Paris–Roubaix adalah sebuah balap sepeda jalan raya proffessional satu hari yang diadakan di Prancis Utara, dimulai dari utara Paris hingga perbatasand engan Belgia. Sejak awal penyelenggaraannya pada tahun 1896 hingga tahun 1967 balapan dimulai dari kota Paris dan berakhir di Roubaix; sejak tahun 1968 balapan diawali di Compiègne (sekitar 85 kilometer (53 mi) timur laut dari pusat kota Paris). FInish balapan tetap dilakukan di Roubaix. Terkenal karena medan yang bergelombang dan paving batuan,[n 1] balap ini menjadi salah satu 'Monumen' atau klasik dalam kalender Eropa, dan berkontribusi dalan rangking UCI World Tour. Balap ini sering disebut sebagai Neraka di Utara, Satu Minggu di Neraka (juga menjadi judul dari sebuah film mengenai balapan tahun 1976), Ratu para Klasik atau la Pascale: Balap Paskah.[1] Balapan ini diselenggarakan oleh kelompok media Amaury Sport Organisation setiap tahun di awal atau pertengahan April.

Paris–Roubaix
Paris–Roubaix 2014
Rincian balapan
PelaksanaanAwal April
LokasiPrancis Utara
Nama dalam bahasa InggrisParis–Roubaix
Nama lokalParis–Roubaix (Prancis)
Julukan
  • Neraka di Utara
  • Ratu para Klasik
  • Balap Paskah
  • Satu Minggu di Neraka
  • L'enfer du Nord
DisiplinJalan raya
KompetisiUCI World Tour
TipeSatu hari
PengelolaAmaury Sport Organisation
Direktur balapanJean-François Pescheux
Sejarah
Edisi pertama[[1896 (1896)]]
Edisi terbaru112 (pada 2014)
Juara pertama Josef Fischer (GER)
Juara terbanyak Roger De Vlaeminck (BEL)
 Tom Boonen (BEL)
(4 kemenangan)
Juara bertahan Niki Terpstra (NED)

Pertama diadakan pada tahun 1896, Paris–Roubaix menjadi salah satu balap sepeda tertua. Balap ini dikenal dengan banyak 'sektor berbatu', bersama dengan Tour of Flanders dan Gent–Wevelgem, menjadi satu dari klasik berbatu. Sejak tahun 1977, pemenang dari Paris–Roubaix menerima sepotong batu paving sebagai bagian dari hadiah.[2] Kondisi litasan mendorong pengembangan rangka, roda, dan ban khusus. Ban bocor dan permasalahan mekanik lainnya merupakan hal umum dan sering mempengaruhi hasil balapan.

Meskipun gengsi dari balapan, beberapa pembalap sepeda menghindarinya karena kondisinya yang sulit. Balapan juga menyebabkan beberapa kontroversi, dengan pemenang yang didiskualifikasi.

Lintasan dipelihara oleh Les Amis de Paris–Roubaix, sebuah kelompok penggemar balap yang didirikan pada tahun 1983. forçats du pavé mengawasi untuk menjaga lintasan aman bagi pembalap sambil mempertahankan tingkat kesulitannya.

Sejarah

sunting
 
Théodore Vienne
Entrepreneur Roubaix.

Paris–Roubaix adalah salah satu balapan tertua di balap sepeda jalan raya professional. Balapan ini pertama diadakan pada tahun 1896 dan hanya terhenti oleh dua perang dunia. Balapan diciptakan oleh dua pembuat kain asal Roubaix, Théodore Vienne (lahir 28 Juli 1864)[3] dan Maurice Perez.[4] Mereka berperan dalam pembangunan sebuah velodrome seluas 46.000 meter persegi di persimpangan jalan Verte dan rute d'Hempempont, yang dibuka pada 9 Juni 1895.[5]

Vienne dan Perez mengadakan beberapa pertemuan di lintasan tersebut, salah satunya termasuk penampilan pertama di Prancis oleh sprinter Amerika Major Taylor, dan kemudian mencari ide lanjutan. Pada bulan Februari 1896 mereka menemukan ide untuk menyelenggarakan balapan dari Paris menuju lintasan mereka. Hal ini menimbulkan dua masalah. yang pertama adalah balapan terbesar berawal atau berakhir di Paris dan bahwa Roubaix mungkin terlalu terpencil sebagai destinasi. Yang kedua adalah mereka dapat mengatur start atau finish balapan tapi tidak bisa keduanya.

Mereka berbicara kepada Louis Minart, editor dari Le Vélo, satu-satunya koran olahraga harian Prancis. Minart sangat tertarik namun mengatakan bahwa keputusan koran akan mengatur start balapan sangat bergantung pada direktur, Paul Rousseau.[6] Minart juga menyarankan pendekatan tidak langsung karena pemilik percetakan menyarankan balapan tidak untuk kejayaan mereka sendiri, tetapi sebagai persiapan untuk balap lainnya. Mereka menulis:

Kepada M. Rousseau, Bordeaux–Paris sudah dekat dan even tahunan besar ini yang telah melakukan banyak hal untuk mempromosikan bersepeda memberikan kami sebuah ide. Apa yang anda pikirkan terhadap sebuah balapan latihan yang mendahului Bordeaux–Paris dengan jarak empat minggu? Jarak antara Paris dan Roubaix adalah sekitar 280 km, sehingga ini akan menjadi mainan bagi para peserta dari Bordeaux–Paris. Finish akan dilakukan di velodrome Roubaix setelah beberapa putaran mengelilingi lintasan. Semuanya akan memastikan penerimaan yang hangat karena sebagian besar penduduk tidak pernah memperoleh keistimewaan untuk melihat pertunjukan balap sepeda utama dan kami menghitung cukup teman yang percaya bahwa Roubaix adalah kota yang sangat ramah. Sebuah hadiah telah dipersiapkan senilai 1.00 franc sebagai hadiah utama atas nama velodrome Roubaix dan kami akan sangat sibuk mengumpulkan daftar hadiah yang besar yang akan memuaskan seluruh peserta. Namun untuk saat ini, dapatkan kami mengandalkan nama dari Le Vélo dan dukungan anda untuk menyelenggarakan start balapan?[7]

Hadiah pertama yang diusulkan senilai dengan tujuh bulan upah bagi penambang saat itu.[8]

Rousseau sangat tertarik dan mengirim editor bersepedanya, Victor Breyer, untuk mencari rute.[9] Breyer melakukan perjalanan menuju Amiens di dalam sebuah mobil Panhard yang dikemudikan oleh koleganya, Paul Meyan. Pada pagi berikutnya Breyer — kemudian menjadi deputi penyelenggara dari Tour de France dan seorang staf pimpinan dari Union Cycliste Internationale - melanjutkannya dengan bersepeda. Angin bertiup, hujan turun, dan suhu udara menurun. Breyer mencapai Roubaix dengan kelelahan dan payah setelah seharian berkendara melewati jalan berbatu (paving). Dia bersumpah akan mengirim telegram kepada Minart mwmintanya untuk membatalkan ide tersebut, menuliskan bahwa berbahaya untuk mengadakan balapan di jalan yang baru saja ia lewati. Namun makan malam yang ia nikmati malam itu dengan sebuah tim dari Roubaix mengubah pikirannya.[10]

 
Penanda jalan berbatu dari Paris-Roubaix, disumbangkan untuk perayaan ke-100 oleh 'Les Amis de Paris-Roubaix' dan 'La Ville de Roubaix' 50°40′43″N 3°12′17″E / 50.678548°N 3.204612°E / 50.678548; 3.204612

Misteri Paskah

sunting

Vienne dan Perez menjadwalkan balapan mereka pada Minggu Paskah. Gereja Katolik Roma menolak hal tersebut karena diadakan pada hari paling suci dalam tahun liturgi, dengan perkiraan para pembalap tidak akan memiliki waktu menghadiri misa dan penonton tidak akan menghadiri dua kegiatan tersebut sekaligus.[n 2] Traktat diedarkan di Roubaix menolak kegiatan tersebut.

Apa yang terjadi setelah itu tidak pasti. Cerita mengatakan bahwa Vienne dan Perez menjanjikan sebuah misa akan diadakan bagi para pembalap di sebuah kapel 200 m dari garis start, di jalan Maillot. Cerita tersebut diulang oleh Pascal Sergent, sejarawan balapan tersebut, dan oleh Pierre Chany, sejarawan olahraga secara umum.[11] Sergent lebih jauh lagi menyatakan bahwa Victor Breyer, yang diceritakan berada di tempat, mengatakan bahwa misa yang dijadwalkan pukul 4 pagi dibatalkan karena terlalu pagi.[12] Baik Chany maupun Sergent tidak menyebutkan bahwa tanggal penyelenggaraan kemudian diubah, sehingga Paris–Roubaix pertama (menurut Sergent) diadakan pada 19 April 1896, sedangkan Minggu Paskah pada tahun 1896 berlangsung dua minggu lebih awal, pada 5 April.[13]

Paris–Roubaix pertama yang dilakukan pada Minggu paskah dilakukan pada tahun berikutnya, 1897.

