Partai Bela Negara
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Partai Bela Negara (PBN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini dideklarasikan pada 16 Desember 2006 di Tugu Proklamasi Jakarta.
Asas dan tujuan
suntingPBN berasaskan Pancasila dan berdasar hukum UUD 45. Dalam Orasi Politik Ketua Umum DPP PBN selaku Deklarator menyatakan bahwa PBN lahir bertujuan untuk meneruskan cita cita perjoangan para pejoang Pendiri NKRI tercinta guna mempercepat terwujudnya Tujuan Nasional menuju masyarakat adil makmur, di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Meraoke, dengan bersatu padu tanpa mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras maupun golongan sehingga Pemerintahan Negara Kesatuian Republik Indonesia sekarang maupun yang akan datang dihormati dan disegani dalam tata pergaulan dunia modern.
Deklarasi PBN
suntingDeklarasi PBN juga ditandai dengan pemecahan Rekor di Indonesia yang terdaftar di MURI berupa obor terbesar di dunia. Obor tersebut melambangkan penyuluh dalam kegelapan. Diharapkan PBN mulai sekarang dan selanjutnya akan secara cerdas dan santun turut memecahkan problim problim anak bangsa dengan tanpa pamrih. Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Umum DPP PBN bahwa sebagai Ketua Umum ia tidak ada ambisi untuk dirinya sendiri dengan statementnya tidak ingin masuk ke jajaran Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif bagi dirinya sendiri tetapi mendorong agar setiap Kader PBN yang mampu untuk maju dengan syarat dicintai dan dipilih rakyat guna meweakilinya minimal di Lembaga Legislatif sebagai sarana memperjoangkan nasib rakyat yang sampai sekarang belum merasakan manisnya kemerdekaan. Dicontohkan alangkah ironisnya tanah tumpah darah Indonesia yang kaya raya tetapi sebagian rakyatnya masih menderita busung lapar. Alangkah sedihnya di bumi Nusantara yang gemah ripah loh jinawi tetapi masih import beras.