababu Naidu.
Organisasi pemuda partai ialah Telugu Yuvatha.
Dalam pemilihan umum 2004, partai itu meraih 11.844.811 suara (3,0%, 5 kursi).
Era NTR
suntingRama Rao banyak berkeliling di seluruh Andhra dalam apa yang disebutnya sebagai Chaitanya Ratham (artinya "Kereta kuda yang menaburkan energi"), "kendaraan pemilu"-nya, dan memanfaatkan popularitasnya yang tinggi dari penampilannya di film-film untuk memenangkan pemilu berikutnya. Partai ini memenangi pemilu dalam rekor sembilan bulan setelah pembentukannya. TDP juga memperoleh lebih dari 35 (dari 40) kursi di Lok Sabha pada pemilu 1984 di India. Ini menjadikan TDP partai oposisi terbesar di Lok Sabha karena Kongres memenangkan lebih dari 400 (dari sekitar 500) kursi dalam pemilu itu.
TDP kehilangan kekuasaannya di negara bagian ini paad 1988. Selama masa jabatannya yang pertama, Rama Rao memperkenalkan banyak kebijakan yang populis, seperti menjual beras seharga Rs.2 per kilonya.
Antara 1988 dan 1993, N.T. Rama Rao menanggalkan status sanyasanya dan menikah dengan seorang wartawati paroh waktu dan mahasiswa sejarah politik, Lakshmi Parvati. Pada periode ini Rama Rao juga memainkan peranan penting dalam politik nasional dengan memberikan dukungan terhadap PM V.P. Singh dan Chandra Shekhar (yang membentuk pemerintahan koalisi karena tidak memiliki mayoritas mutlak untuk partai mereka masing-masing).
TDP kembali berkuasa pada 1993. Rama Rao terpilih menjadi Ketua Menteri untuk kedua kalinya. Namun kabinetnya dan keluarganya mengalami apa yang disebut oleh para pengamat politik sebagai "campur tangan yang inkonstitusional dalam berbagai urusan" oleh istrinya yang baru. Pada 1995, Nara Chandrababu Naidu, menteri keuangan dan menantu NTR (ia menikah dengan anak perempuan NTR dari istri pertamanya) menggulingkan pemerintahan Rama Rao dengan mengumpulkan suara mayoritas dari MLA. Konsensus umum melawan partainya menyebabkan Komisi Pemilu mengakui fraksi yang memisahkan diri dengan menggunakan nama asli partai ini. NTR, si pendiri partai, harus mengganti nama sisa partainya sebagai "NTR TDP". Ia bersumpah untuk mengikuti kehendak rakyat, memperoleh mandat yang baru setelah kejadian yang memalukannya ini. Namun, dalam tempo setahun, ia meninggal karena sebab-sebab yang wajar.
Era Naidu
suntingSetelah meninggalnya N.T. Rama Rao pada 1996, jandanya memecah partai minoritas ini kembali di hadapan lawan-lawannya yang lain yang mengklaim mewarisi semangatnya. Namun, pertikaian di dalam, perpecahan, dan tidak adanya pemimpin yang karismatis, menyebabkan partai ini menjadi suram dalam pemilu-pemilu berikutnya. Chandrababu Naidu tetap merupakan pemimpin fraksi mayoritas, yang kini diakui sebagai Telugu Desam yang resmi.
Naidu mengungkapkan tujuannya untuk menjadikan Hyderabad dan negara bagian ini sebagai pusat teknologi informasi. Ia ingin menjadikan Andhra Pradesh sebagai apa yang disebutnya Swarnaandhra Pradesh (artinya Andhra Pradesh Emas).
Naidu adalah ketua menteri yang paling lama menjabat di Andhra Pradesh.
Partai ini, meskipun bukan bagian dari NDA, mendukung koalisi yang dipimpin oleh BJP.