Balapan pertama

sunting
 
Josef Fischer memenangkan Paris–Roubaix pertama.

Berita perjalanan Breyer menuju Roubaix kemudian menyebar. Separuh dari mereka yang mendaftar tidak muncul di Brassérie de l'Espérance, kantor pusat balapan saat start. Mereka yang mengundurkan diri sebelum balapan dimulai termasuk Henri Desgrange, seorang pembalap perkenal yang kemudian akan menjadi penyelenggara Tour de France. Pembalap yang start termasuk Maurice Garin, yang memenagkan Tour pertama yang diadakan oleh Desgrange dan merupakan harapan lokal di Roubaix karena dia dan dua saudaranya membuka sebuah toko sepeda di Jalan Paris pada tahun sebelumnya.[14]

Garin mencapai posisi ketiga, 15 menit di belakang Josef Fischer, satu-satunya pembalap Jerman yang memenagkan balapan ini hingga saat ini.[15] Hanya empat pembalap yang finish kurang dari satu jam di belakang pemenang. Garin mungkin akan memperoleh posisi kedua bila dia tidak dijatuhkan akibat tarakan dua tandem, salah satunya dikendarai oleh penariknya. Garin "finish dengan kelelahan dan Dr Butrille diharuskan mendatangi orang yang ditabrak oleh dua mesin," kata Sergent.[16]

Balapan kedua

sunting

Garin menang pada tahun berikutnya, emngalahkan pembalap Belanda Mathieu Cordang di dua kilometer terakhir di velodrome di Roubaix.[n 3] Sergent berkata:

Sebagai dua juara mereka disambut oleh ketertarikan yang luar biasa dan semuanya seperti akan menyambut dua pahlawan. Sangat sulit mengenali mereka. Garin yang pertama, diikuti oleh wajah Cordang yang penuh lumpur. Kemudian, mengejutkan banyak orang, Cordang terpeleset dan jatuh di permukaan semen velodrome. Garin tidak dapat mempercayai keberuntungannya. Pada saat itu Cordang kembali ke sepedanya, dia tertinggal 100 meter. Masih terdapat enam putaran untuk dilalui. Dua putaran penting untuk mendahului Garin. Penonton menahan nafas saat mereka menonton pertandingan saling mengejar. Bel kemudian berbunyi, putaran terakhir. Garin unggul dengan 333 meter, di mana dia unggul 30 meter di Batave.

Sebuah kemenangan klasik berada di dalam jangkauannya namun dia hampir merasakan nafasnya terhenti di leher. Dengan cara apapun Garin mempertahankan keunggulan sejauh dua meter, dua meter yang legendaris. Penonton meledak dan Garin dielu-elukan oleh penonton. Cordang menangis kecewa.[17]

Neraka di Utara

sunting

Balapan umumnya meninggalkan pembalap ditutupi oleh lumpur dan tanah, dari jalur berbatu dan jalanan hitam di wilayah Prancis utara bekas pertambangan batu bara. Namun bukan ini yang membuat balapan menerima julukan l'enfer du Nord, atau Neraka di Utara. Istilah yang digunakan untuk menjelaskan rute tersebut datang setelah Perang Dunia I. Penyelenggara dan wartawan meninggalkan Paris pada tahun 1919 untuk melinhat bagaimana lintasan bertahan dari empat tahun hujan meriam dan perang parit. Procycling melaporkan:[18]

Mereka hanya sedikit mengetahui efek permanen dari perang. Sembilan juta orang tewas dan Prancis kehilangan lebih banyak orang dibandingkan negara lain. Namun seperti di daerah lain, berita sangatlah minim. Siapa yang tahun apakah masih ada jalan menuju Roubaix? Apakah Roubaix masih tetap di sana? Mobil berisi penyelenggara dan wartawan melakukan perjalanan di sepanjang rute yang dilalui balapan pertama. Pada awalnya semua terlihat baik. Terdapat kerusakan dan kemiskinan dan terdapat sedikit sekali pria. Namun Prancis masih bertahan. Namun kemudian, saat kami semakin ke utara, udara mulai diisi oleh saluran yang rusak, sampah berserakan, dan deretan ternak membusuk. Pohon yang seharusnya mulai bersemi terlihat berwarna hitam, cabang mereka yang patah terlihat seperti lengan seorang tentara yang terputus. Semuanya ditutupi lumpur. TIdak ada yang tahu siapa yang pertama menyebutnya sebagai 'neraka', tetapi tidak ada kata yang lebih baik. Dan itulah yang muncul di koran keesokan harinya: kelompok kecil telah melihat 'neraka di Utara'.[18]

Tulisan di L'Auto adalah:

kami memasuki pusat dari medan perang. Tidak ada pohon, semuanya rata! tidak datu meterpun yang tidak dibalik dari atas ke bawah/ Ada lubang ledakan yang saling berhubungan. Satu-satunya yang masih berdiri adalah salib dengan pita berwarna biru, putih, dan merah. Ini adalah neraka! '[18]

Ini bukanlah sebuah balapan. Ini merupakan perjalanan ziarah.

Sejarah jalan berbatu

sunting
Berkas:Alain bernard.jpg
Alain Bernard, Presiden dari 'Les Amis de Paris Roubaix': "Pada har itu wali kota datang kepada saya dengan batuan paving."

Mencari tantangan balapan di jalan berbatu merupakan hal yang relatif baru. Hal ini dimulai bersamaan di Paris–Roubaix dan Tour of Flanders, saat perkembangan luas dari peningkatan jalan raya setelah Perang Dunia II memberikan realitas bahwa karakter kedua balapan akan berubah. Hingga saat itu balapan di jalan berbatu bukanlah karena jalanan tersebut rusak, tetapi begitulah jalanan tersebut dibangun. André Mahé, yang memenangkan balapan tahun 1949, mengatakan:

Setelah perang, tentu saja semua jalan akan rusak. Terdapat jalan berbatu sejak anda meninggalkan Paris, atau Senlis saat kami memulai balapan hari itu. Di sana terdapat jalan dengan permukaan halus atau sering kali jalur bersepeda atau sebuah perkerasan dan kadang kala sebuah jalur tipis dengan sesuatu yang halus. Namun anda tidak tahu manakah yang paling nyaman dilewati dan anda akan terus berubah. Anda dapat memindahkan sepeda ke jalan perkerasan namun semakin keras jalan anda akan semakin cepat lelah. Kemudian anda memindahkan roda depan anda namun roda belakang tidak mau bergerak. Itu yang terjadi pada saya. Dan kemudian anda akan terjatuh, tentu saja, dan anda dapat membawa pembalap lain ikut terjatuh. Atau mereka terjatuh dan anda ikut terjatuh juga. Dan jalur sepeda sering kali merupakan debua batu bara yang dipadatkan, yang akan melunak saat hujan dan menjadi gembur karena dilewati begitu banyak pembalap dan kemudian anda terjebak dan kehilangan keseimbangan. Dan saat anda datang, anda akan diselimuti debu batu bara dan kotoran lain. Sekarang semuanya berubah dan anda tidak dapat membandingkannya dengan sekarang.[19]

Hadirnya siaran televisi langsung mendorong wali kota di seluruh rute untuk memuluskan jalanan berbatu mereka karena takut seluruh Prancis akan melihat wilayah tersebut tidak maju dan tidak mau berinvestasi di wilayah tersebut. Albert Bouvet, penyelenggara, mengatakan: "Apabila kondisi ini tidak berubah, balapan ini akan segera dinamai Paris–Valenciennes," menggambarkan sebuah balapan datar di jalanan halus yang sering berakhir dalam sprint massal. L'Équipe menulis: "Pembalap tidak berhak menerma hal tersebut." Editornya, Jacques Goddet, menyebut Paris–Roubaix "kegilaan besar bersepeda yang terakhir."[20] Bouvet dan Jean-Claude Vallaeys mendirikan Les Amis de Paris Roubaix[21] (lihat bawah). Presidennya, Alain Bernard, memimpin para penggemar untuk mengawasi dan merawat jalur berbatu yang masih tersisa. Dia berkata:

Hingga akhir masa perang, Paris–Roubaix seluruhnya melewati routes nationales. Namun banyak di antaranya merupakan jaan berbatu, yang menjadi jiwa dari balapan, dan para pembalap berusaha menggunakan jalur bersepeda, jika ada. Jadi Paris–Roubaix selalu berada di paving, karena jalan memang dibuat dari paving. Kemudian pada tahun 1967 hal mulai berubah. Jalanan paving mulai berkurang. Sehingga mulai tahun 1967 lintasan beralih ke timur menggunakan jalan berbatu yang masih tersisa. Dan kemudian jalanan berbatu tersebut juga mulai menghilang dan kami takut prediksi Bouvet akan menjadi kenyataan. Itulah saat kami mulai keluar mencari jalanan tua dan tidak terpakai yang tidak muncul dalam peta. Pada tahun 1970an, apabila balapan melintasi sebuah desa hal itu akan membuat wali kota memerintahkan jalan tersebut untuk diperkeras. Pierre Mauroy, saat dia menjadi wali kota dari Lille,[22] mengatakan dia tidak memiliki kepentingan apapun di balapan ini dan dia tidak akan melakukan apapun untuk menolong balapan. Beberapa tahun sebelumnya, hanya ada sedikit desa yang mau bekerjasama dengan kami. Jika Paris–Roubaix melewati mereka, mereka akan merasa malu karena balapan ini menunjukkan jalanan mereka yang buruk. Mereka akan keluar dan memperkeras jalan mereka, melakukan segala sesuatu untuk menghalangi kami. Sekarang mereka sudah cukup berhubungan dengan kami. Kami memiliki wali kota yang menelepon kami untuk berkata bahwa mereka telah menemukan jalanan berbatu yang lain dan sangat senang apabila kami memakainya.

 
Bagian paving pertama dari Carrefour de l'Arbre
 
Penanda sudut peringatan untuk Pavé de Luchin di Carrefour de l'Arbre

Adalah Alain Bernard yang menemukan salah satu jalur berbatu paling signifikan di balapan, Carrefour de l'Arbre. Dia keluar berkendara pada hari Minggu, keluar dari jalur utama untuk mencari jalan berbatu yang masih tersisa sebelum garis finish. He was out on a Sunday ride, turned off the main road to see what was there and found the last bad cobbles before the finish. Jaln itu adalah wilayah kosong dengan persimpangan dan sebuah bar. Bernard berkata:

"Hingga pada saat itu, itu [bar bernama ('Cafe de l'Arbre')] hanya dibuka sekali dalam setahun. Di Prancis sebuah bar harus buka paling sedikit sekali dalam setahun untuk mempertahankan jinnya. Itu yang dilakukannya, karena bar berada di tengah tempat sepi dan tidak seorangpun mau minum di tempat itu. Dengan keterkenalan yang dibawa oleh balapan, sekarang bar dibuka sepanjang tahun dan menjadi restoran yang sibuk."

Amis de Paris–Roubaix menghabiskan €10-15.000 setiap tahun untuk mengembalikan dan membangun kembali jalan berbatu. Amis memasok pasir dan material lain sedangkan perbaikan dilakukan sebagai latihan bagi siswa sekolah pertanian di Dunkirk, Lomme, Raismes dan Douai. Setiap bagian menghabiskan dana €4-6.000, dibayar secara merata oleh Amis, penyelenggara dan komunitas lokal.[23] Bernard berkata:

"Masalahnya adalah bahwa penduduk Belgia datang keluar untuk melihat balapan dan mereka masing-masing mengambil sebuah batuan paving dan membawanya pulang sebagai cenderamata. Mereka kadang juga pergi denganpenanda jarak. Itulah yang benar-benar memusingkan kepala. Namun saya percaya diri bahwa Paris–Roubaix aman, dan balapan ni etap berada di tempat seharusnya."

Tempat strategis di balap historis

sunting

Tempat strategis saat balapan awal diadakan di mana dapat menjadi penentu kemenangan meliputi Bukit Doullens, Arras, Carvin dan tikungan Wattignies.[24] Beberapa bagian jalan berbatu telah mengalami kerusakan tanpa bisa diperbaiki atau telah diperkeras dan kehilangan signifikansinya. Bagian lain dihilangkan karena balapan beralih ke timur.

Penarik

sunting

Balapan awal diakukan dengan adanya penarik, seperti banyak kompetisi lainnya pada saat itu.[25] Penarik pertama adalah pembalap yang lain, atau sepeda tandem. Mobil dan sepeda motor diizinkan untuk menarik dari tahun 1898.[26] The historian Fer Schroeders says:

Pada tahun 1898, bahkan mobil dan sepeda motor diijinkan untuk membuka jalan bagi peserta. Pada tahun 1900, balapan berada di ambang kehilangan dengan hanya 19 pembalap di garis start. Pada tahun berikutnya, penyelenggara kemudian memutuskan hanya mengjinkan sepeda sebagai penarik. Dan pada tahun 1910, kendaraan penarik dilarang untuk kebaikan. Sebuah pilihan yang mengangkat nama Paris–Roubaix dari bayang-bayang dan mendorongnya, dalam hal ketertarikan, di luar Bordeaux–Paris yang lebih prestisius.[n 4][26]

Lintasan

sunting
 
Jalan berbatu di Prancis Utara, dekat Lille.

Pada awalnya balapan dimulai dari Paris menuju Roubaix, tetapi pada tahun 1966 start dipindahkan ke Chantilly, 50 km di utara, kemudian pada tahun 1977 di Compiègne, 80 km di utara.[27] Dari Compiègne sekarang melewati jalur sejauh 260 km ke rah utara menuju Roubaix, melewati jalan berbatu pertama setelah 100 km. Pada 150 km terakhir, jalan berbatu yang ditempuh sepanjang lebih dari 50 km. Balapan berakhir di jalan beon halus sepanjang 750 m di sebuah velodrome terbuka di Roubaix. Balapan disesuaikan dari tahun ke tahun karena jalan yang tua dilapisi ulang dan penyelenggara mencari jalan berbatu yang lain untuk mempertahankan karakter balapan — Pada tahun 2005, sebagai contoh, balapan terdiri dari jalan berbatu sejauh 54,7 km.[28]

Balapan dimulai di beberapa tempat:

  • 1896–1897 Porte Maillot, Paris
  • 1898–1899: Chatou
  • 1900: Saint-Germain
  • 1901: Porte Maillot, Paris
  • 1902–1913: Chatou
  • 1914: Suresnes
  • 1919–1928: Suresnes
  • 1929–1937: Porte Maillot, Paris
  • 1938: Argenteuil
  • 1939: Porte Maillot, Paris
  • 1943–1965: Saint-Denis
  • 1966–1976: Chantilly
  • 1977–sekarang Compiègne

Kilometer pembuka (the départ fictif) umumnya merupakan start seremonial. Balapan sebenarnya dimulai setelah beberapa kilometer kemudian (départ réel). Awal balapan yang sebenarnya adalah di:

  • 1896–1897: Porte Maillot
  • 1898–1899: Chatou
  • 1900: Saint-Germain
  • 1901: Porte Maillot
  • 1902–1913: Chatou
  • 1914: Suresnes
  • 1919: Suresnes
  • 1920–1922: Chatou
  • 1923–1929: Le Vésinet
  • 1930–1938: Argenteuil
  • 1939: Le Vésinet

Jalur berbatu

sunting

Penyelenggara, Jean-François Pescheux, mengelompokkan jalanan berbatu berdasarkan panjang, ketidakteraturan, kondisi umum, dan posisinya di balapan.[29]

Pada tahun 2008, terdapat 28 bagian jalur berbatu, tiga dikelompokkan dalam tingkat kesulitan maksimum. Termasuk di antaranya Trouée d'Arenberg, bagian sulit sepanjang 3000m, Mons-en-Pévèle (213 km) dan 2100 m jalan berbatu yang bernama Carrefour de l'Arbre (244 km) — yang sering menjadi penentu sebelum garis akhir. 27 bagian yang digunankan pada tahun 2011 adalah:[30][31]

Bagian
Nomor
Nama Kilometer Panjang
(in m)
Kategori
27 Troisvilles menuju Inchy 98 2200    
26 Viesly menuju Quiévy 104 1800    
25 Quievy menuju Saint Python 106.5 3700     
24 Saint-Python 111.5 1500   
23 Vertain menuju Saint-Martin-sur-Écaillon 119 2000    
22 Capelle-sur-Ecaillon - Le Buat 126 1700    
21 Verchain-Maugré - Quérénaing 138 1600    
20 Quérénaing - Maing 141 2500    
19 Maing - Monchaux-sur-Écaillon 144 1600    
18 Haveluy 155.5 2500     
17 Trouée d'Arenberg (50°23′56″N 3°24′45″E / 50.399°N 3.4125°E / 50.399; 3.4125) 163.5 2400      
16 Hornaing - Wandignies-Hamage 176.5 3700    
15 Warlaing - Brillon 184 2400    
14 Tilloy-lez-Marchiennes - Sars-et-Rosières 187.5 2400    
Bagian
Nomor
Nama Kilometer Panjang
(in m)
Kategori
13 Beuvry-la-Forêt - Orchies 194 1400    
12 Orchies 199 1700    
11 Auchy-lez-Orchies - Bersée 205 1200   
10 Mons-en-Pévèle[n 5] 210.5 3000      
9 Mérignies – Pont-à-Marcq 216.5 700   
8 Pont Thibaut menuju Ennevelin 219.5 1400    
7 Templeuve l'Epinette
Templeuve Le Moulin de Vertain
225
225.5
200
500
 
  
6 Cysoing - Bourghelles
Bourghelles - Wannehain
232
234.5
1300
1100
    
    
5 Camphin-en-Pévèle 239 1800     
4 Le Carrefour de l'Arbre 242 2100      
3 Gruson 244 1100   
2 Hem 251 1400  
1 Roubaix 'Espace Charles Crupelandt' 257.5 300  

27 - Troisvilles menuju Inchy

sunting
 
27 bagian berbatu pada tahun 2011

Panjang - 2.200m

Pertama digunakan pada tahun 1987. Merupakan jalan berbatu tertinggi dengan posisi di ketinggian 136m. Sebuah peringatan untuk Jean Stablinski berada di pintu masuk jalan. Jalan menurun di 900 m pertama dengan kemiringan 2%. Siswa dari Lycée Professionnel Horticole de Raismes menanam tanaman pagar pada bulan November 2007 untuk mencegah lumpur mengalir. Jalur kemudian menanjak sejauh 900 m menuju sebuah dataran setinggi 121 m. Bagian ini sering kali menjadi sulit karena lumpur. Tikungan ke arah kiri yang miring ke kanan ke arah Inchy sering kali sulit karena lumpur. Jalanan kemudian turun dengan kemiringan 3,2% sejauh 400m.[31][32]

Kategori jalan    . Jalanan berada dalam kondisi bagus kecuali d bagian terakhir. Bagian kedua, setelah jalan utama, selalu berlumpur.[33]

26 - Viesly (rue de la chapelle) menuju Quievy

sunting

Panjang - 1.800m.

Pertama digunakan pada tahun 1973. Bagian ini sedikit menurun, menurun secara merata dari 120m hingga 100m. Jalan ini merupakan jalan lurus, tetapi berlumpur di beberapa bagian.

Kategori jalan    . Berada dalam kondisi bagus.[31][32][33]

 

25 - Quievy menuju Saint Python

sunting

Panjang - 3.700m

Pertama digunakan pada tahun 1973. Bagian ini melintasi dua jalan regional, D113b dan D134. Jalan ini dan bagian dari Hornaing menuju Wandignies-Hamage merupakan yang terpanjang. Bagian ini menanjak dari 95 menuju 117m. Jalanan ini dimulai dengan turunan ringan, dilanjutkan dengan tanjakan ringan sejauh 600m, kemudian jalur berada di kondisi hampir datar. Setelah sebuah jalan lurus, kemudian diikuti tikungan ke kanan 90 derajat yang diteruskan tanjakan sejauh 2 km yang mulai melelahkan pembalap.

Kategori jalan     . Kondisi cukup bagus. Kosili regional menasang kembali batu paving di akhir tahun 2007. Lahan pertanian cantik Fontaine au Tertre berada di sebelah kiri di ujung jalan berbatu.[31][32][33]

24 - Saint-Python

sunting

Panjang - 1.500m

Pertama digunakan pada tahun 1973. Dimulai di ketinggian 104m, dan berakhir di ketinggian 82m. Jalanan hampir sepenuhnya lurus, dimulai 500 m jalan datar diikuti dengan turunan sejauh 1 km menuju Saint-Python.

Kategori jalan   . Dalam kondisi bagus namun berlumpur di awal.[31][32][33]

23 - Vertain menuju Saint-Martin-sur-Écaillon

sunting

Panjang - 1.900m ditambah 100m yang telah dihilangkan aspalnya.

Pertama digunakan pada tahun 1985. Jalan ini turun dari 105m hingga 89m dalam jalur yang hapir lurus di luar sebuah tikungan kecil ke kiri di tengahnya.

Kategori jalan    

22 - Capelle sur Ecaillon menuju Buat

sunting

Panjang - 1.700m.

Pertama digunakan pada tahun 2005. Menanjak dari 91m hingga 102m dalam jalur yang hampir lurus, dimulai dengan turunan 4% sepanjang 700m, kemudian menanjak dari 66m sejauh 400m dengan kemiringan 7%, diikuti tanjakan ringan 2% sejauh 500m. Bagian paling terjal dalam balapan, dikendarai dengan gigi roda khusus 46 gerigi.

Kategori jalan    . Berada dalam kondisi bagus namun dengan segaris aspal di sisi kanan saat jalan menurun.[31][32][33]

21 - Verchain-Maugré menuju Quérénaing

sunting

Panjang - 1.600m.

Kemungkinan pertama digunakan pada tahun 1974. Hampir datar - 80m hingga 78m, hampir lurus, naik sedikit sebelum menurun dengan jarak yang lebih jauh.

Kategori jalan   . Dalam kondisi bagus di luar beberapa lubang jalan.[31][32][33]

20 - Quérénaing menuju Maing

sunting

Panjang - 2.500m

Pertama digunakan pada tahun 1996 dan kemudian selalu digunakan dari arah yang sama. Jalannya adalah D59, menurun dari ketinggian 85m ke 40m dalam sebuah garis lurus. Diawali dengan turunan ringan ke 72m sepanjang 400m, kemudian sedikit menanjak sepanjang 400m. Kemudian diikuti sebuah jalur datar dan turunan panjang dengan kemiringan 2,5 hingga 3,8%.

Kategori jalan    . Dalam kondisi bagus dengan bagian berlumpur.[31][32][33]

19 - Maing menuju Monchaux sur Ecaillon

sunting

Panjang - 1.600m.

Pertama digunakan pada tahun 2001. Jalannya adalah D88, menanjak dari 47 hingga 50m dalam sebuah jalur yang hampir lurus. Dimulai dengan tanjakan ringan sejauh 1.000m, diikuti turunan sepanjang 600m.

Kategori jalan    . SUlit di bagian awal, dengan lubang yang dalam, kemudian diikuti jalan dengan kondisi sangat bagus.[31][32][33]

18 - Wallers Haveluy

sunting

Panjang - 2.500m.

Pertama digunakan pada tahun 2001 dan diguanakn setiap tahun. Jalur ini dinamai bagian Bernard Hinault, setelah kedatangannya pada 28 Maret 2005 atas undangan kota. Bagian ini kadang kala digunakan oleh Quatre Jours de Dunkerque. Bagian diawali di ketinggian 31m dan berakhir di ketinggian 34m. Jalur ini dimulai dengan tanjakan ringan sebelum diakhiri dengan turunan ringan.

Kategori jalan     . Jalur ini memiliki kondisi menengah namun dengan banyak lumpur. Paruh kedua memiliki kesulitan lebih tinggi.[31][32][33]

17 - Trouée d'Arenberg

sunting
 
Trouee d'Arenberg - Paris–Roubaix 2008.

Panjang - 2.400m.

Pertama digunakan pada tahun 1968. Sebuah jalan lurus memaui Hutan domaniale de Raismes/Saint-Amand/Wallers, menurun sedikit pada awalnya, kemudian menanjak. Ketinggiannya adalah 25m pada awal lintasan dan 19m di akhir lintasan.

Trouée d'Arenberg, Tranchée d'Arenberg, (Trench of Arenberg), Trouee de Wallers Arenberg, Parit Arenberg, telah menjadi lambang dari Paris–Roubaix. Secara resmi bernama 'La Drève des Boules d'Herin', jalan berbatu sepanjang 2400m diletakkan pada masa kepemimpinan Napoleon I menembus Hutan Raismes Saint-Amand-Wallers, dekat jalan menuju Wallers dan Valenciennes.[34] (50°23′56″N 3°24′45″E / 50.399°N 3.4125°E / 50.399; 3.4125) Jalan ini diusulkan untuk Paris–Roubaix oleh mantan pembalap professional Jean Stablinski,[35] yang juga bekerja di pertambangan di dalam hutan Arenberg.[36] Pertambangan ditutup pada tahun 1990 dan perlintasan ini kemudian dilestarikan. Meskipun berjarak hampir 100 km dari Roubaix, bagian ini umumnya terbukti menentukan dan seperti yang dikatakan Stablinski,

Paris–Roubaix tidak dimenangkan si Arenberg, namun dari sini kelompok para pemenang telah terpilih.[37]

Sebuah peringatan untuk Stablinski berdiri di salah satu ujung jalan.[38]

 
Paris - Roubaix 2013, Hutan Arenberg

Diperkenalkan pada tahun 1968, lintasan ini ditutup dari tahun 1974 hingga 1983 oleh Office National des Fôrets. Hingga tahun 1998 jalan masuk menuju batuan Arenberg sedikit menuruni bukit, membuat adu cepat untuk memperoleh posisi terbaik. Lintasan tersebut dibalik pada tahun 1999 untuk mengurangi kecepatan. Hal ini diakibatkan oleh kecelakaan yang dialami oleh Johan Museeuw pada tahun 1998 sebagai pemimpin World Cup, yang hampir mengorbankan kakinya karena gangren. Pada tahun 2005 Trouée d'Arenberg tidak dipakai, penyelenggara mengatakan kondisinya telah menurun melebihi batasan keselamatan. Tambang yang ditinggalkan menyebabkan bagian tersebut amblas. Konsili regional dan lokal[n 6] menghabiskan dana sebesar €250.000[39] untuk meninggikan jalan hingga 50 cm untuk mengembalikan lebar lintasan menjadi tiga meter dan balapan tetap menggunakan lintasan tersebut.[40] Pembalap Italia Filippo Pozzato berkata setelah mencoba jalan setelah diperbaiki:

Ini merupakan definisi sebenarnya dari neraka. Jalan ini sangat berbahaya, terutama di kilometer pertama saat kami memasukinya dengan kecepatan lebih dari 60km/j. Ini tidak dapat dipercaya. Sepeda berjalan di semua sisi. Ini merupakan tontonan yang menarik tapi saya tidak tahu apakah penting untuk mengharuskan kami melewati jalan ini.[39]

Pada tahun 2001 seorang pembalap Prancis, Philippe Gaumont, mematahkan tulang pahanya setelah jatuh di awal dari Trouée saat memimpin peloton.[39] Dia berkata:

Apa yang saya alami, hanya saya yang benar-benar tahu. Tempurung lutut saya benar-benar bergeser ke kanan, sebuah gumpalan darah terbentuk di kaki saya bersama dengan tulang yang patah, tanpa bisa saya gerakkan. Dan rasa sakitnya, sakit yang tidak ingin dialami setiap orang. Dokter bedah meletakkan sebuah penyangga besar [un gros matériel] di dalam kaki saya, karena tulang telah bergeser terlalu banyak. Mematahkan tulang sendiri selalu menjadi hal yang serius, apalagi patahan terbuka dalam atlet yang sedang berolahraga, yang berarti sobekan pada otot. Dengan detak jantung 180 kali [satu menit di jantung],terdapat sejumlah besar darah yang terpompa, yang berarti kaki saya penuh dengan darah. Saya bersyukur bahwa arteri tidak tersentuh.[41]

Gaumont menghabiskan satu setengah bulan di tempat tidur tanpa mampu bergerak, dan dilengkapi dengan penyangga sepanjang 40 mm yang dipasang di atas lutut, dan di ujung tulang paha, dengan skrup sepanjang 12 mm.

Kategori jalan      . Jalanan berbatu ini sangat sulit dilalui karena ketidakteraturannya. Banyak penggemar yang mengambil batuan paving sebagai cenderamata sehingga Amis de Paris–Roubaix harus menggantinya setiap tahun.[31][32][33]

 
Joost Posthuma (Paris–Roubaix 2008)

16 - Hornaing menuju Wandignies-Hamage

sunting

Panjang - 3.700m.

Pertama digunakan pada tahun 1983, panjang keseluruhan yang digunakan saat ini pertama digunakan pada tahun 1988. Panjang lintasan 2.900m digunakan oleh Tour de France pada tahun 2004. Jalan ini merupakan jalan D130. Jalan ini turun dari 23 hingga 17m dengan bentuk L. Lintasannya datar, dimulai dengn 800m jalan lurus, diikuti dengan tikungan ke kanan di dekat dua châteaux, kemudian garis lurus sepanjang 2.900m menuju Wandignies-Hamage.

Kategori jalan    . Dalam kondisi bagus.[31][32][33]

15 - Warlaing menuju Brillon

sunting

Panjang - 2.400m.

Pertama digunakan pada tahun 1983. Jalan ini merupakan jalan D81, dengan ketinggian 17m di setiap ujung jalannya, membentuk huruf L. 400m pertama adalah jalan lurus, kemudian tikungan ke kanan diikuti oleh jalan lurus sepanjang 2 km.

Kategori jalan    . Pada awalnya dalam kondisi bagus kemudian diikuti dengan bagian yang amblas.[31][32][33]

14 - Tilloy-lez-Marchiennes menuju Sars-et-Rosières

sunting

Panjang - 2.400m.

Pertama digunakan pada tahun 1980 namun hanya 1.400 km pertama. DIgunakan dengan panjang keseluruhan saat ini sejak tahun 1982. Sebuah bagian berbentuk L dari jalan D158b dengan dua tikungan ke kanan 90-derajat dan satu tikungan ke kiri 90-derajat. Dimulai pada ketinggian 18m dan berakhir di ketinggian 19m.

Kategori jalan    . Dalam kondisi bagus dan dirawat secara teratur. Kadang kala berlumpur karena digunakan oleh traktor.[31][32][33]

 
Michail Ignatiev, Paris–Roubaix, 2008

13 - Beuvry-la-Forêt menuju Orchies

sunting

Panjang - 1.400m.

Pertama digunakan pada tahun 2007. Bagian ini dibuat khusus untuk balapan, 700m jalan berbatu ditambahkan dengan 700m yang sudah ada sebelumnya. Bagian ini dinamai untuk menghormati Marc Madiot pada tahun 2007. Bagian ini menanjak sedikit pada paruh pertama dan kemudian datar.

Kategori jalan    . Dalam kondsi bagus, meskipun permukaan jalan dijelaskan sebagai "kacau" pada bagian pertama.[31][32][33]

12 - Orchies, chemin des Prières, dan chemin des Abattoirs

sunting

Panjang - 1.700m.

Pertama digunakan pada tahun 1980. 600 m terakhir digunakan dengan arah kebalikan dar penggunaan pertama tahun 1977. Bagian ini berbentuk L, 1.100m pertama datar dan 600m berikutnya sedikit menanjak.

Peringkat jalan    . Dalam kondisi bagus, sedikit berlumpur di awal, tidak teratur di 600m terakhir.[31][32][33]

11 - Auchy-lez-Orchies menuju Bersee

sunting

Panjang - 1.200m.

Pertama digunakan pada tahun 1980. Bagian kedua, Nouveau Monde, tidak dilewati pada tahun 2007 dan 2008 karena kondisi batuan paving yang buruk, tetapi bagian ini telah diperbaiki dan digunakan kembali pada tahun 2009.[42] Bagian ini menanjak dari 40 hingga 54m. Bagian ini hampir datar dan membentuk sebuah lengkungan.

Peringkat jalan    . Dalam kondisi tetap, meskipun tidak teratur dan sulit di bagian kedua.[31][32][33]

10 - Mons-en-Pévèle

sunting

Panjang - 3.000m

Pertama digunakan pada tahun 1978. Panjang keseluruhan 3.000m menanjak dari ketinggian 53m ke 63m. Jalan ini diawali dengan turunan sejauh 300m dengan kemiringan 2% menuju Penanda Ruisseau La Petite pada ketinggian 47m. Kemudian diikuti dengan tanjakan sejauh 800m dengan pertambahan 3m. Sebuah tikungan 90 derajat ke kanan menuju rue du Blocus menunjukkan sebuah jalan luruh sejauh 800 m yang turun 2m dan membawa pembalap ke tikungan 90 derajat ke kiri yang sulit dan berlumpur menuju ruelle Flamande. 1.100m terakhir dari ruelle Flamande dan Chemin de Randonnée Pédèstre menanjak 16m menuju Mérignies.

Mons-en-Pévèle, (50°29′31″N 3°07′05″E / 50.492°N 3.118°E / 50.492; 3.118), adalah bagian jalan berbatu ke-10 sebelum garis finish. Jalur sepanjang 3.000m ini memiliki kategori jalan tertinggi, bintang lima. Jalan ini berada di kota Mons-en-Pévèle. Jalur ini menjadi salah satu kunci, satu dari yang tersulit dan berada di dalam 50 km sebelum garis finish. Jalur ini digunakan setiap tahun sejak tahun 1978, kecuali tahun 2001.Pada tahun 1997, 2000, 2002 dan 2003, hanya 1.100m pertama yang digunakan.

Pada tahun 2008, serangan Stijn Devolder pada bagian in turut berkontribusi dalam kemenangan Tom Boonen, rekan timnya dari Quick Step.

Kategori jalan      . KOndisi bagus pada 1.100m pertama, kemudan semakin memburuk, diikuti oleh 1.100m terakhir yang penuh lumpur dari perkebunan.[31][32][33]

9 - Mérignies menuju Pont à Marcq

sunting

Panjang - 700m.

Pertama digunakan pada tahun 1981. Jalan ini bernama rue de la Rosée. Jalan ini menanjak dar ketinggian 35 ke 37m, dan hampir lurus.

Kategori jalan   . Kondisi bagus.[31][32][33]

8 - Pont Thibaut menuju Ennevelin

sunting

Panjang - 1.400m.

Pertama digunakan pada tahun 1978. Sebuah jalan datar berbentuk L ganda dengan dua tikungan 90 derajat ke kiri.

Kategori jalan    . KOndisi bagus namun berlumpur pada 1.000m pertama, kemudan sulit di bagian akhir, peskipun perbaikan terus dilakukan.[31][32][33]

7 - Templeuve — Le Moulin de Vertain

sunting

Panjang - 200m.

Pertama digunakan pada tahun 1992. sebuah jalan lurus naik 2m.

Kategori jalan  . Jelek di awal, kemudian bagus.[33]

Panjang - 500m.

Pertama digunakan pada tahun 2002. Bagian ini, tertutupi tanah, digali untuk balapan ke-100. Jalanan ini turun dalam garis lurus.

Kategori jalan    . Sebuah bagian pendek dengan batuan yang sulit untuk dilalui.[31][32][33]

 
Imanol Erviti, 2008

6 - Cysoing menuju Bourghelles menuju Wannehain

sunting

Panjang - 1.400m.

Pertama digunakan pada tahun 1981. Sejak tahun 2006 jalur ini juga meliputi jalur sepanjang 300m yang mengarah menuju Bourghelles. Dikenal sebagai bagian Duclos-Lassalle, jalan ini datar dan berbentuk L, naik secara bertahap, turun, naik dan kemudian menurun lagi menuju garis finish d ketinggiannya 44 m.

Kategori jalan     . Dalam kondisi bagus di 700m pertama, buruk pada 300m berikutnya menuju tikungan ka arah kanan, dan bagus kembali di 300m terakhir.[33]

Panjang - 1.100m.

Petama digunakan pada tahun 1992. Sedikit tanjakan diikuti dengan sedikit turunan.

Kategori jalan     . Berada dalam kondisi cukup bagus pada awalnya dan kemudian sulit pada paruh kedua karena permukaan yang tidak teratur. Sebagian dipaving kembali dengan batuan dar jalan yang lama di Péronne-en-Mélantois yang diambil oleh pihak Paris–Roubaix pada tahun 1950an.[31][32][33]

5 - Camphin-en-Pévèle

sunting

Panjang - 1.800m.

Pertama digunakan pada tahun 1980. Berbentuk L, menurun dari 52 ke 50m. Tkungan ke arah kanan di tengah jalur sulit karena dipenuhi lumpur.

Kategori jalan     . Umumnya batuan terputus-putus namun menjadi buruk pada 300m terakhir.[31][32][33]

4 - Camphin-en-Pévèle menuju Carrefour de l'Arbre

sunting

Panjang - 2.100m.

Pertama digunakan pada tahun 1980. Seluruh bentuk L naik dari ketinggian 48 ke 51m. Datar sepanjang 1.200m, kemudian diikuti tikungan ke kiri yang sulit dan sedikit tanjakan.

Le Carrefour de l'Arbre (atau Pavé de Luchin) adalah jalanan berbatu keempat sebelum garis finish di Roubaix. Jalan sepanjang 2,1 km ini mendapat kategori tingkat kesulitan terberat, yaitu bintang lima. Persimpangan (carrefour) ini adalah sebuah tanah terbuka di antara Gruson dan Camphin-en-Pévèle. 50°35′N 3°14′E / 50.59°N 3.23°E / 50.59; 3.23 Rute ini meninggalkan ke arah barat dari Camphin-en-Pévèle sepanjang rue de Cysoing mengarah ke Camphin de l'Arbre. Paruh pertama adalah deretan tikungan, kemudian diikuti batuan tak beraturan yang mengarah ke Luchin. Paruh kedua berakhir di restoran Café de l'Arbre dan memiliki batuan lebih banyak. Sebuah tikungan tajam mengarak ke kanan nenandakan awal dari bagian 3, meskipun kadang kala dimasukkan dalam bagian 4.

Carrefour de l'Arbre / Pavé de Luchin sering kali terbukti menjadi penentu. ini karena kedekatannya dengan Roubaix (15 km) dan memiliki tingkat kesulitan tinggi, meskipun kadang dianggap lebih mudah daripada Trouée d'Arenberg. Pemimpin di bagian ini memiliki peluang tinggi untuk menjadi pemenang di velodrome, seperti yang dilakukan oleh Fabian Cancellara pada tahun 2006 dan Stuart O'Grady pada tahun 2007. Sebagai tempat terakhir di mana serangan menjadi sangat penting, tempat ini populer bagi para penonton.

Kategori jalan      . Bergantian antara jalan yang baik dan buruk. Bagian sebelum tikugan yang mengarah ke restoran sangat buruk dan sulit untuk dilewati.[33]

3 - Le Carrefour de l'Arbre menuju Gruson

sunting
 
Paruh kedua dari bagian 4, Le Carrefour de l'Arbre, mengarah ke Cafe de l'Arbre
 
Frederik Willems dan Filippo Pozzato dari Team Liquigas memasuki 'Carrefour de l'Arbre' pada tahun 2008

Panjang - 1.100m

Pertama digunakan pada tahun 1978. Bagian ini turun dari 50m ke 45m dalam sebuah garis lurus.[33] Jalan ini termasuk dalam tahapan ketiga dari Tour de France 2004 antara Waterloo dan Wasquehal.[31]

Kategori batuan   [31][32]

2 - Hem

sunting

Panjang - 1.400m

Bagian ini dipercaya pertama digunakan pada tahun 1968 namun kemungkinan juga digunakan mulai tahun 1950an. Sebuah bagian sulit naik dari 25m menuju 30m. Selalu diganggu oleh angin. Pada tahun 2004, Johan Museeuw mengalami pecah ban pada bagian ini, yang membuat dia kehilangan kesempatan untuk bersaing di jalur terakhir.[31]

Kategori jalan  . Berada dalam kondisi cukup bagus, kadang kala terbagi, tetapi umumnya pembalap berrusaha menggunakan segaris beton di sisi sebelah batuan, meskipun apabila mereka terjebak di lubang akan mengalami pecah ban.[31][32][33]

1 - Roubaix, Espace Charles Crupelandt — jalan berbatu terakhir

sunting

Panjang - 300m

Jalur berbatu terakhir sebelum velodrome dinamai sesuai dengan pembalap lokal, Charles Crupelandt, yang memenangkan lomba pada tahun 1912 dan 1914. Penyelenggara dari Tour de France, Henri Desgrange, memperkirakan dia akan memenangkan balapan tersebut. Crupelandt kemudian pergi berperang dan kembali sebagai pahlawan, dengan memperoleh Croix de Guerre. Tiga tahun kemudian, dia bermasalah dengan hukum dan dinyatakan bersalah di pengadilan. Union Vélocipédique melarang dia seumur hidup, kemungkinan karena pengaruh dari lawannya di balap sepeda.[33][43]

Crupelandt membalap kembali namun terdaftar dalam asosiasi bersepeda tidak resmi, di mana dia memnangkan kejuaraan nasional pada tahun 1922 dan 1923. Dia meninggal pada tahun 1955, dalam kodisi buta dan kedua kakinya diamputasi.

Bagian ini, turun dari ketinggian 32m ke 27m, secara tidak resmi disebut sebagai 'Chemin des Géants,' [Jalan Para Raksasa]. Jalan ini pertama digunakan pada tahun 1996, khusus dibangun untuk memperingati 100 tahun balapan tersebut dengan meletakkan sebaris jalan berbatu yang halus di tengah jalan raya bernama Alfred Motte. Lingkaran di tengah batuan berisi nama para pemenang balapan, yang biasa dijuluki para raksasa.[31]

Kategori jalan  . Kondisi sangat bagus.[31][32]

Finish

sunting
 
750m terakhir adalah vélodrome di Roubaix

Garis finish hingga tahun 1914 adalah di jalur asli di Croix, di mana klinik Parc sekarnag berdiri. Terdapat beberapa garis finish hingga saat ini:[44]

  • 1896–1914: Rue Verte/route d'Hempempont, Croix, Roubaix
  • 1919: avénue de Jussieu, Roubaix, behind the dairy
  • 1920–1921: Stadium Jean Dubrulle, Roubaix
  • 1922–1928: avénue des Villas (sekarang avénue Gustave Delory), Roubaix
  • 1929: Stade Amédée Prouvost, Wattrelos
  • 1930–1934: avénue des Villas, Roubaix
  • 1935–1936: Jalur berkuda Flandres, Marcq
  • 1937–1939: avénue Gustave Delory (sebelumnya avénue des Villas), Roubaix
  • 1943–1985: Roubaix Velodrome
  • 1986–1988: avenue des Nations-Unies
  • 1989–sekarang: Roubaix Velodrome

Balapan dipindahkan ke velodrome saat ini pada tahun 1943, dan sejak saat itu terus digunakan kecuali pada tahun 1986, 1987 dan 1988 di mana garis finishnya di Jalan des Nations-Unies, di luar kantor dari La Redoute, perusahaan pengiriman surat yang membiayai balapan.[45]

Ruang shower di dalam velodrome unik karena kotak beton rendah terbuka dengan tiga sisi tembok, masing-masing ditempeli dengan plakat perunggu berisi nama-nama para pememnang. Termasuk juga Peter Van Petegem, Eddy Merckx, Roger De Vlaeminck,[46] Rik van Looy dan Fausto Coppi.[47]

Saat saya berdiri di ruang shower di Roubaix, saya sebenarnya mulai mempersiapkan diri untuk tahun depan.

Sebuah plakat peringatan di jalan 37 Gustave Delory digunakan untuk menghormati Émile Masson Jr., pembalap terakhir yang memenangkan balapan di sana.

Sepeda

sunting

Paris–Roubaix memberikan sebuah tantangan teknis bagi pembalap, anggota tim, dan peralatannya. Rangka dan roda khusus sering digunakan. Beberapa sepeda memiliki roda lebih lebar, rem kantilever, dan rem bersepatu ganda. Banyak tim menyebar personel sepanjang rute dengan roda, perlengkapan, dan sepeda cadangan untuk memberikan bantuan di tempat yang tidak dapat dijangkau mobil tim.

André Mahé, pemenang pada tahun 1948, menilai kekhusussan pada saat ini:

... [Pada tahun 1948] Kami mengendarai sepeda yang sama untuk sepanjang musim. Kami tidak harus mengganti mereka karena sepeda tidak sekeras sepeda modern. Rangka selalu bergerak sepanjang waktu. Saat saya melakukan serangan, saya dapat merasakan sambungan bawah berayun di bawah saya. Pada sisi yang lain kami melewati jalan berbatu lebih banyak. Orang-orang membicarakan mengenai jumlah jalan berbatu yang harus mereka lewati, tetapi saat mereka mencapai garis finish mereka kembali ke jalan beraspal.[19]

Namun para pembalap selalu melakukan eksperimen. Setelah Perang Dunia II banyak yang mencoba rangka kayu seperti yang digunakan pada masa awal balap sepeda. Francesco Moser membungkus setang sepedanya dengan sebaris gabus pada tahun 1970an. Gilbert Duclos-Lassalle dan Greg LeMond bereksperimen dengan suspensi pada garpu depan mereka pada tahun 1990an.[48]

Beberapa pembalap besar menerima rangka khusus untuk memberikan kestabilan dan kenyamanan yang lebih baik. Tom Boonen, menggunakan sebuah rangka sepeda Time dengan jarak sumbu roda lebih panjang untuk pertama kalinya sekaligus memenangkan balapan tahun 2005 dan terus menggunakan sepeda dengan jarak sumbu roda yang lebih panjange.[49][50] George Hincapie menggunakan sebuah rangka yang dilengkapi dengan elastomer setebal 2 mm yang diselipkan di atas dudukan sadel. Pembuat menyatakan bahwa benda itu menyerap hampir semua getaran di jalanan berbatu. Sepeda Trek miliki Hincapie tidak berhasil pada tahun 2006: tongkat kemudi aluminiumnya patah pada 46 km tersisa, dan kecelakaan ini mencederai bahunya.[51][52]

Sepeda yang digunakan oleh Peter Van Petegem pada tahun 2004 adalah Time. Jarak antara dudukan bawah dengan poros belakang adalah 419 mm dibandingkan kondisi normal 403. Jarak antara dudukan bawah dan sambungan depan adalah 605 mm dibandingkan 600 mm. Kedalaman dari garpu depan dalah 372 mm dibandingkan 367.5 mm Garpu digunakan untuk menyangga ban setebal 28 mm.[23]

Jalanan yang jelek menyebabkan seringnya pecah ban. Sebuah armada pembantu yang terdiri dari empat sepeda motor dan empat mobil menyediakan ban cadangan bagi pembalam tanpa membedakan tim.[53] Yves Hézard dari Mavic, perusahaan perlengkapan yang menyediakan fasilitas ini berkata:

Setiap tahun kami mengganti lebih sedikit roda, karena roda dan ban semakin lama semakin bagus. Sekarang kami mengganti sekitar 20 roda. Lima tahun lalu, hal ini jauh lebih buruk — kami harus melakukan pergantian sekitar seratus roda. Jadi, pekerjaan kami menjadi lebih mudah — kecuali karena balapan sekarang secara umum menjadi lebh cepat, sehingga kami menjadi lebih di bawah tekanan. Setiap tahun selalu ada model gigi roda baru, rangka aluminium baru, rangka titanium baru, sehingga menjadi lebih sulit bagi kami untuk memberkan pelayanan netral. Kami memiliki daftar di dalam mobil siapa yang menggunakan Mavic atau Shimano atau Campagnolo; Saat seseorang mengalami pecah ban kami harus memikirkan banyak hal dalam satu waktu. Apakah sepeda ini memiliki rangka titanium, karbon, atau baja?

Les Amis de Paris–Roubaix

sunting

Les Amis de Paris–Roubaix – kawan dari Paris–Roubaix – adalah sebuah kelompok penggemar yang didirikan oleh Jean-Claude Vallaeys pada tahun 1983. Kelompok ini berbasis di Prancis namun membuka keanggotaannya untuk seluruh dunia. Kelompok ini berakar dari Paris–Roubaix Cyclo-Touriste pada tahun 1972. Pada tahun 1982 terdapat 7.242 peserta. Di sana dan event yang lain dibuat petisi untuk menyelamatkan jalan berbatu yang masih terssa yang ditandatangani oleh 10.000 orang. Jean-Claude Valleys, Jean-François Pescheux[n 7] dan Vélo-club de Roubaix, yang didirikan oleh Vallaeys pada tahun 1966, membentuk Les Amis de Paris–Roubaix pada tahun 1982 dalam sebuah pameran forografi di Maison du Nord-Pas de Calais[n 8] di Paris.

Tujuannya adalah mencari jalan berbatu yang cukup panjang untuk mempertahankan budaya dari balapan. Begitu banyak jalan yang telah dilapisi ulang pada saat itu, seperti yang dikatakn oleh penyelenggara, terdapat kekhawatiran bahwa balapan akan menjadi balapan cepat yang dimenangkan oleh sprinter bukan mereka yang berusaha keras untuk melewati rintangan berat. Alain Bernard, yang menggantikan Vallaeys, berkata: "Kami telah sukses dalam hal tersebut, Saat ini, asosiasi melakukan perawatan dari lintasan legenda, bekerja sama dengan administratur lokal untuk mempertahankan hal tersebut. Namun selain daripada itu, kami juga melakukan hal yang lain untuk melestarikan nilai dari balapan, membangun koleksi impresif dari dakumen, pertunjukan, mantan pemenang, dan kumpulan rute balapan."[21]

Les Amis menyatakan bahwa sudah telambat untuk menyelamatkan bagian Bersée, yang dihapus dari balapan karena kondisinya yang berbahaya pada tahun 2007. Situasi ini juga menjadi kritis, terutama di Pont Gibus di Wallers, di Mons-en-Pévèle, Pont Thibaut di Ennevelin, bagian batuan dari Duclos-Lassalle di Cysoing, dan di Camphin-en-Pévèle.

"Kehilangan mereka akan menjadi pukulan kerasi bagi Ratu Para Klasik," kata anggota asosiasi.[54]

Les forçats du pavé

sunting

Cuaca sering kali buruk bagi pembalap; dan ini sering kali menjadi lebih buruk bagi forçats du pavé (secara harafiah diterjemahkan sebagai 'narapidana batuan'), seperti yang mereka panggil[n 9] Pada bulan Maret 2008, "Les Amis" menulis pekerjaan mereka sebagai berikut:[55]

Sabtu 22 Maret, sebuah angin dingin bertiup di dataran Pévèle; bergantian dengan guyuran es, salju mencapir, dan hujan dingin. Bukan sebuah hari yang baik bagi seorang pengembara... Meskipun begitu, di kaki dari bukit Mons-en-Pévèle, siluet dari orang sibuk di tengah jalan berbatu yang becek. Punggung mereka menekuk menghadap tanah, mereka tanpa kenal lelah menggaruk tanah dengan alat primitif. DI sana terdapat lusinan orang — Sebuah kelompok pekerja dari masa lalu? Automatons? Pemburu harta karun?

Tidak, mereka merupakan anggota dari "Amis de Paris Roubaix", mencoba untuk membersihkan lumpur dan tanah yang menempel di batuan akibat pekerjaan pertanian. Itu merupakan bagian penting dari Paris–Roubaix dan tanpa intervensi mereka, balap sepeda klasik terbesar, yang akan diadakan beberapa hari kemudian, tidak akan terlaksana... Dan tanpa jalur berbatu tersebut, Paris–Roubaix akan menghilang, merampas salah satu event olahraga dunia yang paling ntens dan menantang. Ini yang mereka ketahui, dan mereka akan kembali lagi dua minggu sebelum balapan, jauh dari perhatian media dan awak yang akan segera berkumpul.

Hasrat yang mendorong mereka ke sana lebih kuat daripada cuaca buruk. Mereka tidak dapat melakukan apapun untuk melawan cuaca buruk. Mereka yang menjadi bawahan dari "Ratu Para Klasik" hanya memiliki satu ambisi — untuk membersihkan batuan sehingga saat hari para juara akan dimahkotai mereka dapat dengan bangga mengangkat trofi batuan tinggi.

Catatan

sunting
  1. ^ Paris–Roubaix secara populer dikenal melalui istilah dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan sebagai 'sektor berbatu', tetapi ini merupakan salah kaprah karena sektor tersebut sebenarnya terbuat dari susunan batu paving, yang berbentuk balok, yang lebih halus dan aman dibandingkan dengan batuan sebenarnya (umumnya berupa kerikil bulat untuk pengisi aspal kota). Artikel ini tetap mencantumkan istilah 'batuan' namun akan melakukan klarifikasi bila dianggap relevan.
  2. ^ Gereja Katolik Roma menolak balapan diadakan pada minggu paskah, siapa dan pada tingkat apa dari gereja yang mengajukan keberatan tersebut tidak tercatat dalam sejarah.
  3. ^ Pada tahun 2004 Les Amis de Paris-Roubaix menandai kemenangan Garin di even Paris-Roubaix dengan meletakkan sebuah batu baving — sebuah piala tradisional bagi pemenang balapan, di atas makamnya. Lihat "Hommage à Maurice Garin" (dalam bahasa French). Les Amis de Paris-Roubaix. 2004-03-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-12. Diakses tanggal 2014-08-01. 
  4. ^ Balap Bordeaux–Paris tetap menggunakan penarik hingga tahun 1985.
  5. ^ Francesco Moser (1978, 1979, 1980) dan Sean Kelly (1984, 1986) menang dengan melakukan serangan di Mons-en-Pévèle. Pemenang umumnya merupakan tiga orang pertama yang meninggalkan jalan berbatu di Mons.
  6. ^ Konsili regional dan lokal adalah — The Conseil Général du Nord dan the Communauté de la Porte du Hainaut
  7. ^ Jean-François Pescheux sekarang menjadi penyelenggara dari Paris–Roubaix
  8. ^ La Maison adalah gabungan dari kamar dagang, organisasi pelobi dan kantor pariwisata.
  9. ^ 'Les forçats du pavé' adalah sebuah referensi bai artikel koran maupun buku yang ditulis oleh Albert Londres yang menjelaskan pembalap Tour de France yang bekerja keras di forçats atau pekerja paksa de la route.

Referensi

sunting
  1. ^ Matt Seaton (2006-04-05). "I'm talking total cobbles". The Guardian. Diakses tanggal 2007-09-01.  [pranala nonaktif]
  2. ^ Hood, Andrew (2009-04-06). "Racing this week — Of txapelas and pavé". VeloNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-10. Diakses tanggal 2009-06-23. 
  3. ^ "Document 2 : Une Course célèbre et légendaire..." Association Généalogique des Familles Vienne. 2008-02-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-14. Diakses tanggal 2014-07-31. 
  4. ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p13
  5. ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p14
  6. ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p17
  7. ^ Sergent, Pascal (trans Yates, Richard), A Century of Paris-Roubaix, Bromley Books, UK, ISBN 0-9531729-0-2
  8. ^ Voix du Nord, France, 10 April 2004
  9. ^ Anthony Tan (2006-04-16). "The real Hell of the North". Cyclingnews. Diakses tanggal 2007-09-05. 
  10. ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p18
  11. ^ Chany, Pierre (1988), La Fabuleuse Histoire de Cyclisme, Nathan, France, vol 1, p157
  12. ^ Menurut Chany
  13. ^ "Easter Dating Method". Astronomical Society of South Australia. April 2002. 
  14. ^ "Hommage à Maurice Garin" (dalam bahasa French). Les Amis de Paris-Roubaix. 2004-03-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-12. Diakses tanggal 2014-08-01. 
  15. ^ Het Laatste Nieuws, Belgium, 21 April 2004
  16. ^ Sergent, Pascal (1997), trans Yates, Richard., A Century of Paris-Roubaix, Bromley Books, UK, ISBN 0-9531729-0-2
  17. ^ Sergent, Pascal (1997), trans Yates, D., A Century of Paris-Roubaix, Bromley Books, UK, ISBN 0-9531729-0-2
  18. ^ a b c Les Woodland (2006-04-06). "Tales from the peloton, The real Hell of the North". Cyclingnews. 
  19. ^ a b Procycling, UK, 2007
  20. ^ Cited Augendre, Jacques, Vélo-légénde, France, undated cutting
  21. ^ a b "Acceuil". Les Amis de Paris-Roubaix. 
  22. ^ Roubaix berhubungan dengan Lille
  23. ^ a b Vélo, France, April 2004
  24. ^ "History feature". Official Paris-Roubaix site. 
  25. ^ Sergent, Pascal (1989), Chronique d'une Légende: Paris Roubaix, Flandria Nostra, Belgium
  26. ^ a b Schroeders, Fer (1999), Les Classiques du 20e Siècle, Éditions De Eeclonaar, Belgium, ISBN 90-74128-58-0, p108
  27. ^ Ben Atkins (2006-06-21). "Roubaix @ Roubaix — Specializing in cobbles". Cyclingnews. Diakses tanggal 2007-09-01. 
  28. ^ "Paris-Roubaix 2005". letour.fr. 2005-04-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-27. Diakses tanggal 2007-09-05. 
  29. ^ "A New King for the Queen of Classics?". Le Tour de France. 2007-04-10. Diakses tanggal 2007-09-01. 
  30. ^ "51,5 Km of cobblestones: The notes" (PDF). www.letour.fr. 2011-04-10. Diakses tanggal 2008-04-08. 
  31. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac Description of Paris-Roubaix cobbled sectors by cyclingnews.com
  32. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y "52,8 Km of cobblestones: The notes" (PDF). www.letour.fr. 2008-04-07. Diakses tanggal 2008-04-08. 
  33. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab "Les Amis de Paris-Roubaix, PDF Dossier" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-10-31. Diakses tanggal 2014-08-15. 
  34. ^ "Les pavés classés de Paris-Roubaix". Radio Television Belgium RTBF. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-19. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  35. ^ L'Équipe, 23 July 2007
  36. ^ L'Équipe, 24 July 2007
  37. ^ John Stevenson (2004-04-11). "Tales from the pavé on the road to Roubaix". Cyclingnews. 
  38. ^ "Video of the inauguration of the memorial to Jean Stablinski". La Voix Des Sports. 
  39. ^ a b c L'Équipe, France, 8 April 2006
  40. ^ Bouvet, P. Callewaert, P. Gatellier, J. Laget S. (2006), p.54-55.
  41. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Vélo, France, uncut
  42. ^ "Return of the Bersée sector". Letour.fr. 2009-03-04. Diakses tanggal 2009-06-16. 
  43. ^ "Destins de Wattrelosiens: Charles Crupelandt" (dalam bahasa French). Ville de Wattrelos. 
  44. ^ Dossier de Presse, journée organisée en l'honneur d'Émile Masson, les Amis de Paris-Roubaix, France
  45. ^ . Belgium. Het Laatste Nieuws. 21 April 2004.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  46. ^ Gregor Brown (2008-04-08). "106th Paris-Roubaix - 1.HC, Hell's pavé strike its rhythm". Cyclingnews. 
  47. ^ "Big Chainring Ride Around Lago di Garda". Italian Cycling Journal. 2007-04-15. 
  48. ^ Cited L'Équipe, 11 April 2004
  49. ^ Brecht Decaluwé (2008-04-12). "Boonen and Devolder lead Quick Step into hell". Cyclingnews. 
  50. ^ Ben Delaney (2008-06-27). "Specialized Roubaix SL2 goes wide". VeloNews. 
  51. ^ Andrew Hood (2006-04-09). "Paris-Roubaix; Fabian the giant killer". VeloNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-14. Diakses tanggal 2014-08-23. 
  52. ^ "The bikes of Hell: After Roubaix". Cyclingnews. 2006-04-14. 
  53. ^ "Special Rules". www.letour.fr. 2007. Diakses tanggal 2007-09-01. 
  54. ^ "Paris Roubaix 2008 : En Haute du Pave..." (PDF). Les Amis de Paris Roubaix. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-07-03. Diakses tanggal 2014-08-26. 
  55. ^ "Travaux 2008" (dalam bahasa Prancis). Lesamisdeparisroubaix.com. 2008-11-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-28. Diakses tanggal 2010-03-24. 

Bacaan

sunting

Pranala luar

sunting